"Bagong" Manusia Diatas Normal

"Bagong" Manusia Diatas Normal

Bagong adalah anak yang terlahir dengan kondisi Down Syndrome (DS). DS bukan merupakan sebuah penyakit turun temurun, Menurut dokter kandungan ku dulu, DS ini terjadi karena sperma membuahi sel telur yang jelek kualitasnya sehingga ada kelainan kromosom. Diusia kandungan 32 minggu tetiba wajah dokter kandungan yang terbiasa memeriksa kehamilanku berubah, ada yang tak beres itu yang kutatap dan dengan perlahan sang dokter menyampaikan sebuah dugaan bahwa Kanda calon anak kami menderita DS (akan aku tulis dilain waktu ya). 


Dan aku hanya senyum, tak apa dok, bagong adalah manusia diatas normal yang aku kenal dan darinya ada seribu kebaikan maka tak ada alasan untuk sebuah kesedihan. Lalu sang dokter membalas "saya doakan prediksi saya salah dan biasanya orang tua yang optimis seperti ibu akan membuat keadaan berbalik..aamiin sahutku.

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Sebuah Karikatur bersumber http://www.google.co.id/imgres?


Bagong (bukan nama sebenarnya, nama ini disematkan oleh orang-orang pasar untuknya), dia adalah seorang makhluk Allah yang terlahir dengan kondisi Down Syndrome...banyak orang yang mengatasnamakan idiot untuk kondisi seperti Bagong. Tentu saja Bagong tak pernah bercita-cita untuk kondisinya ini, bahkan keluarganyapun pasti menyematkan kesempurnaan untuknya dalam setiap doa-doa selama 9 bulan dalam kandungan.


Tahun 1996 kami sekeluarga di pindahkan (oleh perusahaan tempat Papa bekerja) ke daerah Sumatera Selatan bukan di ibukota propinsi melainkan disalah satu Kabupaten yaitu Baturaja. Rumah yang kami tempati cukup besar, sebuah rumah tua ala rumah belanda, aku suka suasana ruangan didalam rumah ini, berkotak-kotak sehingga banyak ruang didalamnya. Dan banyak juga orang yang seram melihat kondisi rumah ini dikala malam hari tiba. Masih ku ingat dipagi hari, ya hari jumat sebelum adzan subuh berkumandang di luar rumah tepatnya di teras depan terdengar suara seseorang sedang bertahlil dengan suara yang keras, kencang dan penuh semangat, seolah-olah sebentar lagi hidangan penutup kaji akan datang, "lailahailalllah" berulang-ulang terdengar sangat khas. Lalu aku terkejut "siapakah pagi hari ini yang bertahlil didepan rumah?" Aku langsung memanggil mamak ,seolah paham maka, kami langsung mengendap-endap, perlahan kami serempak membuka tirai, sangat pelan dan mata kami berhenti di sebuah pandangan , ada seseorang dengan badan yang besar, gemuk sedang duduk dengan kepala bergoyang ke kiri dan kanan, dari mulutnya tahlil bergema dan kami biarkan saja, kamipun larut dalam rutinitas pagi dan tentu saja dalam tanya "siapakah dia?" Sampai jam 7 pagi masih belum berhenti akhirnya mamak membuka pintu dan dia langsung berhenti mengucapkan tahlil. wajahnya menengadah menatap mamak, jujur aku sedikit terkejut..kaget...aku kaget. Wajahnya seperti kebanyakan, banyak yang memiliki wajah seperti dia, wajah seorang ciri khas Down Syndrome. Dalam diamnya mamak menyapanya.."mau makan nak"?? dia senyum......senyum yang sangat polos, wajah seperti mereka selalu menyimpan banyak kebaikan dan kepolosan, mengharukan...kepalanya mengangguk. Tanpa dikomando aku pun cepat mengambilkan sarapan untuknya. Lahap sangat lahap dan rapih dia menghabiskan apa yang disajikan. Setelah itu dia pergi tanpa kata hanya sebuah senyuman pertanda terima kasih ya, besok aku datang lagi. Lalu kami mencari tahu tentang dia. Ternyata dia mempunyai keluarga bisa dibilang keluarga yang berada, keluarganya sudah sering berusaha agar dia tidak berkeliaran tetapi dia tetap ingin keluar bebas, mungkin menurutnya dengan beraktifitas maka dia hidup normal ..akhirnya dia dibiarkan.


