Jangan Minta Traktir dari Teman yang Menang Lomba

Jangan Minta Traktir dari Teman yang Menang Lomba

Tulisan ini terinspirasi oleh artikel lama yang bercerita kenapa enggak boleh meminta oleh-oleh dari teman yang sedang berlibur. Lalu aku pikir fenomena ini hampir sama di dunia perbloggeran atau bidang lainnya. Misal ada teman dapat bonus, teman naik gaji, teman ulang tahun dan sebagainya, yah meski itu hanya candaan enggak sampai kemana sih tapi menurutku memang ada baiknya ketika seorang teman memberitahukan di social media nya bahwa dia habis menang lomba dengan hadiah bla..bla ada baiknya sih enggak usah komen "traktir donk" atau "bagi dong". Untungnya sih di lini masa ku enggak ada yang begitu, alhamdulillah blogger-blogger selalu ikutan bahagia, bahkan mendoakan untuk keadaan yang lebih baik.

Bukan..bukan karena aku keberatan, bukan juga aku habis mengalaminya No! Karena akupun masih kerap kok komen sekedar meramaikan candaan, namun pernah kah teman-teman berpikir candaan itu bisa menjadi beban buat teman kita tersebut ? Well, iya kita bukan meminta beneran, tapi bagi yang diminta ternyata ada beban tersendiri. Aku pernah merasakannya, bukan ucapan dari teman blogger sih tapi lebih dari teman sejawat ku.

Pixabay.com

Aku menjadi blogger awalnya memang karena suka, kemudian setelah bisa menghasilkan dan keadaan ku berubah juga dari yang single kini memiliki keluarga kecil. Fee menulis yang tadinya buat beli aksesoris tak menentu kini berganti menjadi yang paling ditunggu untuk sekedar membeli susu atau popok di pertengahan bulan menunggu gajian berikutnya. Iya gaji kantorku itu memang sepuluh koma, begitu tanggal sepuluh langsung koma haha. Uang dari hasil ngeblog ngebantu banget untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga kami jadi hal yang paling aku bete kan adalah ketika ada yang bilang "udah sih lu enggak usah ribut nanya kapan dibayar, anggap saja tabungan", duh langsung lemas dengar nasihat yang berfaedah begitu.




So salah satu penghasilan blogger selain dari fee yang di dapat karena tulisannya ada satu sumber  lain dan biasanya jumlah bisa jadi lebih besar dari fee satu artikel, yaitu hasil dari door prize dan menang lomba. Aku banyak ikut lomba karena memang mengharapkan hadiah nya. Dari sekedar ngincar benda sampai memang butuh rupiah nya. Namun bagaimanapun susah mendiamkan untuk tak memberikan pengumuman di sosmed, selain ada yang mention akupun butuh publikasi untuk ngabarin dunia "hellowww aku menang ini loh" paling tidak di mata juri juara ya kan ?

Emang Perlu Publikasi ?

Apes nya publikasi ini suka salah sasaran, nah ini permasalahan ku teman sejawat enggak pernah bisa bahagia mendengar kabar itu karena menurut mereka aku pelit , sedihnya hatiku. Pengen banget sih setiap menang bisa membahagiakan orang-orang di sekitar, termasuk teman-teman di kantor. Tapi kalau bukan blogger ya mana mereka paham kalau habis nama kita di ukir di papan pengumuman hadiah nya kan enggak langsung sampai di tangan kita. Belum lagi kalau saudara nun jauh di kampung mengetahui juga kalau habis menang dan hadiah nya di cantumin, ada saja yang nginbox minta di bagi, sedihnya aku yang belum bisa berbagi. Tapi secara pribadi aku membutuhkan publikasi hanya untuk branding, selebihnya sih menyusahkan saja haha.

Tak Membagi Hadiah

Sedih banget kalau di juluki pelit, karena aku selalu berdoa agar aku bisa membahagiakan orang-orang di sekitar ku. Teman tak pernah tahu kenapa aku tak bisa membagi rata hadiah dari sebuah lomba, bahkan terkadang hadiah itu mampir hanya untuk segera berlalu saja. Katakanlah aku mendapatkan kalung liontin kemarin itu 10 gram, kalau di uangkan sedikitnya bisa dapat 3 juta dan lalu diminta traktir 10 persen saja, sedikit ini ? Betul itu sedikit tapi teman jauh sebelumnya aku sudah meminjam dana untuk pengobatan anakku so hadiah ini sudah teralokasikan sempurna untuk membayar pinjaman tersebut. Atau ketika aku mendapatkan vocer belanja 2 juta, wow banyak ya ? Iya banyak namun separuhnya aku kirim untuk mamak, aku tahu mamak selalu menunggu vocer untuk membeli susu nya, sisanya memang sudah dinanti untuk membeli rice cooker baru karena yang lama sudah rusak.  Belum lagi hadiah itu kadang baru bisa dinikmati setelah beberapa hari kerja haha ada yangs ebulan ada yang hampir 60 hari kalender eh bahkan ada ding yang sampai 180 hari kalender. Jadi hadiah itu sebenarnya penghibur diri saja, kalau manfaatnya sih enggak bisa dirasakan langsung hehe.

Begitulah, tak semua orang bisa memahami keadaan kita, dan tak mungkin juga aku harus berkoar-koar untuk membela diri sendiri. 

Kalau Teman Dapat Hadiah

Hal terbaik yang harus kita lakukan adalah mengucapkan selamat dan berdoa semoga berkah yang sama bisa menghampiri diri kita. Tentunya usaha juga harus seimbang supaya apa yang diinginkan bisa terlaksana dan percayalah andai hadiah itu bisa dibagi sama rata pasti aku lakukan hehe.

Tulisan ini hanya sebuah suara hati dari aku pribadi yang merasa sedih karena tak bisa membagi rata hadiah yang aku peroleh dan semoga masih ada maaf dari teman yang merasa aku pelit hehe. Ahh ada sedikit lega setelah menulis artikel ini, untung blogger hahaha .




2 Komentar

Komen ya biar aku tahu kamu mampir