7 Cara Bijak Menyikapi Sosial Media

7 Cara Bijak Menyikapi Sosial Media


Jujur buat aku sih agak mengherankan ketika beberapa seleb memutuskan untuk rehat dari riuh nya dunia maya, segitu nya ? Tentu aku begitu karena menjadikan diriku sebagai indikator nya. Memang tak baik menjudge orang, well sebut sajalah tulisan ini bukan menghakimi melainkan hanya berbagi opini saja tentang memanfaatkan sosmed dengan bijak sehingga kalian tak merasa di negeri awang-awang.



Ketika seseorang memutuskan “berhenti’” biasanya karena sudah berlebihan, yang perlu di apresiasi adalah mereka mengetahui kapan harus berhenti, poin nya adalah bersyukurlah mereka yang bisa memahami bahwa mereka sudah berlebihan dan harus berhenti. 


Sosial Media

Jauh sebelum facebook ada, untuk pertama kalinya aku menggunakan sosial media bernama Friendster, mirip seperti facebook namun interaksi nya tak seperti FB, kemudian ada myspace dan lalu aplikasi chatting masih mIRC32 , lalu kemudian berkenalan dengan yahoo messenger. Zaman itu belum ada handphone, lalu ada pun handphone tipe nya belum smart jadi tetap saja ngandalin warung internet, rasa-rasanya itulah sebabnya mengapa sosial media di era itu tak sedekat dan seramai ini.

Saat ini dunia digital itu sudah dalam genggaman, koneksi internet sudah sampai ke pelosok siapa saja bisa mengakses apapun dengan mudah dan cepat. Sosial media memang dihadirkan untuk mempertemukan orang-orang yang terpisah ribuan kilometer. Bahkan aku bahagia banget bisa menemukan beberapa teman lama di fesbuk, cukup ketik namanya dan ingat-ingat wajahnya lalu kita bisa bernostalgia dengan teman masa kecil. Akhirnya ajang reuni pun menjadi marak berkat fesbuk, reuni teman SD, teman SMP bahkan reuni playgroup haha.

Dunia maya katanya, namun terasa nyata. Pamer katanya ? Lah memang sosial media di create untuk hal seperti itu, kamu bisa lakukan apapun, bisa info kan apapun untuk siapa saja. Lalu ada yang bilang dia kecanduan, ada yang bilang dia sudah tak bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang maya, why ? Karena dia salah menggunakan semua alat sosial media. One day aku pernah ditantang seorang teman untuk off selama seminggu dari dunia fesbuk. Semua orang berpikir aku terlalu aktif, sementara diriku merasa apa yang aku lakukan masih biasa saja. Namun orang menilai aku seperti ada 24 jam di komputer. Yang terjadi adalah apa saja yang aku lontar kan di dunia maya selalu berhasil memancing orang banyak untuk berkomentar, hal inilah yang membuat aku dianggap seperti eksis, padahal aku biasa saja haha.

Tantangan itu aku terima dan pastinya aku berhasil melewati nya, temanku enggak percaya sampai kami mencari sebuah aplikasi untuk menghitung jumlah status sepanjang tahun dan hasilnya mengejutkan, status dia lebih banyak dua kali lipat dari status ku, how can ? Yup! dia merasa dunia nya tak ramai karena setiap statusnya tak berbalas komentar, sehingga tanpa sadar terus melemparkan status, sementara aku sehari cukup satu status dengan puluhan komentar dan komentar inilah yang membuat seolah aku lebih aktif dari dia.

So guys, sejak ada dunia internet maka aku sudah punya prinsip tak akan membiarkan dunia maya mengubah dunia nyata ku, beberapa hal yang aku lakukan untuk tetap waras ber sosial media adalah :


