Yuhuuu, mashAllah udah dipenghujung April dan aku baru ngeh blog ku sudah empat bulan tak ada isinya. Finally artikel pertama di tahun 2025 yuk bahas tentang reproduksi dulu.
![]() |
Cerita Menopause |
Menjelang Senja Reproduksi: Catatan Personal tentang Perimenopause di Usia 46
Akhirnya empat bulan absen menulis, hari ini aku kembali mengisi blog ini. Bukan tanpa alasan nggak update blog kapan waktu akan aku tuliskan ya prens! Topik yang satu ini terasa begitu personal dan penting untuk dibagikan.
Usia 46 : Awal Petualangan Baru
"Uli, sudah menopause?" Pertanyaan itu sering kudengar belakangan. Jawabanku selalu sama: "Belum, tapi aku sedang dalam masa transisi menuju sana." Di usia yang menginjak 47 tahun ini, tubuhku perlahan menunjukkan tanda-tanda perimenopause—fase alami sebelum menopause resmi tiba.
Siklus haid ku masih teratur, tapi volumenya sudah jauh berkurang. Dulu, hari pertama pasti langsung membutuhkan pembalut. Sekarang? Baru di hari kedua aku merasa perlu memakainya. Perubahan kecil ini membuatku tersadar "Oh, rupanya ini yang disebut persiapan menuju menopause."
Lalu, bagaimana perasaan ku? Sedih? Justru sebaliknya. Aku merasa bersyukur. Tidak semua perempuan diberi kesempatan untuk mengalami penuaan dengan alami. Bagi sebagian orang, menopause datang lebih awal karena alasan medis—dan itu cerita yang sama sekali berbeda.
Memahami Perimenopause dan Menopause
Apa Itu Menopause?
Menopause adalah babak baru dalam hidup perempuan, di mana menstruasi berhenti secara permanen—biasanya setelah 12 bulan tanpa haid. Ini menandai akhir dari masa reproduksi. Namun, sebelum mencapai titik itu, tubuh melewati fase transisi bernama *perimenopause*, yang bisa berlangsung selama beberapa tahun.
Di fase ini, kadar estrogen dan progesteron mulai menurun, membawa berbagai gejala seperti:
- Haid tidak teratur atau lebih ringan, aku merasakan hal ini. Rasanya darah turun lebih lama haha. Tapi maslaah siklus aku masih on track sih.
- Hot flashes (rasa panas tiba-tiba) [aku belum mengalaminya, mungkin nanti?]
- Keringat malam [alhamdulillah tidak]
- Perubahan mood [sejujurnya, mood swings sudah jadi teman sejak muda, haha!]
- Penurunan gairah seksual [tapi kalau lagi 'on', ya tetap semangat!]
- Kekeringan vagina [solusinya? Komunikasi baik dengan pasangan!]
- Daya ingat yang mulai berkurang [aku mulai rajin baca Al-Quran lagi sebagai terapi]
Apakah Laki-laki Juga Mengalami 'Menopause'?
Secara teknis, tidak. Tapi pria mengalami andropause—penurunan hormon testosteron seiring usia. Bedanya, proses ini lebih gradual dibandingkan perubahan drastis yang dialami perempuan. Jadi, untuk para suami, bersabarlah dengan istri yang sedang melalui fase ini.
Menopause Tidak Selalu tentang Usia
Meski umumnya terjadi di usia 45–55 tahun, beberapa perempuan terpaksa mengalami menopause lebih awal karena:
- Histerektomi (pengangkatan rahim) atau ooforektomi (pengangkatan ovarium)
- Efek kemoterapi/radioterapi
- Kondisi medis tertentu
Bagi mereka, transisi ini seringkali terasa lebih berat—bukan hanya secara fisik, tapi juga emosional. Kehilangan kemampuan reproduksi sebelum waktunya bisa meninggalkan luka yang dalam.
Bagaimana Aku Menyikapinya?
1. Menerima dengan Syukur
Menua adalah hak istimewa. Daripada mengeluh, lebih baik fokus pada hal-hal yang bisa dikontrol, seperti menjaga kesehatan tulang (aku berencana cek kepadatan tulang segera!).
2. Tetap Aktif & Produktif
Meski energi tak lagi seperti di usia 20-an, bukan berarti harus berhenti berkarya. Blogging, membaca, dan aktivitas ringan lainnya tetap menyenangkan.
3. Komunikasi Terbuka dengan Pasangan
Perubahan fisik dan libido adalah hal wajar. Yang penting, jujur pada suami dan cari solusi bersama.
4. Persiapan Mental & Spiritual
Aku memilih untuk lebih mendekatkan diri pada spiritualitas, sekaligus menerima bahwa ini adalah bagian dari perjalanan hidup.
Menopause bukan akhir, melainkan *babak baru*. Ada rasa syukur, kadang juga sedikit galau, tapi yang pasti: ini adalah proses alami yang tak perlu ditakuti.
"Menua itu anugerah. Menopause adalah pengingat bahwa kita telah melewati banyak hal—dan siap untuk petualangan berikutnya."
Bagaimana pengalamanmu atau orang terdekatmu menghadapi menopause? Ada tips yang ingin dibagikan? Yuk, diskusi di kolom komentar!
0 Komentar
Komen ya biar aku tahu kamu mampir