Blogger Zaman Now, Kebanyakan Iklan

Blogger Zaman Now, Kebanyakan Iklan

Meski menyebut Blogger Zaman Now , murni itu aku maksud untuk menunjuk diri sendiri, yah anggap saja biar kekinian dengan judul yang zaman now.

Menulis sejak tahun 2008 di sosial media membuat aku belajar untuk semakin menulis dengan baik. Awalnya ngeblog itu hanya sebagai perpindahan kesenangan menulis dari buku konvensional ke buku digital. Dari tulisan bergembok sampai tulisan berkomentar. Menulis itu menyenangkan, terkadang dalam keadaan marah dan tak bisa melampiaskan amarah maka aku mencaci seseorang,mengutuk keadaan lewat tulisan, derai air mata mengiringi rangkaian kata dan akhirnya aku merasa lega bisa menuangkan segala kebencian lewat rangkaian abjad. Membacanya mengurangi kekesalan ku sehingga banyak persoalan yang bisa aku lalui tanpa emosi yang menguras energi.

pixabay.com

Kini setelah memiliki anak, aku bahkan semakin menyukai menulis, aku merasa jiwaku lebih baik, eh bukan hanya jiwa, dompet pun ikutan bahagia hehe.

Blogger Yesterday

Dulu menulis tak mengenal deadline, menulis tema apa saja yang dekat dengan kehidupan cenderung bergaya reportase, dulu menulis itu tanpa harapan rupiah, bahkan menulis sambil tersenyum tanpa memikirkan page view. Sebelum zaman now aku menulis apa saja yang aku rasakan, habis marah dengan orang tua jadi satu artikel, habis putus cinta jadi puisi, bahkan habis beli tempe mendoan di pinggir jalan jadi sebuah bentuk promosi. Bertemu teman untuk silaturahim, begitu erat saling menyapa.



Blogger Zaman Now

Menulis dengan deadline, tema bahkan poin nya sudah ada petunjuk nya, hampir 50% artikel ku adalah iklan (dan bersyukur aku masih menulis sponsored post yang sesuai dengan kenyataan yang aku lakukan) kalau aku menulis tentang sebuah produk biasanya karena memang aku pernah memakainya walau minimal 1 kali (enggak re-purchased). Sekarang kalau aku menulis kuliner sebagian besar merupakan iklan, promosi berbayar tulisan. Bisa bertemu teman bukan karena keinginan silaturahim melainkan memenuhi kewajiban sebuah kesepakatan. 

Positifnya tetap masih banyak kawan, mau enggak mau blog terupdate dengan banyak tulisan, alhamdulillah sekarang bisa punya penghasilan tambahan, sedikit kali banyak kan jadi lumayan. Memiliki banyak koneksi dengan sering hadir di event, serta mempunyai ilmu-ilmu baru dari setiap agenda blogger yang dihadiri.

Sayangnya saat ini rate card belum ada patokan nya, yang dibayar murah kebangetan ada, yang dibayar mahal bingit pun banyak. Ingin nya blogger dijadikan profesi yang proffesional sehingga nilai jual dari masing-masing blogger ada standard, jadi blogger enggak usah takut ketika temannya nanya "lu job kemarin dapat fee berapa ?" eh si teman cuman kasih senyuman itu bisa terjadi karena gajinya blogger itu beda-beda. Pernah satu agency menghubungi "berapa mbak untuk blogpost?" aku jawab sekenanya '800 ribu blog post only dan ga hadir di event mbak' eh doi langsung deal. Lalu tiba-tiba ada donk teman yang ngechat nanyain fee event tersebut , kalau aku di tanya inshaallah aku jawab apa adanya tanpa maksud apapun melainkan sekedar sharing. Ketika dia tahu aku dibayar 800K dia kaget, karena untuk event yang sama dimana dia harus hadir pula dia dibayar 500K  see ? Betapa para blogger dihargai sesuka hati. Mengetahui kesenjangan begitu jujur aku sedih dan akhirnya aku mundur karena menilai ada kedzaliman, menurutku ini enggak fair meski sebagian teman bilang "rezeki masing-masing orang kan beda" tapi bagiku keadilan profesi itu harus!.

