6 Alasan Kenapa Aku Membawa Bekal

6 Alasan Kenapa Aku Membawa Bekal

Beberapa waktu lalu di twitterland ada kehebohan tentang "bekal", sebuah thread sederhana tentang menu bekal buat suami. Kalau tak ada yang julid maka gak ramaikan? And then adalah sebuah akun yang menanggapi kegiatan perempuan si pembuat bekal, katanya begini "bikin bekal sekali makan habis 200 ribu, ntar suami selingkuh baru nyahok".

Bawa Bekal Yay or Nay

Kebayang dong statement ini menimbulkan keriuhan buat mak emak, sayangnya kalau sudah begini kita suka lupa ya. Jadi antara si julid dan si komentator tuh sama saja, si julid nyakiti perasaan yang buat thread, si komentator nyakiti perasaan yang julid. Tapi pantaslah dia digituin habisnya julid sih Li! Well, kalaulah begitu maka apa gunanya sabar, kalaulah kita berbuat sama apa pembeda yang berilmu dan tidak?

Aku pribadi memandang kejulidan seseorang itu sebagai wujud kasih, cara menyampaikannya yang salah. Sebagai geng pembawa bekal aku paham benar bahwa setiap perempuan yang meyempatkan diri untuk memasak buat anggota keluarga tentu dengan berbagai alasan, diantaranya :
  1. Wujud Cinta, aku memang sangat memaksakan diri dalam menyiapkan bekal untuk keluarga. Gak kepikiran sih untuk berhemat, karena biasanya kalau weekend tiba aku justru gak masak dan itu jauh lebih boros, jadi menyiapkan bekal bagiku bukan untuk berhemat melainkan sebagai wujud cinta. Aku percaya keluarga yang menikmati masakan Ibu akan tumbuh menjadi orang penyayang. Aku berharap dari masakanku suamiku akan mengingat ku, anak-anakku akan merasa diperhatikan.
  2. Lebih Puas, yang aku rasakan dengan memasak adalah kami bisa menikmati aneka masakan dengan puas. Gak takut kekurangan, karena dengan biaya yang sama tentu memasak sendiri akan jauh lebih banyak hasilnya dan yang pasti makan banyak gak bayar hehe.
  3. Hygienis, alasan lain dengan memasak sendiri aku yakin semuanya lebih bersih. Bahan bakunya pilihan, diolah di dapur sendiri dengan kebersihan yang pasti. Banyakloh di pasar pemilik warteg membeli bumbu-bumbu yang nyaris busuk, setiap melihat pemandangan itu aku selalu bersyukur bisa memasak masakan buat keluarga.
  4. Bumbu lebih bervariasi, kerasa gak sih kalau beli di warteg rasa antar berbagai menu rasanya mirip? hehe, nah dengan masak sendiri maka dijamin rasanya akan berbeda-beda karena variasi bumbu sesuai menu. Malah ada satu warteg semua menunya rasanya royco hehe
  5. Hemat, otomatis bonusnya hemat sih. Aku ber empat setiap dua minggu menghabiskan uang sayur dan lauk tuh 600-700 ribu artinya dalam 10 hari (weekend aku gak masak) untuk 2x makan (makan malam lebih sering beli) rata-rata per orang per hari adalah 8.750 rupiah saja, coba kita hitung gas, minyak dan beras genapkan saja 10 ribu. Coba kalau beli sendiri nasi uduk seporsi aja udah 12 ribu kan buat sekali makan?
  6. Gak Bingung, nah biasanya teman-temanku atau teman suami suka ngeluh bingung mau makan apa? Jadi keuntungan bawa bekal kata suamiku dia gak usah repot harus jalan hanya sekedar mengisi perut.


Kepikirankah aku suami akan selingkuh? anak akan durhaka? No, karena memang memasak makanan buat mereka adalah wujud cintaku, dan aku selalu berpikir untuk meminimalisir kesalahan. Aku sendiri pernah mengalami hal tak enak tentang membawa bekal ini, seorang teman bertanya "apakah aku gak punya uang"  mendengarnya cukup kaget dan membuat aku tertawa, kalau mau tersinggung bisa banget tapi aku selalu berpikir ketika seseorang menilai kita biasanya indikator yang dia gunakan adalah dirinya. Jadi kalau temanmu mengucapkan hal tak mengenakkan percayalah dia sedang berserita tentang dirinya.

Andai seperti si julid katakanlah suami berbuat hal tak baik untuk kita, kalian tinggal pilih mana kalimat yang lebih baik didengar?

Makanya tuh dia diselingkuhi, habis gak pernah mau nyiapin makanan dirumah

atau

Padahal dia sudah masak buat keluarga, eh tetap aja suami tak setia!

Aku akan memilih kalimat kedua, andai sudah berbuat kebaikan tapi hasilnya tak baik maka itu bukan urusan kita. Akan lebih mudah memaafkan diri bila salah itu bukan pada diri kita. Dan akan mudah mendapatkan support orang banyak bila kita selalu berbuat baik.

Aku sendiri baru turun ke dapur sejak anakku MPASI, makanya mamakku sampai  sedih melihat aku harus bangun pagi banget untuk memasak dua menu. Sedihnya mamak itu ku artikan hanya dua arah, kalau bukan karena kagum keknya mamak merasa kesal karena gak pernah aku masaki hehe. Tapi kata adikku mamak sangat bangga "gak nyangka kakak mu bisa masak, mau bangun pagi" hehe

Tapi apapun keputusan masing-masing pribadi, tak boleh kita nilai. Jangan pernah memandang keputusan orang lain aneh hanya karena kita tak melakukannya. So kalian geng bawa bekal atau beli nih?

0 Komentar

Komen ya biar aku tahu kamu mampir