Trastuzumab emtansine Bisa Blokir Kanker Payudara Tipe HER2-positif

Trastuzumab emtansine Bisa Blokir Kanker Payudara Tipe HER2-positif

Saat mendengar artis hollywood Angelina Jolie membuang kedua payudaranya meski dia belum divonis menderita kanker payudara, jujur aku kaget kok mau ? Kanker payudara memang menyasar kaum hawa dan cukup mengejutkan bahwa 1 dari 5 perempuan di seluruh dunia menderita kanker payudara tipe HER2 yang bersifat agresif. Agaknya hal inilah yang ingin dihindari Angelina Jolie dimana sang ibu memang penderita kanker payudara.

Trastuzumab emtansine - ulihape.com

Langkah Angelina Jolie di dunia medis bisa dibilang merupakan upaya pencegahan, karena bila sudah ada kanker payudara dan diketahui sedini mungkin (stadium dini) pasien hanya bisa bertahan hidup paling lama 5 tahun.

Di Indonesia penanganan pasien kanker sejauh ini sudah lumayan baik, dan alhamdulillah nya pemerintah sudah memasukkan pembiayaan kanker di dalam BPJS sehingga masyarakat bisa tak begitu terbebani dalam hal biaya, yah meski tak 100% paling tidak ini sangat membantu dari 18 siklus kemoterapi BPJS mencover sebanyak 8 siklus.

Trastuzumab emtansine

Adalah obat kanker, lalu apa bedanya dengan Trastuzumab tanpa emtansine ? Jelas manfaatnya dan cara kerjanya berbeda dan saat ini yang di cover BPJS baru Trastuzumab saja. Kabar baik dan harapan baru bagi penderita kanker payudara stadium lanjut, bahwa Trastuzumab emtansine sudah hadir di Indonesia. Pada 28 Agustus kemarin Roche telah mengumumkan bahwa Trastuzumab emtansine sudah bisa diakses oleh masyarakat Indonesia. Trastuzumab emtansine sudah disetujui oleh BPOM dan peruntukkannya untuk pasien kanker payudara tipe HER2-positif stadium lanjut atau metastatik yang telah menjalani pengobatan sebelumnya dengan Trastuzumab dan kemoterapi menggunakan taxane.


Trastuzumab emtansine adalah antibody-drug conjugate yang merupakan obat tunggal yang mensinergikan dua perlawanan terhadap kanker, yaitu kemoterapi dan terapi target dalam satu obat. Dengan Trastuzumab emtansine maka agen anti kanker dihantarkan langsung ke dalam sel kanker sehingga bisa meminimalisir kerusakan pada jaringan sel normal.

Lantas apa beda kemoterapi dengan terapi target ? Istilah kemoterapi memang akrab banget di telinga kita ya, setiap dengar kemoterapi sudah pasti kita menuju kanker. Padahal menurut Dr. dr. Andhika Rachman, SspPD-KHOM kebiasaan kita minum obat juga merupakan kemoterapi loh. Jadi kemoterapi bekerja dengan cara menyerang sel yang membelah diri dengan cepat, seperti sel kanker sehingga sel normal lain yang membelah dengan cepat juga akan terefek. Misalnya sel rambut dan kuku adalah sel normal yang membelah dengan cepat, makanya enggak heran kalau ada pasien kemoterapi rambutnya pasti rontok. Sedangkan Terapi Target bekerja dengan spesifik menyerang target (sel kanker) dan sel-sel normal yang membelah dengan cepat akan tetap aman.


Mendengar kabar baik tentu aku berharap agar pemerintah juga bisa melirik Trastuzumab emtansine untuk dimasukkan ke dalam skema pembiayaan kesehatan nasional. Kebayang enggak sih kalau ada pasien kanker payudara bisa mendapat pengobatan ini? Jelas harapan untuk hidup lebih lama akan hadir di depan mata,  Hal ini juga disampaikan oleh Dr. dr. Cosphiadi Irawan, SpPD-KHOM andai pemerintah bisa memasukkan Trastuzumab emtansine melalui Jaminan Kesehatan Nasional maka akan banyak pasien kanker payudara yang memiliki kesempatan hidup lebih lama (bisa bertambah sekitar 30.9 bulan) dan proses pelambatan keruasakan sel (efikasi) sekitar 9.6 bulan. Selain itu tentu akan mengurangi beban ekonomi, beban psikologis dan psikososial yang dirasakan penderita kanker payudara tipe HER2-positif selama ini.

Pada kesempatan ini aku juga bertanya kepada pihak Roche seberapa mahal sih sebenarnya biaya pengobatan kanker ? Ternyata memang mahal benar, alhamdulillahnya pemerintah juga sudah mulai membantu meringankan beban ini, dan harga obat kanker di Indonesia termasuk murah bila dibanding Negara Asean lainnya. Saat ini pemerintah mencover 8 siklus pengobatan bagi penderita kanker payudara, dimana per siklus untuk 1 obat kanker sekitar 8,5 juta dan obat yang sama di Malaysia justru jauh lebih mahal yaitu sekitar 20 juta. Dan untuk Trastuzumab emtansine per siklus sekitar 50 juta sedangkan di negara tetangga ini bisa mencapai 70 juta. 

Untuk itu mari kita berharap agar para pemangku kebijakan bisa bersinergi untuk memasukkan Trastuzumab emtansine kedalam sekema pembiayan kesehatan nasional, andai harapan hidup itu ada mengapa tak kita usahakan?

Dan buat kita yang masih sehat ayo terus perbaiki pola hidup, termasuk saya yang masih malas olahraga hehe. Dr. Andhika juga berpesan bahwa sel kanker itu muncul seiring proses penuaan usia, dan setiap tubuh kita mungkin didalamnya ada sel kanker hanya kalau bisa menjaga maka tidak akan tumbuh dan itu bisa diusahakan dengan pola hidup sehat.