Menjawab Pesan : Hal Kecil yang Menghubungkan Hati

Menjawab Pesan : Hal Kecil yang Menghubungkan Hati

Assalamu'alaikum,

Tema terakhir #ODOPISB bulan ini adalah tentang apakah pernah merasakan pertolongan kecil nan berarti? Tapi aku ingin membahas POV dari diriku yang kerap diucapkan terima aksih dari pembaca yang mengirimkan pesan padaku, bertanya tentang artikel yang ku tulis dan respon mereka tuh kek makasih banget atas respon jawabanku, tak sedikit dari meraka yang merasa kaget aku mau membalas pesan mereka. 

Terlihat Kecil, Namun Sangat Menolong

Pernahkah kita menyadari bahwa sesuatu yang kecil bisa menjadi penolong besar bagi orang lain? Bukan dalam bentuk materi, tapi sekadar perhatian kecil, respon singkat, atau sapaan sederhana.

Menjawab Pesan : Hal Kecil yang Menghubungkan Hati
Menjawab Pesan : Hal Kecil yang Menghubungkan Hati (Ulihape.com)

Sebagai seorang blogger, aku sudah terbiasa membuka diriku untuk publik. Semua status di media sosial bisa diakses siapa saja. Terkadang ada yang mengirim pesan lewat WhatsApp, email, bahkan telepon. Mungkin sebagian orang akan merasa terganggu dengan hal itu, tapi bagiku—selama niatku tulus untuk membantu—semua itu adalah bagian dari tanggung jawabku sebagai blogger. 

Hal kecil yang selalu aku lakukan adalah menjawab setiap pesan yang masuk. Entah itu pertanyaan, komentar, atau sekadar basa-basi. Ada kalanya aku merasa jawaban dari pertanyaan itu sebenarnya sudah aku tulis dengan jelas di artikel. Namun aku memilih untuk tidak menuliskan balasan seperti, “kan sudah ada di artikel, coba dibaca.”
Menurutku, lebih baik aku mengetik ulang jawabannya. Memang sederhana, tapi efeknya sering kali di luar dugaan.

Tak jarang mereka membalas dengan kalimat yang membuatku terharu :
“Wah, saya kaget Ibu mau membalas.”
“Terima kasih banget sudah mau merespon.”

Dari situlah aku belajar, bahwa jawaban singkatku ternyata menjadi bentuk pertolongan bagi mereka yang sedang membutuhkan. Bagi kita mungkin terasa sepele, tapi bagi orang lain bisa menjadi sesuatu yang bernilai besar. Dan menurutku ini bukan tentang literasi rendah, bukan mereka malas membaca, bisa jadi sudah dibaca hanya saja ingin lebih yakin makanya bertanya. Sama sepertiku yang kerap butuh banyak penjelasan sehingga kadang aku lebih suka bertanya langsung ke si pembuat konten daripada nge-googling bukan malas hanya saja ingin mendapatkan penjelasan langsung.

Bahkan ketika hanya menjawab status WhatsApp atau menanggapi komentar di media sosial, aku merasa itu adalah bentuk penghargaan tertinggi. Penghargaan bukan hanya untuk pembaca yang sudah meluangkan waktunya membaca tulisanku, tapi juga untuk diriku sendiri sebagai penulis. Karena setiap tulisan yang aku sebarkan, sejatinya adalah jembatan komunikasi dengan banyak orang.

Dan jembatan itu hanya akan kokoh jika ada dua arah: menulis dan merespon. Jadi, bagi siapa pun yang membaca ini, mungkin kita tak selalu mampu menolong dengan hal besar. Tapi percayalah, jawaban sederhana, respon singkat, dan perhatian kecil bisa menjadi pertolongan yang tak ternilai bagi orang lain.

Pun begitu dalam berteman, aku kerap hanya menyediakan telinga dan mendengarkan saja namun dampaknya buat teman yang curhat ibarat kita sudah menyelamatkannya dari sebuah masalah besar. Atau sebagai Ibu ketika anak bilang "masakan Mami enak" kalimat itu mampu mengabaikan lelah yang mampir jadi sekecil apapun respon positif mampu menghadirkan energi baru untuk terus berbuat baik.


0 Komentar

Komen ya biar aku tahu kamu mampir