Nyinyir Iya, Nolongin Kagak! Saatnya Abaikan Omongan Orang Lain!

Nyinyir Iya, Nolongin Kagak! Saatnya Abaikan Omongan Orang Lain!

Duh kalian pernahkan ya tersakiti dengan omongan orang lain? Apa yang kalian lakukan? Kalau aku biasanya udah kebal dan mampu mengabaikannya. Aku punya rumus mengalikan apapun yang aku gak sukai dengan angka nol, dan segala sesuatu yang kita kalikan nol akan menghasilkan nothing. Rumus ini ampuh membuat aku bisa percaya diri dan tak menyesal dalam setiap keputusan yang aku buat. Itu aku tapi faktanya banyak orang yang tak bisa tenang, bahkan ketika mengambil keputusan dia mempertimbangkan isi kepala orang lain, tampak seperti buang energi bukan? 

FOPO (Fear of Other People's Opinion)
FOPO (Fear of Other People's Opinion)

So here i am, mencoba membahas fenomena FOPO (Fear of Other People's Opinion) : Memahami, Penyebab, dan Strategi Mengatasi. Semoga saja dengan artikel ini bisa membawa kebaikan buat pembaca ya.

Apa Itu FOPO?

FOPO, atau Fear of Other People's Opinion, adalah fenomena psikologis yang memengaruhi individu dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Ini melibatkan kekhawatiran berlebih tentang apa yang orang lain pikirkan atau katakan tentang mereka, yang dapat menyebabkan kecemasan, keraguan diri, dan kebutuhan konstan akan persetujuan. Memahami FOPO penting bagi individu yang mencari pertumbuhan pribadi dan kesejahteraan mental yang lebih baik. So kalau kalian punya rasa yang berlebihan bahkan menjadi panik hanya karena memikirkan pendapat orang lain sebaiknya mulai waspadai dan bisa menghindarinya.

Penyebab FOPO 

1. Pengondisian Sosial : Masyarakat sering menekankan pentingnya untuk selaras dan mendapatkan persetujuan. Individu mungkin mengembangkan FOPO sebagai hasil dari harapan dan norma-norma sosial. Susahnya kita akan terperangkap dalam norma yang dditetapkan orang lain, merasa bersalah bila tak selaras dan berujung dengan perasaan bahwa berbeda dari mereka artinya kita gagal, padahal hidup itu sudah dijelaskan Allah bahwa kita hidup dengan takdir masing-masing so selayaknya kita bisa menyikapi bahwa setiap orang sudah punya kisahnya.

2. Rendahnya Harga Diri : Mereka yang memiliki harga diri rendah mungkin lebih rentan terhadap FOPO, karena mereka mencari validasi eksternal untuk mengatasi keraguan internal mereka. Meningkatkan kepercayaan diri ini juga butuh effort, dan yang utama menurutku adalah kejujuran, banyak orang yang bersembunyi dari realita makanya jadi worry ketika berada dikeramaian yang bisa membongkar rahasianya. Aku bisa percaya diri karena aku yakin tak ada yang kusembunyikan, aku bisa bangga suamiku hanya honorer karena sejak awal aku mengatakan demikian, kebayang kalo aku bersembunyi wah pasti aku akan capek mengikuti standar orang yang suaminya bukan honorer bukan?

3. Trauma atau Pengalaman Negatif Masa Lalu : Pengalaman traumatis atau negatif di masa lalu, seperti penolakan sosial atau penghinaan, dapat menjadi pemicu FOPO. Dan tentunya ini butuh penanganan ahli untuk bisa move on dari lukanya.

Strategi Mengatasi FOPO

1. Peningkatan Harga Diri : Upayakan untuk membangun rasa harga diri dengan mengakui prestasi, keterampilan, dan kualitas positif dalam diri sendiri. Dan jujurlah akan keadaan kalian, terimalah diri kalian dan lingkunganmu. Jangan malu bila anak tak seperti anak orang lain, jangan berbohong hanya untuk bisa diterima karena itu akan membuat kalian tak percaya diri ketika menghadapi realita.

2. Terima Diri Sendiri : Pelajari untuk menerima kelebihan dan kekurangan pribadi. Memahami bahwa tidak mungkin menyenangkan semua orang dan itu wajar. Dan ketika mampu menerima diri kita maka disaat itu pula kita bisa menghargai apa yang bisa dimiliki orang lain

3. Berbicara dengan Profesional : Jika FOPO menghambat kehidupan sehari-hari, pertimbangkan untuk berbicara dengan seorang profesional kesehatan mental untuk bimbingan lebih lanjut. Apalagi saat ini sudah banyak yang aware terhadap issue mental health, BPJS Kesehatan juga mengcover kesehatan jiwa jadi jangan ragu datang kepada ahli untuk kesehatan mental kita

4. Latihan Kelola Stres : Terapkan teknik relaksasi, meditasi, atau olahraga untuk membantu mengelola stres dan kecemasan yang muncul akibat FOPO. Stres bisa diminimalisir bila kita sudah menerima dirikita, kita akan santai ketika berbeda dari yang lain.

5. Bentuk Hubungan Positif : Bangun hubungan yang positif dan mendukung dengan orang-orang yang menerima Anda apa adanya. Agama juga menyuruh kita bergaul dengan orang selevel dengan maksud biar kita ga stres, biar kita bisa berkembang dan nggak minderan. Namun punya relasi di semua kalangan itu bagus selama kita bisa memahami tempat kita berpijak.

FOPO adalah tantangan umum, tetapi dengan pemahaman dan usaha yang tepat, seseorang dapat mengatasi ketakutan tersebut dan mencapai kesejahteraan mental yang lebih baik. Belajarlah untuk bisa menerima diri, menghargai apa yang kita miliki, fokus dengan kemampuan kita dan abaikan omongan orang yang hanya bisa nyinyir, nolong kagak! Stop buang energi mikirin isi kepala orang lain, kita layak bahagia meski dengan cara sederhana sekalipun.

0 Komentar

Komen ya biar aku tahu kamu mampir