Haruskah Aku Berhenti Mencium Anakku?

Haruskah Aku Berhenti Mencium Anakku?

Yup! aku sudah mencari di gugel aneka informasi terkait memberi ciuman pada anak. Kebanyakan membahas bahaya mencium anak di area bibir. Yup! kalau area bibir sih aku juga risih ges, itukan adegan sama bapake hehe masak sama ya ke anak bisa bingung nantinya.

ulihape.com
Stop Kissing ?
Ada juga pandangan islam terhadap memeluk dan mencium anak, which is merupakan kegiatan baik karena bila orang tua lembut maka Allah pun akan menyayangi kita sebagai orang tua. Namun rasanya belum memenuhi tanda tanya dikepalaku. Mungkin setelah tulisan ini tayang dan bila ada kesempatanya aku mau menemui dokter anak saja.

Kenapa aku berpikir untuk berhenti mencium anakku? Well, Kanda anakku bulan lalu sudah berusia 6 tahun 6 bulan. Kalau secara tumbuh kembang memang usia 6 tahun adalah keadaan dimana anak mulai menyadari fungsi tubuh dan seksualitas. Bahkan Kanda saat usia balita pernah membuat aku panik ketika dia suka memainkan kelaminnya seolah ada kenikmatan disana. Untunglah saat itu aku segera ke dokter dan alhamdulillah masalah itu sudah teratasi.


Kanda tiba-tiba berucap "mami udah jangan cium aku, titit ku geli", deg! 
Spontan aku berhenti menghujani pipinya dengan ciuman. Aku tak pernah mencium dia di bibir, namun karena sering melihat aku dan suami berciuman di bibir sesekali dia curi cium bibir ku "aku kek papi kan?" ucap dia sambil tertawa. Oh iya aku dan suami memang setiap berpamitan memberikan pelukan dan ciuman. Seringnya di pipi tapi ada saja suasana yang membawa kami berciuman ke bibir (not deep kissing sih) cuman sekilas aja mmuuahh gitu doang.

Alhasil setelah mendengar Kanda bilang gitu aku jadi kepikiran, ini sampai kapan sih sebenarnya boleh nyiumin anak? Aku pun akhirnya jadi khawatir bila mencium Kanda, sehingga saat ini yang aku lakukan adalah menciumnya dalam tidur dan saat dia bangun tidur. Saat ini ku berhenti mencium dia hanya sekedar untuk uwel-uwelan seperti sebelumnya. 

Kadang aku menghujani Kanda ciuman karena gemas saja dan itupun di area pipi, kepala, dan jidad saja. Apakah kegelian yang dirasakannya ini efek dia mulai ngeh dengan seksualitas? Duh asli ini mah aku pusing haha, namun kalau berkaca dari kedua orang tua ku memang aku ingat SD tuh udah gak nyium anak kek bayi lagi. 

Setelah usia SD ciuman itu lebih kepada salim dan sesekali ke pipi karena lebaran, atau dapat prestasi apa gitu yang bikin haru orang tua baru deh cium pipi hehe. Namun aku juga enggak menemukan artikel lain yang membahas kapan waktu nya harus berhenti memberi ciuman kepada anak yang bukan bayi lagi.

Selama ini pelukan dan ciuman adalah kekuatanku dengan anak-anak. Keduanya kalau mau berangkat sekolah harus berpelukan dulu dan akupun menghujani kedua pipi, kepala dan jidat mereka dengan ciuman santuy, sebagai bekal semangat ke sekolah.

Pelukan dan ciuman selalu mampu menyampaikan rasa rinduku, mencium kedua anakku menjelang tidur sejak mereka bayi hingga kini mampu mengantarkan ku pada tidur yang nyenyak. Pagi hari menyambut mereka dengan ciuman juga seperti memberi energi bagi kedua anakku. Tapi sejak Kanda bilang geli akupun kikuk untuk menciumnya hehe.

Lantas apakah moms and dads punya cerita tentang ciuman ini? share dong supaya bisa belajar akunya hehe, atau jangan-jangan ciuman aku yang over? Ah tapi rasanya tidak karena semua selalu dalam keadaan buru-buru hehe.