Aku dan Diriku

Aku dan Diriku

- Describe Your Personality -

Aku adalah anak kedua dari enam bersaudara, ketika aku menyadari keberadaan ku saat itu kami baru 3 bersaudara sampai aku kelas 5 SD barulah kami lengkap menjadi 6 bersaaudara. Tumbuh menjadi anak nomor dua diantara dua saudara laki-laki nyatanya tak membuat aku merasakan euforia, aku merasa biasa saja, aku justru merasa mamak tak sayang aku (bodohnya aku kala itu).


Perasaan tak disayang itu terus tumbuh sampai aku remaja, hadirnya adik perempuan yang menurutku wajahnya cantik menyerupai mamak semakin membuat aku merasa bahwa aku memang tak disayang. Hubunganku dengan saudara-saudaraku biasa saja, menurutku gak ada yang akrab banget bahkan kompak.

Aku tumbuh menjadi anak periang, karena papa suka berpindah lokasi kerja akhirnya membuat aku mudah berdaptasi dan bergaul dengan lingkungan baru. Rasanya ada banyak alasan untuk tak bahagia namun sejak lama aku selalu memilih untuk bahagia. Karenanya dalam perjalanan hidup entah mengapa aku hanya mampu mengingat hal-hal baik saja.

Aku selalu mengejar apa yang aku inginkan tapi hanya pada hal-hal yang benar-benar aku inginkan. Meski demikian aku gak pernah memakasakan hasil atas keinginan tersebut, bagiku berusaha untuk memulai mencapai keinginan adalah sebuah prestasi dan ketika aku gagal maka aku cukup puas dan yakin bahwa memang sesuatu yang gak bisa aku miliki itu karena memang bukan yang terbaik meski diawal aku menginginkannya.
Selama aku menempuh pendidikan selalu ada kisah guru yang tak menyenangkan.Hal ini biasanya dipicu oleh kepintaranku haha, entahlah beberapa guru merasa tak senang? Atau aku yang terlalu pamer haha. Aku hanya selow menyikapi guru yang tak menyenangkan karena aku selalu yakin bahwa Allah akan memberikan cara untuk lolos dari hal yang tak menyenangkan.

Selama aku kerja alhamdulillah terlewati dengan baik, aku dikenal sebagai karyawan yang bisa menyelesaikan tugas dalam batas waktu yang ditentukan. Ketika mendapati atasan atau teman kerja yang tak asyik biasanya aku memilih skip saja. Aku gak pernah membawa apa yang aku lihat lebih jauh kedalam kepalaku, aku tak pernah mau terbebani dengan perasaan orang lain karena sikap ini kadang aku dianggap cuek dan tak peka.

Setelah menikah akupun selalu mampu menyelesaikan banyak pekerjaan rumah tangga, dan sikapku ke suami sama saja sih, aku gak punya aushaa yang kuat untuk menjaganya. Kalau memang jodohnya gak panjang ya sudahlah, selow hehe. Ke anak-anak juga begitu biasa saja tapi aku selalu berusaha maksimal sesuai kemampuanku.

Aku optimis, selalu yakin bahwa Allah akan memberi solusi atas permasalahanku dan percaya banget bahwa pertolonganNYA akan datang tepat waktu, gak pernah terlambat. Ada banyak ketakadilan yang aku alami tapi pada akhirnya perlahan aku melihat keadilan itu muncul dan itu membuat aku semakin bahagia.

Aku sangat menyukai keramaian, apa-apa maunya bareng keluarga, ada rasa sedih aja kalau aku berpergian tapi gak bisa mengajak keluarga.

Aku butuh me-time dan dengan berangkat bekerja aku merasa kebutuhan me-time ku sudah terpenuhi, dulu saat single me time ke salon dan baca buku. Menghargai diri adalah hal penting supaya aku selalu bisa positif ke orang lain.

Peduli, ini adalah label dari orang sekitarku. Aku dianggap peduli padahal aku cenderung tidak mau terlibat jauh dengan perasaan orang lain. Namun aku memang selalu suka "adil" dan ini mungkin yang dipandang orang sebagai wujud peduli. Tapi aku juga bukan orang yang mau merugikan diri sendiri.



0 Komentar

Komen ya biar aku tahu kamu mampir