Nol Rupiah Bisa Berangkat dan Memberangkatkan Orang Lain Umroh

Nol Rupiah Bisa Berangkat dan Memberangkatkan Orang Lain Umroh

Apa pencapaian terbesar yang bisa dianggap menembus batas? Begitu tema artikel hari ini, jawaban mantap ku adalah bisa berangkat dan memberangkatkan orang lain umroh dengan nol rupiah! Kok bisa? Begini komburnya : 

Menembus Batas
Menembus Batas - Ulihape

Niat Umroh 

Sepulangnya Mamak Papa melaksanakan ibadah haji pada tahun 1994 membuat aku juga bermimpi bisa ke Mekkah, usaha apa sih yang bisa dilakukan seorang anak SMP selain bermimpi dan memanjatkan do'a ya kan? hehe. Lalu terlihat oleh ku mukenah berlogo sebuah bank pemerintah, atas seizin Mamak jadilah itu mukena kesayanganku. Setiap takbir mengenakan mukena itu serasa nafasku ada di Mekkah tak jarang khayalan ini menjadi candaan diantara kami adik-beradik.

12 tahun kemudian, mukena bekas Mamak berhaji masih jadi mukena favorit sudah aku bawa kuliah dan bekerja sampai suatu ketika seorang Kepala Desa yang datang ke kantor melihatku sholat dan menungguku selesai beribadah. "Wah Bu Uli ternyata sudah ke Mekkah ya" sapanya begitu aku selesai sholat, tentu saja argumennya melihat mukena berlogo bank yang biasanya milik jamaah haji.

"Belum Pak, ini mukena Mamak saya dulu ketika berhaji, selalu saya kenakan hingga kini dengan harapan saya bisa ke Mekkah"

"Oh begitu, saya kerap ke tanah haram dan mungkin bulan depan mau ke sana lagi beserta anak menantu saya"

"Mashaallah senang ya Pak bisa setiap tahun ke sana"

Akupun menyudahi obrolan terkait Mekkah dan menyelsaikan urusanku dengan beliau terkait insentif bulanan Kepala Desa (Kades), Pak Kades ini terkenal kaya dan dermawan. Insentif yang kami berikan sekedar dijemput lalu kemudian dibelikan makanan untuk seluruh karyawan kantor. "Okelah Li, bulan depan saya datang lagi" izinnya pamit.

Sebulan kemudian seperti biasanya beliau datang ke kantor namun ditangannya kali ini ada amplop gede berwarna merah. Sebelum aku menyerahkan insentifnya, beliau mengulurkan amplop merah ke arah ku "Coba Bu Uli buka amplopnya, ini untuk Ibu". Kaget! isi amplop merah itu adalah kuitansi pembayaran lunas untuk umroh atas namaku!

12 tahun lamanya menunggu mukena bekas haji itu terlihat beliau, ternyata keinginan hatiku lewat mukena itu menyentuh Pak Kades, atas seizin keluarganya aku didaftarkan dengan rombongan keluarganya. Bukan gratis melainkan beliau dulukan mendaftarkan aku "nanti bisa bayar kapan saja Bu" ucap Pak Kades. 

Tentu saja aku bingung, hal tak terduga dan bagaimana nantinya aku membayarnya? Aku menelepon Mamak dan respon Mamak sangat positif "it's ok nak, pergilah! Gunakan uang tabunganmu inshaallah Mamak Papa belum butuh uangmu itu. Atas ridho Mamak Papa akhirnya aku sambut bantuan Pak Kades dan mendengar mau aku bayar lunas beliau kasih diskon 1 juta jadi aku transfer Pak Kades 10 juta, ya tahun 2006 biaya umroh 11 jutaan.

Tak usah pikirkan ole-ole ucap Mamak yang tahu uangku sudah terhempas haha, tapi Allah Maha Baik, rencana keberangkatan umroh ku terdengar oleh atasan dan beberapa kontraktor alhasil mereka beri aku salam tempel hehe dan urusan ole-ole semua orang kantor, keluarga, tetangga sanak sodara jauh bisa aku kasih ole-ole.

Well, aku sudah bisa mewujudkan impian terbesarku umroh dan semua atas izin Allah namun kalau bicara teori Law of Attraction maka bisa jadi mukena itulah pengantar niatku yang sangat besar untuk berangkat ke Mekkah. Lantas aku juga pernah bermimpi untuk bisa memberangkatkan orang lain umroh, namun terkikis oleh realita which is sampai hari ini akupun masih pejuang kehidupan hehe. 

Memberangkatkan Orang Lain Umroh 

Namun aku selalu meyakini terus saja pasang niat dan keinginan hati biar Allah yang uruskan, benar saja 4 tahun lalu lewat sebuah job meramaikan kuis berhadiahkan umroh aku bisa memberangkatkan orang lain untuk umroh, beneran orang lain bukan tetangga dekat, bukan saudara melainkan istri marbot mushollah dekat rumah kami.

Mashaallah, bisa aku bilangkan kalau ini modal nol rupiah? Sebuah niat dan keinginan yang diijabah Allah, bahkan teteh yang membantu di rumah pernah cerita "Bu, nama Ibu mah terkenal di kampung karena berangkatin istri Pak Yanto umroh", huwaaa nggak munafik ada rasa bahagia mendengarnya, karena siapalah aku? hanya seseorang dengan keinginan, dan setelahnya ada banyak pengharapan kepada ku "Bu kalau ada lagi saya ya Bu mau umroh juga"

Berangkat dan memberangkatkan orang lain umroh adalah menembus batas versiku, kalau dikaji-kaji memang nggak masuk akal, bagaimana bisa aku berangkat umroh dengan gaji saat itu tak sampai dua juta per bulan, pun begitu 4 tahun lalu tanpa sepeserpun hanya modal beberapa kata dalam sebuah caption instagram mampu mebuatku aku disebut memberangkatkan orang lain umroh.

Jangan ragu untuk bermimpi, selama masih ada keinginan yakinlah Allah Maha Mendengar, selama masih mau maka Allah akan berikan jalanNYA, bukan persoalan banyak uang melainkan seberapa besar kita mengingat Allah untuk mewujudkan keinginan hati kita.




0 Komentar

Komen ya biar aku tahu kamu mampir