Bukan Pahlawan Tapi Bersikap Bak Pahlawan

Bukan Pahlawan Tapi Bersikap Bak Pahlawan

Apakah anak-anak zaman now masih mengenal Ade Irma Nasution ?
Bagiku nama ini selalu mengantarkanku pada rasa sedih sekaligus kekaguman yang luar biasa.
Bila aku mendengar atau membaca nama ini maka memoriku langsung menggambarkan anak perempuan kecil periang, baik hati dan pemberani.

Sampai tahun lalu yang aku ketahui hanya sebatas wacana memberi gelar Pahlawan Nasional kepada Ade Irma Nasution, apakah itu sudah menjadi kenyataan ? Meski dimata negara dia bukan pahlawan tapi di hatiku dia adalah pahlawan sebenarnya.

Ade Irma Nasution 
Mereka yang gugur demi membela negara disebut apalagi kalau bukan pahlawan ? Entah apa kendala sehingga terasa berat menjadikan Ade Irma Nasution sebagai pahlawan nasional. Apakah karena dia masih kecil sehingga tak layak dijadikan pahlawan? Ade Irma kala itu baru berusia 5 tahun, kehidupannya aku ketahui dari film yang kerap di putar setiap bulan September akhir, hingga kini aku hapal betul dialog Ade Irma dengan Ibunya "Adek masih hidup? Masih Ma" jawabnya.

Ade Irma mungkin belum berjuang dengan pikiran dan tenaganya untuk negeri ini, namun sebagai seorang anak pejuang dari seorang Jenderal Besar A.H. Nasution maka aku tak meragukan sedikitpun jiwa patriot Ade Irma Suryani Nasution. Kalau zaman now melihat anak kecil jatuh saja dipastikan dia menangis kencang dan sebagai orang tua kita akan segera mendekapnya.

Ade Irma di usia 5 tahun, malam itu ketika mereka terbangun dan mendengar tembakan, sebagai anak kecil Ade Irma sangat tenang. Apakah itu bisa terjadi pada kebanyakan anak kecil ? Rasanya tidak, Ade Irma bisa bersikap tenang meski tubuhnya sudah bersimbah darah, dalam sakitnya dia masih bertanya mengapa ada orang yang ingin membunuh ayahnya ?

Ade Irma tak menghiraukan dirinya yang terluka, bahkan sang Kakak menangis melihat adiknya namun Ade Irma masih bilang dia baik-baik saja. Siapa yang bisa setenang itu dalam keadaan genting ? Ade Irma melakukannya tentu karena dia terbiasa dalam lingkungan untuk mengutamakan kepentingan umum daripada pribadinya.

Ade Irma mencuri perhatianku juga dengan hubungannya bersama ajudan ayahnya Lettu Pierre Tendean yang rela pasang badan demi menyelamatkan A.H Nasution. Kedua sosok ini cukup mencuri perhatianku sepanjang film G 30 S PKI. Sosok anak yang ceria dan pemberani serta seorang pria yang setia menjaga keselamatan atasannya.

Ade Irma dan Pierre Tendean bisa memiliki jiwa patriot tentu karena cinta mereka kepada tanah air. Kisah Pierre Tendean pernah ku tuliskan disini dan kisahnya tak luput membuat aku melow. Kedua orang baik ini pergi selamanya pada peristiwa G 30 S PKI. Ade Irma meninggal pada 6 Oktober 1965 setelah mengalami perawatan di rumah sakit. Ade Irma dan Pierre Tendean sama-sama lahir di bulan Februari karena itu pula mereka dikisahkan cukup akrab.

Aku berharap Ade Irma bisa dijadikan sosok pahlawan, meski saat ini belum dinobatkan menjadi pahlawan tapi di dalam hati ku sejak aku kecil sosok Ade Irma adalah pahlawan sebenarnya. Dia mampu menahan sakit tanpa harus menjerit demi menyelamatkan sang Ayah. Andai dia menangis dan menjerit maka malam itu Jenderal Besar A.H Nasution akan diculik dan dihabisi.

Kebaikan dan kesetiaan Pierre Tendean juga tiada duanya, bahkan dia rela mengaku sebagai A.H Nasution demi menyelamatkan negara tentunya. Ade Irma menjadi sosok yang aku kagumi sampai saat ini, air mata selalu menggenang bila mengenangnya, pun ketika aku menulis artikel ini. Nah kalau kamu siapa sosok pahlawan yang wajib dikenang ?