Mendadak Bisa Masak

Mendadak Bisa Masak

Siapa yang mendadak menjadi ahli ? padahal walnya otodidak? Ketika pertanyaan ini menjadi tema ODOP ISB maka aku hanya teringat kepada kebisaan aku dalam memasak menu keluarga. Bagiku ini adalah prestasi mengingat sampai aku bekerja belum pernah turun ke dapur.


Sejak kecil entah mengapa Mamak memberikan tanggungjawab membersihkan rumah untukku dan membantu di dapur adalah jatah adikku. Terkadang ingin juga masuk dapur, tapi baru saja Mamak melihat aku pasti langsung diomongin 'udah gak usah biar Mamak dan adikmu' dan seterusnya aku tak pernah lagi mencoba untuk masuk ke dapur, fokus dengan tugas beberes rumah.

Ketika aku sudah bekerja, usia menuju pernikahan sudah tiba. Mamak berpikir aku harus mulai belajar masak, namun ternyata aku tak pernah punya keinginan untuk belajar masak karena menurutku "ah, nanti juga bisa". Alhasil Mamak pasrah dan aku tetap bahagia untuk jatah beberes rumah.

Karena Suka Makan, Pasti Bisa Masak

Aku yakin pasti aku bisa masak, karena aku doyan makan. Dari hobi makan aku bisa tahu rasa setiap masakan mamak. Kenyataannya? Ternyata memasak itu gak semudah angan-anganku hehe, tapi paling tidak karena suka makan itu aku jadi tahu kalau masakan ku kurang sesuatu dan ternyata tetap aja aku gak tahu itu kurang apa haha meski aku tahu ada yang kurang.

Ketika Anak MPASI

Setelah menikah, aku masih belum memasak. Toh masih berdua dan setelah hitung-hitung masih lebih hemat beli makan di warteg alhasil sampai menjelang lahiran ya semuanya beli. Lalu anakku lahir eh ternyata cuman butuh susu doang, jadilah aku belum turun ke dapur. And here i am, ceritanya anakku sudah usia 5 bulan dan karena gak ASI ekslusif jadilah DSA nya memperbolehkan anakku memulai MPASI nya, dan wakwaw aku deg-degan dong, harus bisa masak karena anakku harus makan.

Jadi kalau ditanyakan kapan aku mulai masuk dapur? Jawabannya saat anakku usia 5 bulan dan setelah itu akupun mulai ingin memasak menu untuk keluarga kecilku. Seperti keyakinanku aku pasti bisa masak and it happened.

Awalnya aku selalu menelpon mamak, menanyakan bumbu apa yang harus aku gunakan untuk menu A, bagaimana cara mencuci lauk mentah, bagaimana cara memotong sayuran dan semuanya diajarkan by phone dan aku langsung bisa membayangkannya. Lalu secara singkat adikku menuliskan ringkasan bumbu-bumbu, misal kalau mau menggulai pakainya bumbu A, mau bikin balado pakai bumbu B, mau masak semur pakai bumbu C dan sebagainya.

Selain itu aku juga rajin menggoogling berbagai resep masakan dan yup! aku bisa masak begitu saja, dan rasanya menurut suamiku enak. Namun aku gak percaya diri memasak dalam jumlah banyak dan membagikan ke tetangga haha. Beberapa kali aku membawa hasil masakan ke kantor dan kata teman-teman sih enak, alhamdulillah.

Ketika Mamak Melihat Aku masak

One day mamak berkunjung ke rumah dan melihat aku bangun jam 3 pagi which is ini hal biasa sebenarnya dalam rumah mamak dulu. Kami terbiasa bangun jam 3 untuk sholat malam, dan setelah shubuh baru mamak masuk dapur menyiapkan menu keluarga. Namun aku beda, kini jam 3 bangun dan menuju dapur, menyiapkan bahan untuk diolah menjadi beberapa menu dari sarapan, menu makan siang buat aku dan suami serta anak-anak. Besok mau masak apa? sebuah tanya yang kerap mamak sampaikan dan kini sering kutanyakan juga hehe.

Melihat aku memasak, mamak mendadak sedih. Aku tahu itu air mata bahagia, setelah aku bertanya ke adikku. Kata mamak beliau gak menyangka aku bisa masaka, masakan kakakmu enak-enak begitu cerita mamak kepada adikku. Well aku gak butuh pujian dari siapapun karena juri terbaik itu adalah mamak. 

Dan buat kalian yang punya anak perempuan saat ini tampak malas ke dapur dont worry, selama kalian memberikan contoh dan melakukannya percayalah anak perempuan kalian mendadak bisa masak ketika waktunya.






0 Komentar

Komen ya biar aku tahu kamu mampir