Urusan tulisan aku enggak bisa menilai, bagiku apapun yang teman-teman ulas adalah sebuah usaha profesional karenanya tak akan ada nyinyir dari ku. Bagiku menulis enggak harus berpatokan kaedah EYD, bagiku menulis itu supaya ketika orang membaca tulisanku itu sama dengan dia sedang mendengar aku bercerita. Toh menurutku tulisan kita itu akan menemukan pembaca nya sendiri, enggak sekarang mungkin esok atau lusa.

Itu dulu deh ungkapan hati mamak yang super sibuk ini hehe

Selamat Hari Blogger Nasional untuk seluruh teman blogger, tetaplah menulis kata menjadi ka(r)ya.

35 Komentar

  1. Wah keputusan mba :) aku juga dulu mikirnya nulis aja eh ternyata ada bonusnya itu alhamdulilah..
    Dan aku setuju kita pasti menemukan pembacanya sendiri :)
    selamat hari blogger juga mba makin semangat nulisnya ^^

    BalasHapus
  2. Yang penting teta semangat berkarya ya mbak ^^
    Selamat Hari Blogger

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. ah om opik semuanya keren hehe, anyway makasih ya

      Hapus
  4. Walo blm bisa trima sponsored post ampe skr, tapi buatku menulis blog udah kayak terapi untuk ngilangin stress juga mba. Trutama utk nambah kawan :D. Bisa dibilang, kawan2ku lbh banyak dr kalangan blogger drpd yg temen sekolah/kantoran :D. Semua krn nulis blog, rajin BW :D. Seneng sih, apalagi kalo sdg traveling ke mana, di situ ada blogger B yang bisa diajak meet up. Ke kota lainnya, ketemu ama si C :D. Suamiku kdg sampe heran, kenapa tiap jalan, pasti ada aja ketemuan ama temen blogger :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehhe memang ngeblog membuat hidup hepi ya

      Hapus
  5. Mau dong di standarnya, tapi ikut standar nya mba uli ajah :D :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. jangan ki, kita ikut standard yang tinggian aja hahah big payment

      Hapus
  6. Yang penting tetap menulis dengan bahagia ya, Mba Uli. Supaya aura positifnya juga nyampe ke pembaca :).

    BalasHapus
  7. Selamat berkarya mbaaa..:) apapun prinsipnya, saling support ^^ menghargai
    Menulis panggilan hati yg kadang ada bumbu2 sponsornya �� Alhamdulillah banyak teman baruuu ❤️

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mudah-mudahan selalu saling support

      Hapus
  8. Saya ngeblog mulai tahun 2006, meski pasang surut. Pada akhirnya menulis adalah passion yang gak bisa lepas.
    Bersyukur menulis yg tadinya sebatas hobi ternyata bisa menghasilkan.
    Jalan rezeki hanya Allah yg tahu, manusia hanya ikhtiar dengan berbagai macam cara yang pastinya halal.
    Selamat Hari Blogger Nasional

    BalasHapus
  9. Rate card tergantung kualitas blog & popularitas bloggernya mba. Untuk acara itu, ada yg gak hadir event tapi dibayar di atas 10 juta karena memang blognya populer, orangnya jg ngetop hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya itu case beda mbak, maksudku sesama kelas kek kita ini loh hehe

      Hapus
  10. Akupun menulis awalnya dibuku bergembok ka..tp seiring jman now mulai menulis dibayar. Setuju bahwa blogger itu harus punya bargaining position, kalo yakin dan pede dgn blog dan tulisannya knp gak menawarkan harga yang pantas. Keep writing and sharing ya ka..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kadnag berpikir demikian, tapi kadang hatiku ga bisa menerima yang begituan huhuhu

