Cerita Tentang Balas Budi

Cerita Tentang Balas Budi

Balas Budi?

Adalah membalas kebaikan seseorang dengan tujuan perbuatan baik itu berkelanjutan.

Pentingkah? 

balas budi
Balas Budi - Ulihape.com

Apa tidak cukup dengan mengucapkan terima kasih? Aku yakin bahwa kita berlatih untuk tidak pamrih, ketika kita melakukan sesuatu dan dibalas dengan ucapan terima kasih juga sudah bahagia. Namun pernahkah kalian merasa "yah kok cuman terima kasih doang?". Biasanya bila punya rasa seperti ini maka kita berharap lebih dari sekedar terima kasih dan aku pernah mengalaminya. Bukan berarti aku pamrih melainkan perasaan seperti ini muncul karena lingkungan. Makanya ya aku senang banget kalau ada larangan memberi atas sebuah jasa, misal seperti di beberapa Kantor Pemerintahan yang melarang keras pegawainya menerima suap, atau sekolah yang melarang memberi hadiah kepada guru. Hal semacam ini tampak wajar namun kalau kita menerima sesuatu atas perbuatan kita maka bisa menimbulkan ketidakadilan. Seperti ketika aku tak pernah mendapat laporan kemajuan pendidikan anakku hanya karena gurunya merasa "lupa", kok bisa sampai lupa? Karena hanya aku orang tua yang mengucapkan terima kasih tanpa disertai kiriman barang dan itu menurutku memang alamiahnya manusia ya, makanya larangan tersebut bertujuan supaya kita tak membeda-bedakan.

Dulu pernah aku membantu seseorang lalu dia akan berucap "terima kasih ya Bu, hanya Allah yang bisa membalas kebaikan Ibu" pertama kali mendengarnya aku senang tapi beberapa kali dibantu kok cuman say thank you aja sih? Beberapa waktu kemudian orang tersebut meninggal dunia, sejak itu aku merasa bahwa membalas kebaikan seseorang itu tak cukup hanya dengan terima kasih, melainkan kita bisa membalas kebaikan seseorang dengan perbuatan, dan ini bukan sekedar memberi uang atau barang seolah seperti suap ya. 

Ketika aku menjadi karyawan di Perkebunan ada seseorang yang baik banget dengan ku, kini beliau sudah almarhum. Almarhum kerap memberikan tumpangan mobilnya bila aku hendak keluar perkebunan pun ketika aku harus transit di kota Palembang beliau selalu menyediakan kamar untukku. Aku akrab dengan keluarganya, kebaikan almarhum dan keluarganya juga aku ceritakan kepada kedua orangtuaku. Bagaimana mungkin sebagai anak buah aku bisa membalas kebaikannya? Mengucapkan terima kasih sudah tentu, tapi kalau aku harus memberi sesuatu pasti di tolak, almarhum menganggap dirinya adalah bos which is pantang ditraktir anak buah. Tapi aku tahu rasanya kalau kebaikan hanya dibalas terima kasih kok klise ya, almarhum mungkin tak keberatan tapi bagimana anak istrinya? Meski tak pernah menunjukkan rasa keberatan tapi apa ada di dunia ini yang bahagia bila hanya memberi?

Untuk itu setiap aku mampir ke rumah almarhum biasanya aku akan mengajak anak-anak almarhum bercerita, bermain dan membantu istrinya merapihkan rumah. Imbalan yang aku berikan hanya berupa perbuatan dan ini sangat diterima dengan baik oleh keluarga almarhum sehingga mereka tak pernah keberatan kalau aku menumpang transit di rumah mereka.

Setelah almarhum pergi apakah balas budi harus berhenti? Rasanya tidak, karena kebaikan almarhum itu efeknya sangat luas, dan menurutku membalas kebaikan itu tak ada satuannya, lagian Mamakku selalu mengingatkan tak ada kerugian dalam kebaikan karenanya kami diajarkan untuk terus berbuat baik. Bahkan karena aku berbeda kota dengan almarhum, Mamak kerap melanjutkan silaturahmi. Istri almarhum pernah bilang "bahagia banget rasanya terus dikunjungi" sementara teman almarhum lainnya tampak memutuskan silaturahmi dan itu menimbulkan rasa sedih bagi keluarga almarhum.

Pentingkah Mengajarkan Balas Budi Kepada Anak?

Dulu aku pernah baca bahwa untuk mendendam itu nggak perlu kita ajarkan kepada anak karena rasa dendam itu muncul secara alami. Bagaimana dengan balas budi? ternyata ini adalah sebuah perbuatan yang harus kita ajarkan, balas budi tak muncul secara alami pada diri kita.

Anak-anak akan mudah menyerap bila kita contohkan secara langsung dan berulang. Ajarkan dengan cara paling mudah yaitu membiasakan anak mengucapkan terima kasih kala dipermudah atau dibantu orang lain. Lalu ketika teman-temannya datang aku kerap memberikan makanan dan anakku bertanya "kenapa mami kasih mereka jajananku?" Jawabanku karena teman-temannya sudah baik mau berkunjung dan aku merasa perlu membalas kebaikan mereka dengan memberi makanan. Lainkali aku meminta anakku mengantarkan masakan ke rumah tetangga, tentu saja masih bertanya "kenapa ngasih makanan?" Jawabanku : karena kita sudah dibantu, ketika Mami harus isoman tetangga menolong dengan memberi segala kebutuhan kami. Harapanku tentu mereka bisa menyerap makna membalas kebaikan orang lain dengan ucapan dan perbuatan yang sebanding.

Begitulah cerita tentang balas budi, sebuah rasa yang tak kita harapkan namun bisa membuat bahagia ketika menerimanya dan mendatangkan pahala bagi yang melakukannya, inshaAllah.


0 Komentar

Komen ya biar aku tahu kamu mampir