  • Gunakan Sosial Media sesuai Fungsinya, yup! Instagram gunakan untuk mengupload poto, twitter gunakan untuk bercuit dan fesbuk gunakan untuk apapun yang kalian senangi. Rasanya bosan bila melihat semua sosial media mu terkoneksi, yang dibaca di instagram, twitter dan fesbuk sama. Temanmu akan bosan dan kau pun akan bosan.
  • Hasilkan Uang dari Akun Sosial Media, manfaatkan akun sosial media kamu untuk menghasilkan rupiah, sedikit di kali banyak itu kuncinya. Jangan juga berharap seperti selebriti yang sekali post sudah langsung enam digit. Yah kan asyik tuh cuman upload poto, cuman buat cuitan dan update status bisa dapat bayaran hehe.
  • Batasi Waktu Memegang Gadget, mau enggak mau harus disiplin, kalau enggak buat batasan pasti tetap ingin sosmed-an. Aku pribadi memang membatasinya, kalau sudah di rumah gadget akan masuk lemari, ini memang sudah kebiasaan jauh sebelum ada smartphone. Aku lebih senang beberes, apalagi setelah menjadi Ibu banyak banget pekerjaan rumah yang harus dilakukan. Makanya nih kalo ada yang nge WA disaat aku sudah di rumah maka balas nya akan lama, bahkan informasi job di pastikan lewat hehe.
  • Setting sosial media mu sesuai kebutuhan, aku kerap mematikan notifikasi dalam sebuah status, tujuan nya supaya aku tak perlu larut dalam banyak komentar, bahkan aku bisa terhindar dari banyak perdebatan yang tak penting. So jangan heran kalau aku sering tak membalas, bukan karena tak mau tapi karena aku tak tahu ada komentar lanjutan. Atau kalau merasa pusing dengan status teman kalian bisa donk langsung hide from your timeline, yah ekstrem nya unfollow lah.
  • Jangan Kepo, sosmed itu dibuat hanya untuk dirimu bukan untuk mengurus hidup orang lain. Tapi yang aku perhatikan banyak orang yang menghabiskan waktu di sosial media untuk melihat aktifitas temannya, bahkan nih ada yang bisa banget merekap aktivitas ku selama seminggu hahaha, karena dia kepoin semua akun sosmed bahkan sampai status di whatsapp, orang seperti ini jelas sudah salah menggunakan sosial media. Syukur-syukur kalau dia bisa ikutan bahagia kalau enggak ? 
  • Menjadi diri sendiri, tak perlu menciptakan image lain. Karena akan lelah bila kehabisan ide, jadilah diri sendiri sehingga apapun yang kalian posting orang tetap merasakan itu adalah diri kalian.
  • Tahan diri untuk komentar, banyak hal yang tak menyenangkan tapi kalian harus bisa menguasai diri kalian, jangan terbawa arus, pikirkan sebelum berkomentar.
Dengan cara diatas aku merasa sosial media itu sebuah kebaikan, bahkan aku sangat bahagia bisa mengetahui kabar saudara dan teman yang jaraknya tak dekat. Sebaliknya pun begitu saudara-saudara ku bisa mengetahui kabar aku dan keluarga meski kami tak tatap muka. So sebelum menyatakan mundur dari sosial media, ada baiknya kalian kaji ulang cara kalian menggunakan sosial media. Karena apapun itu kalau berlebihan memang tak baik.





10 Komentar

  1. Betul, Mba. Kalau ngga bijak, pasti kepala ini puyeng nengok postingan orang yang sliweran di linimasa. Untukku sendiri juga kudu pinter-pinter memilah mana yang mau dilihat dan mana yang skip aja. Self control itu penting :). Biar jangan jadi kurang bahagia. Hehehe.

    BalasHapus
  2. Setuju mbak Uli kita memang dilarang baper kalau udah kenal medsos, kadang suka getel bales komen orang tapi ya diemin aja deh hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. makanya aku suka matikan notifikasi nya hahah biar aman dr godaan

      Hapus
  3. Tetap harus bijak dalam memanfaatkan akun media sosial ya mbak Uli. Beberapa WAG notifikasinya juga aku silent. Nimbrung di grup juga sekadarnya saja

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bener sama aku pun kalo WAG udah mute semua haha

      Hapus
  4. Yupz menggunakan sosmed sesuai kebutuhan. Kalo memang cara menghasilkan uangnya lewat sosmed ya wajar ya mbak kalo aktif di sosmed. Tapi orang terkadang tidak memahami hal itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya karena yang dia tahu sosmed cuman buat ngepoin orang saja haha

      Hapus
  5. Cerdas sekali cara bersosial medianya. Panteslah kalau mbak Uli ini eksis, yang penting faedah ya, Mbak.

    BalasHapus

Komen ya biar aku tahu kamu mampir