Tulisan ini tak ingin menyinggung teman-teman yang belum berezeki memiliki keturunan, tak juga menghakimi mereka yang pro terhadap konsep tak memiliki keturunan alias Child Free. Tulisan ini semata adalah rasa syukur ku karena berkesempatan merasakan salah satu fase kehidupan yaitu menjadi orang tua.
Menjadi Orang Tua |
Menjadi Orang Tua
Ketika aku remaja ada banyak rasa terhadap kasih sayang orang tuaku. Terkadang aku merasakan bahwa mereka begitu menyayangiku namun pernah juga aku menganggap mereka tak menyayangiku. Tantangan menjadi orang tua ternyata memang wow banget, dan itu bisa kurasakan setelah aku menjadi orang tua.
Setelah menjadi orang tua aku baru memahami bahwa memang mendidik anak itu harus ada ilmunya, saat ini aku termasuk beruntung bisa membaca banyak artikel parenting sebagai modal menjadi orang tua. Bagaimana dengan orang tua ku dulu? Wah lebih hebat menurutku karena modal mereka mendidik kami hanyalah kasih sayang. Ketika aku mengandung muncul perasaan campur aduk, mulai aku merasakan betapa aku berdosa karena pernah membuat hati orang tuaku terluka, menjelang melahirkan muncul perasaan sedih yang membuat aku memohon ampun kepada Mamakku. Benaran loh melahirkan itu taruhannya nyawa tapi disaat bersamaan seorang Ibu lebih berharap anaknya yang selamat daripada dirinya.
So mungkinkah perasaan ini bisa dirasakan oleh teman-teman yang memilih untuk tak meneruskan generasi? Sebuah rasa yang membuat kita mengakui kehebatan orang tua kita, sebuah rasa yang membuat kita berjanji pada sang pencipta akan menjaga amanh-NYA, sebuah rasa yang tak tergambarkan dari seorang suami ketika mendapati dia akan menjadi seorang Ayah namun dia harus memberi kekuatan bagi istri yang sedang berjuang demi generasi penerus.
Menjadi Anak
Sepengalamanku menjadi anak itu asyik banget, kalau kesal lantas menunjuk orang tua sebagai kambing hitamnya "gara-gara Mamak aku jadi begini". Aku kerap menuding beberapa kekesalan yang muncul disebabkan orang tuaku.
Menjadi anak itu enak, karena dikit-dikit kita bisa menuding orang tua, belajar dari masa kecilku aku siap untuk mendapat komplain dari kedua anakku. Makanya aku berusaha maksimal supaya nantinya minim komplain. Aku sudah siap bila suatu saat mereka komplain sebuah kegagalan karena aku titipkan mereka di daycare mungkin akan ada ucap "ini karena kami mami titip di daycare", namun supaya itu tidak jadi penyesalan selalu aku yakinkan mereka bahwa menitipkan mereka di daycare adalah jalan terbaik bagi keluarga kami. Alhamdulillah juga mereka so far nyaman di daycare.
Anak Itu Peniru
Aku sering mengingat masa kecilku sebagai modal untuk mengetahui perasaan anak-anakku saat ini. Ketika anakku nggak mau makan sayur aku juga nggak memaksakan karena aku sendiri nggak suka sayur, so ketika kalian menjadi orang tua lalu mendapati sikap anak tak sesuai ekspektasi coba renungkan masa kecil mu dan pasangan, bisa jadi jawabannya ada pada masa kecil kita. Bahkan beberapa kali aku mendapati suamiku protes akan sikap anakku namun aku juga mendapati bahwa keteledoran yang dilakukan anak ternyata juga kerap dilakukan suami.
Artinya ada hal yang bisa kita perbaiki namun harus dimulai dari diri sendiri dulu, kalau ingin anak berubah maka ubah kitanya dulu. Nggak mudah memang mengubah kebiasaan pada diri kita apalagi sudah tua yakan hehe, tapi demi menghadirkan generasi yang baik maka berjuanglah. Atau kalau kita bisa menyadari apa yang anak kita lakukan juga kerap kita lakukan maka menurutku kita nggak perlu mengeluarkan omelan yang melukai hati anak-anak.
Pahala Orang tua
Sebagai orang islam maka tujuan kita pada akhirnya adalah masuk surga. Nah ada banyak caranya, dan salah satu pahala bisa kita dapatkan dengan menjadi orang tua. Pahala ketika berjuang melahirkan, pahala ketika memberikan kasih sayang, pahala ketika memberi nafkah, pahala menyusi, pahala mengajarkan kebaikan, apalagi kalau anaknya sholeh bisa jadi penolong di hari akhir.
Ketika ada peluang yang besar mendapatkan amalan mengapa kita hindari? Dan dalam ajaran islam menikah itu adalah ibadah karena tujuannya bukan kesenangan semata melainkan menghadirkan generasi untuk meneruskan ajaran Allah. Sedangkan konsep Child Free dulu berasal dari feminis yang mengenalkan Politik Tubuh, bahwa tak ada seorangpun yang berhat atas tubuh kita kecuali diri sendiri, makanya mau punya anak atau nggak tak ada yang boleh memaksakan, mau menyusui atau tidak kita yang memutuskan apakah al-quran mengajarkan hal ini? Tentu tidak. Tapi bila kita orang muslim yang berpegang pada Sunnah dan Alqur'an aku percaya tak akan ada yang mengusung konsep Child Free.
Memang celah dosa dengan menjadi orang tua juga ada, tapi tentu kita selalu berniat terbaik untuk anak-anak. Kalau ada kesalahan lekas istighfar mohon Allah sanggupkan kita menjaga amanahNYA sesuai harapaNYA.
0 Komentar
Komen ya biar aku tahu kamu mampir