      Hapus
  11. Klo ak tetep stel kendo sih mbak, dapet job alhamdulillah enggak juga gpp. Tp klo dapet job otomatis wajib update klo curcol malah sekarang dah jarang

    BalasHapus
  12. Aku suka tulisan ini, Mak :))

    BalasHapus
  13. Alhamdulillah juga sekarang ini menulis sesuai dengan pengalamanku. Nulis iklan dibalut pengalaman pribadi abis belum pede banget nulis yang full curhat. Soal rate card, kalau tau sso dibayar mahal lebih dari aku, biasanya ku cari tau apa valuenya....pasti ada yg lebih dari dirinya. Amati dan modifikasi. Ada proses dari setiap perjalanan.

    Intinya menulis itu membuat saya mengenal lebih banyak teman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yup, dan jangan nambah musuh yes hahaha

      Hapus
  14. Dalam bbp Hal, yg dibuat standard itu mungkin lebih ke standar ratenya ya, bukan standard sama utk setiap blogger.

    Misalnya, utk blog populer yg pengunjung bulanannya bisa mencapai puluhan bahkan ratusan ribu, apa bisa disamakan dg yg pengunjungnya cuma puluhan? Pembandingnya harus apple to apple.

    Ga adil itu baru terjadi kalau blog dg rata2 pengunjung sama2 10rb/bulan, dibayar berbeda, yang satu dibayar 500rb, yg lain 1jt misalnya. Tapi ini pun harus ditilik lagi, bedanya cuma karena blognya aja, atau karena faktor lain? Misalnya follower & engagement media sosialnya.

    Jiah, aku nulis kog jadi panjang.

    So, kalau pun mau dibuat standard, bukan rate bloggernya sih menurutku, tapi ya itu, patokan ke performance ya *cmiiw. Imho

    BalasHapus
    Balasan
    1. standard yang aku maksud lebih seperti golongan gaji lah kalo di kantoran, jadi mungkin bisa dibuat berdasarkan DA/PA, kasus dalam tulisan ini ngeri loh mbak may, ada yang lebih beken dari aku blognya dibayar murah, lantas aku tanya si mbk agency , jawabannya "yah kan dia yang maunya segitu". Andai ada standard setiap blogger jadi tahu kualitas masing-masing dan bisa berbenah..

      Hapus
  15. Hahahaha tulisannya fresh! Aku suka... wkwk... bikin senyam senyum angguk-angguk..

    BalasHapus
  16. Setuju mba, emang hidup harus berkembang sih kalau gak ikut zaman now nanti bisa kayak friendster :)

    BalasHapus
  17. Konon pintar-pintarnya kita mengemas "iklan" dalam postingan. Tapi emang suka bosen juga sih kalo BW ke blog orang, isinya iklan melulu. Imbangi dengan postingan non-iklan, bisa jadi penghiburnya.

    BalasHapus
  18. mbaak saya suka gaya tulisan mu, iyess blogger jaman now dan tak bisa di pungkiri semua orang butuh yang namanya duit, hanya kadang miris dengan orang yang member fe blogger untuk sekali review 50 ribu, klw saya biarlah ikhlas nulis punya teman nggak di bayar dari pada di hargai segitu, yaahh tapi kita memang mesti sadar diri .. DA/PA masih kecil tapi udah ingin fee yang besar..

    BalasHapus
  19. Selamat hari blogger Nasional mbak....

    BalasHapus
  20. kadang happy dapet sponsored post, tapi kadang suka galau juga kalo kebanyakan dapet sponsored post ya mak uliiii. ntr jadi bloger kebanyakan iklan.. hihihi

    BalasHapus
  21. pokoknya tetep menulis dengan karya sendiri mbak dan terus semangat.

    BalasHapus

Komen ya biar aku tahu kamu mampir