Ketika Prabowo dan Jokowi Bertemu, Bahagiakah Kita ?

Ketika Prabowo dan Jokowi Bertemu, Bahagiakah Kita ?

Hari ini sambil mengerjakan laporan di kantor, entah kenapa aku ingin menyaksikan talkshow Mata Najwa episode Gerbong Prabowo- Jokowi Siapa Hendak Turut? Talkshow ini tentu diadakan selepas pertemuan hangat kedua calon presiden 2019 di stasiun MRT Lebak Bulus dan dilanjutkan dengan santap siang di sebuah mall di kawasan senayan.

Persatuan Indonesia
Prabowo - Jokowi Bertemu ?


Dari talkshow ini aku cuman bisa mengambil hikmah bahwa menjadi pemimpin itu sulit. Ketika Prabowo mengatasnamakan merah putih untuk pertemuan itu, yang terjadi malah membuat pendukungnya meradang, sebaliknya Jokowi selalu punya sikap politik yang tak bisa ditebak. Demi menjaga kenyamanan bersama pertemuan itu diaturnya di stasiun MRT saja daripada kalau beliau ke Prabowo pasti ada isu politik yang kejam, atau sebaliknya kalau Prabowo ke Istana maka akan membuat banyak pihak tak senang.

Dalam talkshow kali ini ada banyak pembicara, namun aku lebih tertarik melihat sikap Rocky Gerung yang sampai malam itu selalu berada di wilayah abu-abu. Prabowo bilang tak ada lagi cebong dan kampret namun Rocky Gerung berkelit dengan cuitannya "si anak kolam", buat orang awam seperti ku jelas siapa yang diarahnya, namun di Mata Najwa dia berkelit untuk tetap membiarkan makna anak kolam itu menjadi abu-abu.




Adrian Napitupulu sebagai orang yang kerap bersuara membela sang petahanan tampil seperti biasa, mampu memancing lawan untuk mengeluarkan emosi. Gerindra belum jelas meminta jatah menteri tapi yang jelas Gerindra merapat, begitu ucapan Adrian Napitupulu disambut tepuk tangan para hadirin distudio Mata Najwa.

Sebagai pendukung Jokowi dan ikutan ngebuzzer selama periode kampanye maka pertemuan keduanya justru menurut ku baik untuk bangsa, namun nyatanya enggak semua pihak bisa menerima pertemuan itu. Padahal kalau mau bilang sakit hati mungkin kubu Jokowi lah yang berat menerimanya, tapi ternyata tidak ? justru sebagian pendukung pak Prabowo mengadakan aksi blokir terhadap akun pak Prabowo, so childish bukan ?

Semestinya sejak awal kita memahami bahwa semua ini hanya permainan politik, sejak lama kita tahu dalam politik tak ada lawan semua adalah kawan dan akan berakhir di meja makan dengan keadaan tertawa bersama. 

Dan sepanjang mengikuti pilpres, rasanya pilpres 2019 adalah pilpres paling tak mengasyikkan. Entah bagaimana keadaan ini berkembang sehingga kita menjadi terkotak-kotak. Yang jelas aseng menuduh pihak lain sebagai aseng, padahal sejak lama kita hidup rukun bertetangga dengan saudara tiongha kita yang sebagian juga muslim.

Harapan terbesar dari pertemuan itu adalah perdamaian, meski ada kepentingan politik dibalik pertemuan itu tapi bisakah kita kembali rukun dalam kebhinekaan ? Jangan lagi ada pengelompokan, jangan lagi ada mayat yang tak bisa dikebumikan hanya karena berbeda pilihan. Dari talkshow inipun masih jelas terlihat bahwa ada pihak-pihak yang masih ingin kita tak bersatu.

Kalaulah semua percaya ketetapan tuhan maka saatnya kita saling menerima, saatnya kita saling merangkul kembali orang-orang yang sudah sempat kita benci hanya karena berbeda pilihan. Saat ini tak ada lagi nomor satu dan dua, melainkan nomor 3 sila ketiga Pancasila "Persatuan Indonesia".