Ketika Perempuan Mau Berbagi Suami!

Ketika Perempuan Mau Berbagi Suami!

Aku bukan penentang poligami, tapi saat ini prinsipku tak mau berbagi suami. Alasannya ya jelas aku perempuan mandiri, bisa masak, bisa melahirkan, dan suami hanya orang biasa yang tak mungkin punya alasan untuk nikah lagi demi agama jadi kalau dia mau kawin lagi jelas karena nafsu.

Beberapa waktu lalu netizen Indonesia gempar terbagi dua, ada yang pro dan kontra atas sebuah peristiwa seorang wanita yang dengan santuynya mempersiapkan pernikahan kedua suaminya. Hebohlah netizen Indonesia! Ada yang mengulas dari sisi takjub, ada yang merasa cuih banget dan ada yang kalem (aku, mungkin).



Biarin aja sih! Semua orang punya hak kan ya, kalaupun dia menikahkan suaminya demi bisnis so what? Kalaupun dia menikahkan suaminya demi dunia kenapa gak? Dia bukan aku atau kamu kan? Jadi kita enggak pernah tahu isi kepalanya, video prosesi pernikahan itu bergilir muncul di aplikasi tiktok , engagementnya pun sampai puluhan juta beb dan tak sedikit yang mengunggahnya kembali ke youtube.

Andai Aku Jadi Dia

Kalaulah benar situasi seperti yang diceritakan maka sang Istri sejak awal memang emndominasi rumah tangga. Sehingga kalaupun dia yang merencanakan pernikahan ini maka sejatinya dia sudah pasti memilih teman yang aman untuk posisi rumah tangganya. Sama seperti kita yang mencari teman yang bisa seenergi dengan kita, bahkan tak cenderung kita membuat seseorang tunduk pada kita.

Suaminya kok enggak nolak? Katanya sih udah menolak tapi sang istri memaksa, pada akhirnya suami bisa apa? Paling kek sinetron kalau nanti si istri cmburu senjatanya cuman satu "kamu kan yang menyuruhku menikah lagi"

Dulu temanku pun ingin aku menjadi madunya, bukan juga karena dia kaya punya pesantren atau suaminya punya bisnis, bukan. Aku memang lama menikah dibanding teman-temanku, seorang teman yang menganggap aku adalah best friendnya kepikiran merayu suami untuk menjadikan ku istrinya. Bayangannya adalah aku teman terbaiknya, aku bisa ada disaat dia susah, dia menilaiku bila jadi madu maka tak akan menguasai bahkan akan berterima kasih kepadanya.

Lantas apakah dalam kesendirianku aku tertarik dengan penawarannya? Tidak! Dia bisa berbagi tapi aku tidak, aku juga tak mengenal baik diriku bila dia jadi maduku. Saat itu mungkin iya aku bak dewi dimatanya yang bisa membuat dia tenang tapi apakah ketika kami berada dalam perahu yang sama dan dalam keadaan memilih aku tetap bisa mengutamakan pertemanan kami? Ehm radanya aku yakin yang aku pikirkan hanyalah diriku bukan dia. 

Jadi enggak usah heran dengan perempuan yang rela berbagi, jangan heran bila kemarin ada istri yang ngotot menikahkan suaminya, karena semuanya tentu sudah dalam pertimbangan maksimal, dan enggak usah juga membahas diluar pemikiran si pelaku.

Lagian kita aneh sih ya, giliran ada perempuan yang merebut laki orang kita ribut, giliran ada perempuan yang rela berbagi laki kitapun ribut hehe

Aku sih suka becanda sama bapak-bapak di kantor ' kalian mau nikah dua atau tiga kali' silahkan tapi kalo laki ku yang gitu langakahi dulu mayat perempuan lain itu hihi..