Pentingnya Restu Dalam Sebuah Hubungan, Siapakah yang Paling Bahagia Antara Mulaan Jameela dan Maia Estianti ?

Pentingnya Restu Dalam Sebuah Hubungan, Siapakah yang Paling Bahagia Antara Mulaan Jameela dan Maia Estianti ?

Kalau sudah hari jumat bawaannya selow ges, aroma besok leyeh-leyeh sudah didepan hidung banget dan biasanya hanya hari Jum'at yang aku pulangnya aenggak nongkrongi mesin absen hehe karena kalau hari lain aku udah di depan mesin absensi 10 menit sebelum bel pulang kantor bunyi wkwkwk.

Trus aku iseng dong ngecek trending topik di youtube dan Kekeyi beauty vlogger fenomenal masih bertengger di nomor 1 dan 2. Lalu di nomor empat ada tentang Mulan Jameela dan Maia, ehm..tertarik juga aku menulis tentang keduanya. Tulisan ini hanya sebatas opini karena aku enggak kenal dengan Mulan or Maia, sebatas tahu dari infotainment saja.

Sumber Pic : https://www.youtube.com/watch?v=cAAz076z7GA


Dulu ketika Maia bersama Dhani aku berharap banget mereka bisa menua bersama, sekarang going old juga sih tapi mereka dalam keadaan bukan as acouple lagi. Aku suka memperhatikan perjuangan pasangan-pasangan yang dimulai tanpa restu lalu mendapat restu selalu berakhir dengan perpisahan. Dari beberapa pengalaman teman dan para selebriti ternyata hubungan tanpa restu itu malah memuluskan perpisahan, kok bisa ya ?

Kasus Maia dan Dhani hanyalah salah satu contoh saja, hubungan mereka awalnya memang tak direstui oleh orang tua Maia. Maia dulu nempel aja sama Dhani si anak band yang zaman dulu bukan diidamkan para orang tua untuk jadi menantu. Orang tua Maia enggak pernah bisa meramal kalau Dhani akan sukses, dan sampai Maia mempunyai 1 anak barulah restu itu diberikan orang tuanya. Yah kadunglah ceritanya. Orang tua mana yang enggak kasihan lihat anaknya melahirkan, karena dia tahu betapa itu memang sebuah pengorbanan. Ada lagi temanku yang nekad menikah dengan pacarnya karena merasa yakin, sementara orang tuanya tak merestui dengan alasan mereka. Sampai akhirnya restu datang ketika orang tua tak tahan melihat temanku hidup dalam rumah kecil.




Lalu ada badai dalam rumah tangga, ketika itu yang terjadi maka dipastikan si anak akan merasa 'malu' mengadu kepada orang tua karena merasa apa yang dulu dikhawatirkan orang tuanya kejadian juga. Alhasil keadaan semakin parah dan ketika orang tua mengetahuinya maka kebanyakan akan bilang "itu kenapa dulu mama papa enggak merestui kamu". Alhasil anak pun merasa bersalah pada orang tua dan memilih pasrah apapun yang diputuskan orang tua. Jadi dimataku pernikahan tanpa restu itu sangat rapuh.

Mamak Papa ku sendiri menikah dengan restu "terpaksa" dari nenekku. Tapi mamak meyakinkan Ibu nya sehingga anggukan kepala orang tua mamak saat itu adalah supaya anaknya enggak merengek. Restu itu susah diperoleh hanya karena beda suku, mamak minang dan papa ku batak. Nenek ku berpendapat bahwa mamak akan lelah nantinya menghadapi sifat orang batak. Yang namanya pernikahan selalu ada masalah, dan ketika masalah itu datang aku kerap bilang sama mamak "kenapa enggak curhat saja pada ibunya?". Jawaban mamak adalah "enggak ah, kan dulu nenek mu udah keberatan kalau mamak menikah dengan papa mu".

