Aku Tidak Minder, Karena Hidupku Juga Punya Nilai

Aku Tidak Minder, Karena Hidupku Juga Punya Nilai

Assalamu'alaikum,

Pernah merasa minder? Aku sih nggak ya, banyak artikel motivasi yang sudah aku tuliskan dan kalian mungkin sering membaca tips dariku dan keyakinan ku bahwa Allah sudah memberikan yang terbaik sesuai porsi pribadi kita masing-masing merupakan salah satu tips aku bisa enjoy menjalani hidup ku.

Aku Adalah Anugerah
Ulihape.com

Menghargai Diri Sendiri Secara Jujur dan Diplomatis

Di tengah dunia yang begitu bising—dengan pencapaian orang lain yang berseliweran di lini masa, dengan kesuksesan yang kadang seperti dikemas tanpa cela—kita bisa saja tanpa sadar menaruh rasa kecil pada diri sendiri. Kita mulai bertanya, “Kenapa aku belum sampai di sana?” atau “Apa yang kurang dari diriku?”

Tapi sejujurnya, rasa itu tidak harus dituruti.

Aku percaya bahwa menghargai diri sendiri bisa dilakukan tanpa harus membandingkan secara tidak sehat. Kita boleh, bahkan seharusnya, mengagumi kehebatan, kekayaan, dan keistimewaan orang lain. Tapi mengagumi bukan berarti mengecilkan diri sendiri. Mengakui kelebihan orang lain tidak otomatis menghapus nilai dari diri kita.

Kuncinya adalah melihat diri sendiri secara jujur dan diplomatis—tanpa melebih-lebihkan, tanpa meremehkan. Karena saat kita melihat dengan jernih, selalu ada sisi ikonik dari diri kita yang mungkin justru tidak dimiliki oleh orang lain. 

Apa yang Ikonik dari Diri Saya?

Aku, misalnya, tidak pernah merasa minder. Bukan karena aku paling kuat atau paling hebat, tapi karena aku yakin setiap orang berjalan di takdirnya masing-masing. Apa yang kuterima hari ini—baik karier, keluarga, pencapaian, atau tantangan—semua sudah diukur oleh Tuhan, dan itulah bentuk terbaik dari kasih-Nya.

Yang paling ikonik dari diriku mungkin adalah ketahanan dan ketulusan. Aku jarang sekali menyerah di tengah jalan, dan aku tidak pernah setengah hati dalam menjalani sesuatu. Baik sebagai perempuan yang bekerja, sebagai ibu, sebagai teman, maupun sebagai warga yang aktif menulis dan menyuarakan banyak hal—aku mencoba hadir sepenuh hati.

Impact-nya? Banyak orang bilang mereka belajar semangat dariku. Ada yang bilang tulisanku menyentuh. Ada pula yang terinspirasi dari cara ku menjalani hidup yang "biasa saja" tapi tetap penuh warna. Dan kadang aku tersenyum ketika seseorang berkata, “Kamu tuh kayaknya hidupnya enak banget ya.” Karena tanpa mereka sadari, aku sudah berhasil membuat hidup ini terlihat ringan—padahal tetap saja, aku juga manusia yang bergumul.

Nilai Diri Tidak Ditentukan oleh Kepemilikan

Jangan izinkan diri kita merasa kecil hanya karena tidak memiliki sesuatu yang dimiliki orang lain. Kita mungkin tidak sekaya dia, tidak setenar dia, tidak secantik dia, tidak sepintar dia. Tapi barangkali kita lebih sabar, lebih ringan tangan, atau lebih jujur. Nilai kita tidak diukur dari seberapa banyak yang kita punya, tapi seberapa banyak yang bisa kita bagi—entah dalam bentuk waktu, senyum, cerita, atau inspirasi.

Jangankan sama orang lain, dulu aku juga kerap cemburu dengan adik perempuanku. Sampai suatu malam ketika kami saling ngobrol nggaks engaja adikku bilang cemburu melihat aku yang bisa bebas melakukan camping. What! Kok bisa? Padahal aku yang seharusnya cemburu padanya, dia kerap mendapatkan perlakuan istimewa, bahkan dia diizinkan les menari sementara aku tidak. 

Begitulah hidup, terkadang orang lain berpikir untuk menikmati posisi kita, sementara kita sibuk memikirkan untuk berada di posisinya.

So! kita bisa berdiri sejajar di mana pun kita berada jika kita sudah berdamai dengan diri sendiri. Dan berdamai bukan berarti puas lalu berhenti tumbuh, tapi tahu bahwa dalam setiap keterbatasan pun kita tetap layak untuk dihargai—terutama oleh diri kita sendiri.


0 Komentar

Komen ya biar aku tahu kamu mampir