Ketika Aku Mengetahui Rahasia Masa Kecilku

Ketika Aku Mengetahui Rahasia Masa Kecilku

Aku adalah anak kedua dari enam bersaudara, dan aku merupakan anak perempuan paling besar karena kami hanya ada dua perempuan saja. Mungkin benar kata orang anak nomor dua itu jauh lebih mandiri daripada anak pertama.

Ketika aku hamil anak kedua, hal itu bisa aku maklumi, jelas saja anak nomor dua akan jauh lebih berani karena sejak dalam kandungan ternyata ibu, ayah sudah menyambutnya dengan perasaan santuyy haha. Ibu tak lagi sedisiplin anak pertama saat konsumsi vitamin kehamilan, Ibu juga merasa tak harus ditemani suami untuk kontrol rutin kehamilan, kehamilan kedua memang membuat pasangan merasa lebih santai.

ulihape.com


Dulu aku selalu merasa bahwa aku hadir menjadi anak pertama, lantas ngapain ya punya abang ? Manalagi abangku menempuh pendidikan di pesantren jadilah di rumah adik-adik mengenal aku sebagai kakak tertua. Aku pun akhirnya menjadi teman curhat mamak, hal ini sebenarnya membuat aku tak nyaman, tapi aku belum mengerti yang aku tahu aku cukup mendengar saja. Pada akhirnya entah mengapa aku menyimpulkan bahwa aku tak dicintai mamak, bahwa aku hanya ada untuk menemaninya menonton dan mendengar keluh kesahnya.

Ketika aku berusia 10 tahun dan saat itu kami sedang berlibur ke kampung mamak. Aku bertemu banyak orang dan dari salah satunya akhirnya aku mengetahui sebuah rahasia yang membuat aku percaya bahwa mamak sangat mencintai ku.Tetangga itu menginformasikan dulu waktu aku masih berusia satu tahun, tiba-tiba nafas ku berhenti bak orang yang sudah meninggal. Mamak berlari seperti orang gila membawa ku sambil menangis. Meski aku baru berusia 10 tahun namun aku menyesali penilaianku terhadap mamak, aku menyesali kenapa aku sampai mempunyai pikiran mamak tak mencintaiku.

Namanya masih kecil maka beranjak remaja ternyata hubunganku semakin enggak baik, aku kerap membantah mamak. Ternyata ini adalah efek kami terlalu dekat, mamak terlalu membicarakan semua urusannya dengan ku, aku merasa bahwa mamak hanya seorang teman yang bisa aku lawan, karena semua rahasianya aku ketahui. Meski kurang harmonis namun beberapa kali kami tetap menjadi teman yang baik, pernah satu kali aku menemani mamak untuk mengurus masalah keluarga ke kampungnya. Sepulang dari sana mamak mengajak aku mampir ke rumah seseorang which is beliau adalah pengasuh ku ketika aku kecil.

Rumah itu masuk ke dalam gang, rumahnya tampak sangat sederhana dan begitu masuk perempuan paruh baya itu memeluk mamak ku, berdua mereka menangis melepas rindu. Setelahnya dia menatapku dan lalu kembali menangis memelukku, setelahnya wajahnya bahagia. Dia mengajak aku masuk ke kamarnya dan dicermin ada sebuah poto dirinya bersama anak perempuan kecil sedang bermain di padang rumput. Kalian tahu ? anak kecil itu adalah aku.

Ternyata masa kecilku dihabiskan bersamanya, dialah yang mengasuhku. Mamak saat itu memiliki 4 anak yang jaraknya berdekatan, dan karena aku yang dianggap paling tidak rewel maka aku dititip asuh kepada orang lain. Setiap pagi beliau menjemputku dan mengajakku bermain. Ini adalah rahasia kedua yang aku ketahui dan membuat aku memahami mengapa ada rasa tak dicintai, mengapa ada rasa bahwa aku dan mamak berjarak, karena kami tak pernah tertawa bersama pada masa itu.

Entah mengapa aku selalu mengingat detail masa kecilku setelah aku berumur dua tahun, anehnya yang tersimpan dimemoriku hanya hal-hal yang tak menyenangkan. Namun dalam perjalanannya aku bisa menemukan jawabannya sehingga aku bisa mengubah penilaianku terhadap mamak. Apalagi saat ini aku sudah menjadi seorang Ibu, maka tak ada orang tua yang tidak mencintai anaknya, bahwa semua orang tua sudah memberikan yang terbaik sesuai versinya, bahwa menjadi orang tua itu bukan semudah membaca text book.

Kini bila aku mengenang masa kecilku alhamdulillah isinya semua tentang kebahagiaan, dan ini adalah modal terbesar yang aku miliki dalam membesarkan anak. Masa kecilku menjadi guru terbaik dalam mendidik anak. Akhirnya setelah menemukan banyak rahasia masa kecil, aku bisa membuang semua memori yang tak mengenakkan. Jadi memang benar bahagia itu pilihan, dulu aku sempat heran mengapa sih isi kepalaku tentang hal-hal negatif? Rahasia-rahasia terungkap, kebencian kusingkirkan dan memori pun langsung mengingat hal-hal baik dari kedua orangtuaku. 

Jadi bukan kita tak bahagia, tapi kita yang menutupi kebahagiaan itu hanya karena kita terus mengorek kesalahan orang lain. Move on dari kepedihan dan bangkitlah dengan energi positif, sebuah ilmu dari masa kecilku.