Atas dasar itu aku menanamkan pada diri sendiri bahwa aku hanya akan menikah kalau mamak papa ku merestuinya bukan aku paksa tapi mereka yang menganggukan kepala sebagai restu. Beberapa kali aku berkenalan dengan seorang pria namun tak pernah ringan mamak papa mengangguk, bila sudah begitu aku akan mundur dan tak memaksakan diri. Hingga usia 32 tahun aku menyebut nama suamiku, memberitahukan pekerjaannya dan keadaan keluarga suami lalu mamak papa tak bisa memutuskan saat itu. Aku tak memaksa mereka, aku hanya menunggu sampai suatu pagi aku dipanggil dan mereka hanya bilang "kami tak bisa memberimu jodoh, jadi kalau memang sudah itu keputusan mu maka lakukan". Aku bertanya kepada mamak berapa pantasnya mahar dan uang pesta yang mereka mau ? Mamak papa menjawab dan aku sampaikan kepada calon suamiku.

Aku tahu tak mudah bagi calon suamiku untuk memenuhinya namun aku sampaikan juga bahwa hanya itu yang bisa aku berikan pada mereka, ketika menikah nanti maka aku tak akan bisa memberi seperti sekarang. Alhasil calon suami saat itu pontang panting memenuhi permintaan itu dan alhamdulillah pernikahanpun terlaksana.

Dengan adanya restu maka aku tak sungkan curhat atau minta tolong kepada orang tua bila aku memang butuh bantuan. Dalam perjalananpun mamak papa malah merasa bersyukur aku memiliki suami ku, yang mau membantuku dalam mengurus rumah tangga. Semua terasa ringan bila restu itu didapat sejak awal atas kesepakatan bersama.

Mulan vs Maia

Banyak netizen yang lalu menghujat sana sini karena Mulan dianggap sebagai pelakor. Sementara Maia kebanjiran simpati. Kala Maia menikah lagi maka orang langsung banyak memuji Maia dan mencolek Dhani untuk melihat betapa beruntungnya Maia, yup! itu karena semua orang tahu Maia menikah dengan orang kaya.

Kalau ditanya siapa yang paling bahagia ? Kita enggak akan pernah tahu. Maia bisa jadi yang paling bahagia karena menemukan teman di hari tua. Atau justru Mulan lah yang paling bahagia karena bersama Dhani dia bisa hijrah, semakin dekat dengan tuhan dan nasib dua anak sebelumnya juga ikut beruntung. Kita enggak akan pernah tahu siapa yang paling bahagia namun menua dengan orang yang pertama kali bersama kita aku yakini itu adalah tujuan sejak awal kita mengikat janji.

So buat yang masih jomlo pastikan ya kalian mendapat restu terbaik dari orang tua.

9 Komentar

  1. Aku percaya banget restu itu penting. Pernikahanku pertama kandas, krn masalah restu juga. Awalnya ga direstui, tp terpaksa direstui. Ga sukses di kenyataan. Hnya bertahan berapa tahun, lalu kita memilih cerai. Untung ga ada anak sehingga proses cerai bisa cepat. Dr situ aku ambil pelajarannya aja. Ga akan menikah kalo ortu ga setuju. Alhamdulillah yg kedua ini direstui dr awal :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah semoga langgeng mbak

      Hapus
  2. memang pernikahan itu butuh perjuangan ya, dulu aku juga gak direstui tp lama kelamaan ayahku merestui bahkan suamiku menjadi menantu yang paling disayang. 28 tahun usia pernikahan aku dan aku mmebuktikan kalau aku gak salah pilih pasangan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbakalhamdulilah kadanga da pula yg begitu yg dibenci tp paling disyang akhirnya

      Hapus
  3. Setuju kak uli, restu ortu itu kalo bagi aku sama halnya berkah ilahi. Rasanya plong dan ga da beban dalam melangkah kalau restu sudah didapat.

    BalasHapus
  4. Di setiap peristiwa ada hikmah y mb

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pasti, tinggal kita mengambil hikmahnya, sbg ortu juga jgn prnh mendoakan anaknya dalam ektidak baikan, sbagai anak ada kalanya kita manut

      Hapus
  5. Baru tau saya kalau Maia dulu ga direstui, hehehe kudet.
    Tapi emang bener ya, restu orang tua itu penting.
    Pelajaran juga nih buat saya, semoga nanti bisa merestui keputusan anak dengan ikhlas, selama masih di jalan Allah :)

    BalasHapus

Komen ya biar aku tahu kamu mampir