Sehari-hari dia beraktifitas di pasar, melakukan apa aja dan hanya mau dibayar dengan uang merah  dizaman itu lembaran merah rupiah kita menunjukkan "uang kertas seratus RUPIAH". Orang-orang pasar memanggilnya "BAGONG". NAma yang indah baginya, dia punya nama "BAGONG" dan dia suka dengan namanya. Setelah kejadian di jumat pagi itu maka dia selalu rutin datang ke rumah kami....kenapa ??? mengapa ??? tak ada jawabannya. Dia hanya datang pada jam makan pagi, makan siang dan malam. Dalam hadirnya selalu begitu tahlil lalu sarapan dan selesai makan langsung pergi.  Ayuk adalah panggilannya untuk aku dan adik perempuanku. Setiap dibukakan pintu dia langsung meminta "yuk lok,pi,yam" maksudnya yuk beri aku makan "Telor (lok), Sapi (pi) dan Ayam (yam)".

Pernah suatu ketika aku kasih menu udang goreng dan dengan kagetnya dia spontan membuang piringnya, ternyata dia takut dengan "UDANG ada jenggotnya katanya atuuut hehehhe..bagong..bagong. Hari-hari berlalu begitu, hadirnya kami tunggu, bahkan dirindu. Sampai suatu malam dimana kemeriahan takbir terdengar dimana-mana. Bagong datang dengan penampilan yang lain dari biasanya, malam itu tak tampak pakaian dekilnya, sandal buruknya, muka cemongnya. Wajar bila kami kagum melihatnya malam itu, rapih dan ganteng dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya. Ah ini malam lebaran bukan ? Bagong ganteng, sambil ku acungkan jempol, pastilah keluarganya memberi dia pakaian yang sangat baik ini untuk menyambut gema takbir malam ini. Rambutnyapun klimis, tersisir rapih , baju baru, celana baru, sandal baru dengan senyuman khas yang tetap sama. Dia berjalan dengan malu-malu seolah paham bahwa kami tengah mengaguminya, mamakpun tersenyum bahagia. Melihat kehadiran mamak tiba-tiba saja dia membungkuk...lalu bersujud dikaki mamak... ocehannya yang tetap tak dapat kami mengerti, tapi malam itu kami tahu maksudnya, dia tahu ini malam lebaran, dimana semua orang berkumpul dengan orang tersayang untuk saling merayakan kemenangan, untuk saling bermaafan. Maka diapun langsung menghimpun kedua tangannya dihadapan dadanya, seolah  meminta maaf..memeluk mamak..dan ocehan tak jelas itu mampu membuat air mata bergulir secara perlahan. Setelahnya dari saku celananya dikeluarkannya segepok uang..uang lembaran kertas berwarna merah kesukaannya, uang yang sangat berharga baginya, uang lembar merah itu terikat rapih dengan karet, berlapis-lapis, berlembar-lembar..uang kertas merah seratus rupiah. Tak tertahankan air mata mamak jatuh, aku terharu, adikku sedih, entahlah rasanya bagong memberikan hal terbaik dari hidupnya sebagai ucapan terima kasih. Terima kasih bu, terima kasih yuk, ini uang merah kesukaanku untuk ibu. Bagong tetap tersenyum tanpa tahu arti air mata kami, senyumnya tak lepas sampai dia menyantap hidangan lebaran. Waktu itu aku, abangku dan adik-adikku belum ada yang bekerja sehingga bagong adalah anak pertama yang memberikan uang pencahariannya untuk mamak. Bagong kau adalah manusia diatas normal... .semoga kau tetap dalam lindungan allah..amin ya rabb.


Tentunya DS bukanlah akhir segalanya, karenanya mendapat vonis DS diusia kehamilan 32 minggu bukanlah sebuah kesedihan, karena Allah jauh sebelumnya telah melihatkan kebaikan itu, kalaupun sedih itu hadir bukan karena tak ikhlas, hanya takut membayangkan kejamnya dunia terhadap orang-orang tak normal. Dan Bagong adalah sebuah kisah ketidaknormalan melebihi batas normal. 

Sampai sekarang selalu hadir tanya "apa kabarmu bagong?"


6 Komentar

  1. Ya Allah bagong....
    Saya menikmati tulisannya sampe selesai... dan segera berdoa dalam diam...

    Ada sejuta kebaikan yg tersembunyi dibalik kepolosannya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya..senyumannya selalu membekas, terima kasih sudah mampir

      Hapus
  2. MasyaAllah... dibalik semuanya, Allah menyimpan hikmah

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, makanya ketika divonis DS, saya merasa baik2 saja

      Hapus

Komen ya biar aku tahu kamu mampir