Ngapain Sih Merekam Hubungan Intim?

Ngapain Sih Merekam Hubungan Intim?

Beberapa waktu lalu jagad dunia maya kembali gempar dengan rekaman hubungan intim yang diduga dilakukan oleh selebriti. Bukan kasus baru tapi tetap saja hal-hal seperti ini membuat riuh netizen, sama seperti dulu kasus yang melibatkan selebriti bikin gempar dan rame!

Lalu ada banyak opini untuk kejadian tersebut, diantara rame nya hujatan tentu ada saja yang memberikan dukungan namun perlu dicatat memberi dukungan bukan berarti membenarkan hal tersebut. Tapi kalo kita ingat-ingat hampir semua kasus rekaman hubungan intim yang terekspos dan heboh adalah rekaman 'mesum'. Rekaman hubungan intim yang dilakukan bukan pasangan sah. Andaikan rekaman itu milik pasangan sah rasanya respon masyarakat gak akan seheboh saat ini.


Heboh karena akan ada judgement "duh kok gak kasihan anak?" duh kasihan pasangannya. Dan rasanya aku belum pernah menemukan kehebohan rekaman hubungan intim yang tersebar adalah milik pasangan sah. Alsan koleksi pribadi akan cocok bila mereka yang melakukannya adalah pasangan sah, tapi kalau masih pacaran dan apalagi rekaman selingkuh gimana mau diam?

Pentingkah Menonton Rekaman Hubungan Intim?

Well, memang semua balik lagi kepada individu, dan dari berbagai informasi online yang aku baca pendapat psikolog pun kalau membolehkan tetap dengan sederet syarat, simpan di tempat yang tak bisa diakses orang lain, dan lakukan dengan persetujuan. Alasannya buat apa sih di rekam? Ada yang bilang senang aja sih ngelihatnya buat naikin libido. 

Kalau sekedar naikin libido menurutku sih nonton video bokep ajalah, banyak banget kok bisa diakses bahkan gaya seks kamasutra diyutub juga mampu banget kalau skeedar naikin libido. Ada pula teman yang bercerita kalau dia gak sampai rekam sih hanya sekedar on kan camera ke smart TV dan sambil "main" sambil ngeliat ke layar TV.

Buat aku pribadi terkadang ada keinginan untuk berpoto seksi, poto genit sama suami tapi semua keinginan itu gak bisa aku lakukan memang karena takut nnati menimbulkan masalah saja. Lagian apa sih efek positifnya?

Gak ada! kalau menurutku. Dalam agama manapun selalu diingatkan untuk menimbang semua perbuatan kita apakah lebih banyak manfaat positif atau negatif supaya kita gak gegabah dalam bertindak. Bahkan budaya, adat dan agama kompak dalam memberikan nilai kesusilaan. 

Kalau ada pertanyaan apa gak kasihan lihat anaknya? Apa gak kasihan lihat keluarganya? Menurutku itulah yang harus kita pikirkan sebelum melakukan sesuatu. Aku sampai sekarang selalu mikirin mamak, anak-anak, rekan kerja dan pastinya Allah.

Bukan sok alim, bukan gak takut kalau hal ini terjadi dengan keluargaku. Minimal sejak awal seperti mamak yangs elalu menghantui kepalaku dengan kata-kata tak manusiawi seperti "kalau kau hamil diluar nikah maka akan aku belah tujuh" dan aku percaya she will do it, itulah yang aku selalu tunjukkan ke anak-anak bahwa aku gak akan menoleransi hal-hal yang melanggar ketentuan Allah. Tapi kalau itu sesuatu hal yang masih bisa aku tolerir maka aku akan berada paling depan untuk melindungi anak-anakku.

Hal ini bisa jadi karena aku dibesarkan dengan cara demikian, ketika terjadi sesuatu mamak akan memastikan apakah itu salahku atau tidak. Bila asalahku maka mamak adalah orang pertama yang memberikan aku hukuman.

Jangan bilang ah aku rekam gak akan ada yang bisa buka kok, hei kalau ajal tiba itu hp gimana mau ikut dikubur? Naudzubillah ya darling...sudahlah kalo pengen pasang kaca gede di kamar atau nonton bokep ajalah!



0 Komentar

Komen ya biar aku tahu kamu mampir