Kenapa Harus Blogger Kalau Butuhnya Selebgram ?

Kenapa Harus Blogger Kalau Butuhnya Selebgram ?

Akhir-akhir ini aku merasa hampir semua yang membutuhkan blogger kasih syarat minimal follower Instagramnya harus 2.000 bahkan ada yang minimal 3.000 follower. Duh! Aku akui memang aku enggak jago bikin konten IG, aku enggak bisa kasih story tiap jam bahkan sehari satu IG story aja jarang, dan bisa jadi itu semua penyebab follower di Instagram ku enggak naik-naik.

Dulu aku berpikir I am a Blogger jadi orang yang butuh aku pasti hanya butuh tulisan ku, tapi nyatanya kini tuntutan itu berbeda sebagai blogger juga diharapkan menjadi seorang influencer dengan follower ribuan di semua akun sosmed.Jujur aku sekarang mulai blank tentang permintaan ini, maksudnya begini "kalau lu butuh influencer kenapa enggak cari yang influencer ?" banyak toh yang bisa diendorse ? Nah kalau butuh blogger yang sekaligus influencer kenapa bayarnya standard blogger ? Ehm..bukan matre sih cuman memang di kepala ku enggak bisa nerima hehe. Dan memang aku enggak pernah daftar yang mengharuskan aku punya ribuan follower, barangkali sekarang para selebgram ramai-ramai bikin blog supaya bisa juga memenuhi permintaan pasar. 

Sumber https://pixabay.com/id/laptop-ponsel-instagram-3781384/


Di mataku memandangnya sebagai sebuah ketakadilan, blogger itu enggak mudah. Menulis dengan hati, berjuang keras supaya orang mau klik artikel yang disharenya. Bahkan ketika share artikel di instagram kebanyakan enggak buka karena linknya mati, beda kalau ditwitter aku yakin orang masih tertarik buat klik link yang hidup. Nah kalaupun memang butuhnya blogger yang punya ribuan follower seharusnya fee nya juga dibuat menarik, sorry to say ada banyak job yang kasih rate sama tanpa harus sibuk ngecek follower instagram ku. Contohnya artikel content placement, mereka enggak mau tahu riuh rendahnya instagram karena memang tujuan mereka blog nya si blogger. Tapi kalau memang cuman butuh blogger hanya untuk sampingan nitip link brand doang trus syarat utamanya follower sosmed, apa yakin tulisan bisa maksimal ?

Jadi ya enggak heran kalau akhir-akhir ini kebanyakan blogger nulis campaign job saja karena lagi-lagi keknya kualitas tulisan bukan lagi jadi sasaran pemberi job, yang penting bisa jadi trendic topic di sosmed sudah cukup. Padahal selama ini pengalamanku yang bertanya langsung kepada ku kelanjutan dari artikel justru mereka menghubungi ku via WA bukan via sosmed. Mereka mendapat informasi itu dari blog ku bukan dari akun instagramku, bahkan sebagian teman yang "terpengaruh" akan campaign yang aku jalankan karena baca share artikel di facebook ku. Jadi itu kenapa aku masih menyimpan tanya kenapa sekarang banyak brand yang butuh blogger sekaligus selebgram ?

Ya udah sih li, tinggal follow-follow aja, lah akukan blogger bukan selebgram ? lagian aku pusing dengan perang unfol di instagram, follower itu menurutku jangan dipaksalah buktinya ntar aku sudah folbek eh besoknya followerku lenyap 10 hehe ? nah bingungkan ? Itulah yang bakalan terjadi kalau konten IG memang enggak menarik. Ah sudahlah...bukan pasrah tapi aku memang ingin blogger is blogger udah gitu aja. Kalau butuh share ya gak papa sih tapi ya jangan maksa juga punya follower sekian ribu hehe. Atau boleh dipertimbangkan kalau suruh ngulasnya cukup di Instagram enggak perlu di blog, gimana ?

Dan akhir-akhir ini aku suka kriteria job yang cukup posting di instagram dengan minimal follower 200 aja dan fee cukuplah buat kuota, kerjaan begini kan ringan dan bebannya dikit banget, tapi kalo sudah diminta ngeblog trus kudu punya ribuan follower berarti kita belum berjodoh hehe.

Sore ini sebuah WA menyapaku, mengajak ikut campaign dan lagi-lagi "yah sayang follower kamu belum 2K". Carinya blogger tapi seleksinya kenapa dari follower instagramnya nya ? dan lalu aku kasihan dengan google analytic ku hei kamu yang sabar ya karena meski banyak yang baca ternyata enggak selaku kalau followermu belum 2K hehe.


Sekian curhat sore ini, bukan bete hanya saja tak cocok sama kepala ku hehe.







12 Komentar

  1. Aku suka tulisannya, Kak
    Beneran menyuarakan isi hatiku yang fakir follower juga hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. soalnya aku enggak nemu benang merah antara blog dan follower instagram hehe

      Hapus
  2. Kalau dipikir-pikir secara logika memang gak masuk akal ya ka, blm lama aq nolak permintaan agency yg minta Blogger minimal followenya 5rb sedangkan aq aja baru 2rb an drpd kerja bakti mending ga dh haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya asampai saat inis ebagai blogger kok rasanya dipermainkan hehe

      Hapus
  3. Sabaaar mbaak.. hihi.. saya belum tahu tentang campaign2.. karena kadang materinya kurang cocok sama isi blog ku (gini deh kalo blognya niche tertentu). Huhuhu.. tetap semangat berbagi ya mbak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah istiqomah aja mbak, karena niche tertentu itu tunggu waktunya gong inshaallah rezeki besar nyamperin aamiin

      Hapus
  4. Tulisannya bagus sekali, mbak uliii 😊🖒

    Saya sendiri baru blogger pemula...
    Jadi belum pernah dapet job..
    Tapi tulisannya mbak uli sangat beemanfaat utk menambah pengetahuan saya 😀🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah mumpung pemula, ayo gedein follower IG nya jadi makin banyak kesempatan

      Hapus
  5. wah untung aku mampir disini. Belakangan aku juga merasa begitu kak, ku pikir aku doang yang lagi baper soal beginian. Terus terang 3 minggu ini aku di rumah dan menolak banyak campign, meskoun follower ku mencukupi. Alasannya merasa dikerjai, betul seperti yang kak uli bilang, mereka butuh backlink, minta tulisan minimal sekian katan, backlink sekian dan posting semua soc med termasuk ig, tapi dengan penawaran yang menurutku minim banget. Influencer mereka kadang cuma ngasih foto doang, caption dibikinin agency atau pihak brand, dan publish bisa 3-4, sementara blogger yang harus mikir, nyari gambar buat blog dan posting ini itu, masih aja nego terus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu juga salah satu yang bikin aku merasa lah kalo gitu ya sudah pakai selebgram aja..hehe

      Hapus
  6. terimakasih telah menyuarakan isi hatiku. aku baru setahun ini nulis blog, ada beberapa brand yang menghubungi karena baca blog aku, tapi karena tau followers ig aku cuma 300 karena bikin baru, jadinya dibatalin. ya sudahlah tidak berjodoh

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu dia, butuh blogger tapi indikatornya follower instagram harga micro influencer hehe

      Hapus

Komen ya biar aku tahu kamu mampir