Kisah Si Putri Ular Panjang

Kisah Si Putri Ular Panjang

Pagi ini, entah kenapa aku merindukan sebuah kota dimana aku pernah menempuh sekolah yang bernama Taman Kanak-Kanak. Aek Kanopan, sebuah kota kecil disalah satu Kabupaten Sumatera Utara. Aku ingat itu adalah masa aku masih menonton televisi hitam putih, pertama kalinya mamak membeli sebuah tape dengan kaset Madu dan Racun, dan ketika kami ingin menonton video Google V maka aku dan abangku harus menumpang ke rumah seorang camat di masa itu.

Lalu rumah kami pun masih semi permanen, dindingnya separuh terbuat dari semen sedangkan setengah lagi kebagian atas masih dari kayu, suasana kampung banget, setiap pagi aku, adik dan abang ku bangun tidur, maka kami akan ke depan teras rumah duduk sambil mengisap dot kami, menatap langit dan aku memegang udel ku, kegiatan itu selalu kami lakukan sebelum mandi pagi. Di depan kami melakukan ritual itu ada sebuah rumah seorang nenek yang hidup sebatang kara, jelas aku tak paham saat itu, yang aku tahu adalah dia hidup sendirian. Mamak sering mengantar makanan ke nenek tersebut. Sehari-hari nenek itu ke sawah dan selalu membawa tas anyaman pandan berwarna coklat muda, didalamnya ada mukenah (telekung bahasa daerahnya), sajadah dan arit untuk merumput. Tas itu selalu di cantolnya disebuah pohon yang berada didepan sawah garapannya.






Hingga suatu senja ketika hendak melakukan Sholat Ashar, nenek itu dikejutkan dengan kehadiran seekor ular kecil, lalu nenek itu melepaskan ular kecil ke tengah sawah "hiduplah jauh" begitu nenek berucap. Lalu matahari hampir tenggelam nenek pun beranjak pulang. Selepas mandi nenek bersiap melakukan sholat maghrib, dan betapa kagetnya nenek ketika membuka lipatan mukenah nya ternyata ular kecil itu ada disana, ahh nenek lantas berkata "ohh rupanya kau mau hidup bersamaku", lalu nenek pun mengambil sebuah botol dengan ranting kayu, ular kecil itu di letakkannya disana, dan esoknya ketika nenek bangun di pagi hari, betapa terkejutnya nenek mendapati botol sudah pecah dan bola matanya terbelalak, mulutnya menganga namun terkunci, dihadapannya kini ada seekor ular yang berukuran hampir sepanjang 30 cm, dan itu adalah ular kecil sebesar jari kelingking yang ditemuinya kemarin sore. Bagaimana bisa dalam semalam ular kecil itu tumbuh menjadi hampir 4x lipat ? Nenek harus melanjutkan aktivitas pagi dan ular itu dimasukkan kesebuah peti kayu, dan sore harinya nenek pulang ke rumah dan ular itu masih di peti kayu.

Menjelang tengah malam, nenek ingin melakukan sholat malam, berjalan menuju kamar mandi untuk menimba air dari sumur yang akan digunakan berwudhu, namun apes nenek terpeleset dan jatuh, merintih kesakitan dan tak ada seorangpun yang datang menolong dirinya. Tetiba ular dalam peti mendekatinya, lidahnya menjulur-julur, perlahan mendekati tubuh nenek, dan dari ujung kaki sampai ke kepala ular itu menjilati tubuh nenek, dan ajaib nenek menjadi bisa berdiri dan rasa sakit tak ada lagi. Nenekpun berterima kasih kepada sang ular dan melanjutkan ibadah sepertiga malam, dan menjelang shubuh matanya mengantuk berat dan diapun tertidur. Dalam tidurnya dia bermimpi dihadapannya ada seorang putri berparas cantik, dan bercahaya. Putri itupun berbicara kepada nenek "nenek terima kasih sudah memberi tempat tinggal yang nyaman" Aku adalah ular yang nenek bawa dari sawah, dan tadi aku sudah mengajarkan nenek bagaimana cara mengurut, jadikanlah itu untuk mendapatkan uang, besok tak usah ke sawah lagi. Nenek masih bengong dan kaget, sang putri memberi titah "nek tolong buatkan kandang untukku sepanjang rumah nenek, mulai dari dapur sampai ke depan sehingga membentul letter L. Lalu nenek terbangun mendengar suara adzan shubuh, nenek langsung melihat ular didalam peti dan masih ada disana. Pagi itu nenek tidak berangkat ke sawah, nenek mendatangi seorang guru mengaji dan menceritakan apa yang dialaminya.

Siang itu beberapa tukang membuat kandang persis seperti titah sang putri dalam mimpi nenek, dan malamnya nenek tidur dan paginya bangun dengan teriakan. Aku, adik dan abangku mengikuti mamak yang berlari ke depan rumah dan disana sudah ramai tetangga, dan semuanya kaget mendapati rumah nenek dengan kehadiran ular panjang , aku melihat seluruh kandang dari dapur ke bagian ruangan tamu berisi badan ular yang sangat panjang. Dan nenekpun menceritakan asal mula kehadiran ular itu dan sejak itu kami memanggilnya "Putri Panjang".

Sejak saat itu nenek tak pernah ke sawah, setiap hari rumahnya banyak dikunjungi pasien patah tulang, keseleo atau sakit apapun. Konon nenek bisa mengobati berkat si Putri Panjang. Hingga suatu hari nenek sakit, dan 3 hari kemudian nenek meninggal lalu urusan si Putri Panjang menjadi tanggung jawab bersama tetangga, 3 hari kemudian si Putri Panjang tak mau makan dan esok harinya si Putri Panjang sudah tak bernyawa. Kamipun menguburkan si Putri Panjang didekat kuburan nenek, aku ingat tubuhnya disusun melilit ke atas melebihi tinggiku saat itu yang berusia 6 tahun.

Sekarang entah kisah itu masih terdengar atau tidak, aku tak pernah tahu yang pasti kisah ini nyata saat aku kecil suka bermain ke rumah nenek dan aku duduk diatas kandang si putri panjang, apakah teman pernah memiliki kisah seperti ini ?





4 Komentar

  1. brasa gak percaya membacanya... dan seperti sebuah dongeng.....

    tapi dengan label true story..aku harus percaya.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya untungnya aku memang mengalaminya, mamak yang lebih kenal nenek itu kalo aku cuman sebtasa mengingat suka duduk diatas kandangnya melihat badannya yang panjang

      Hapus
  2. awal baca judul aku pikir ini mau nulis dongeng, kebetulan aku udh keabisan stok ceritain anakku mbak :D.. tp ini kisah nyata?? seriusss?? aku seumur2 blm prnh nemuin yg begini ... tapi ttp bisa ini aku jdiin cerita utk anakku mbak :)

    ga kebayang aku itu ular sepanjang apa yaa... kyk anaconda di film itu kali yaa

    BalasHapus

Komen ya biar aku tahu kamu mampir