Dosen 'Killer' Bantu Aku Lulus Kuliah Tepat Waktu

Dosen 'Killer' Bantu Aku Lulus Kuliah Tepat Waktu

Cerita Tentang Guru-Guruku

Kalau mengingat masa sekolah maka kisah guru-guru bisa menjadi satu topik khusus yang asyik untuk dibahas. Apalagi aku yang sekolahnya pindah-pindah ada banyak tipe guru yang ku kenal dan kebanyakan sih sayang ya sama aku namun ada juga beberapa guru yang nggak suka dengan ku seperti kisah di sini.

Dosen Killer
Dosen Killer

Aku bukan murid pintar namun rajin mencatat dan les, alhasil aku jadi mudah akrab dengan guru dan biasanya menjadi nilai plus. Lewat challenge kali ini aku mau bahas beberapa guru yang punya pengaruh bagiku, entah karena sikap juteknya atau pribadi yang menyenangkan.

Guru Ekskul Mengetik

Saat SMP ada kegiatan ekstrakurikuler mengetik menggunakan mesin tik, gurunya cantik banget dan masih single. Namun demikian beliau dikenal guru killer bagi murid lain, tapi bagiku beliau adalah guru paling cantik sekaligus sayang denganku. Konon katanya Bu Guru cantik ini sayang dengan murid yang tak good looking tapi siapa yang peduli bagiku menjadi kesayangan guru membuat aku menjadi murid prioritas. Setiap ekskul mesin tik ku paling bagus, selalu mendapat perhatian lebih yang membuat aku bak diajari guru private dan saat ini kalau aku lancar mengetik tentu karena beliau. 

Dosen Pembimbing

Saat melaksanakan skripsi aku melakukan penelitian dan hasil penelitianku gagal, sedih sekali. Bukan sekedar mengeluarkan uang lagi tapi masa kuliahku tentu menjadi lebih lama dan efeknya tentu saja keuangan orang tua kami semakin berat karena masih akan membiayai kuliah adikku selanjutnya.

Dosen pembimbingku dikenal dosen 'killer' mulai penentuan judul menurut kakak kelas akan suka diubah, kalau penelitian gagal maka wajib ulang sampai berhasil. Apakah aku ciut? Tentu saja tydack, sebab aku percaya bahwa penerimaan seseorang bisa berbeda-beda dan aku merasa selalu bisa menjadi teman bagi siapa saja.

Waktu konsultasi skripsipun tiba, sebelum menemui beliau aku menelepon terlebih dahulu dan alhamdulillah beliau bersedia, kesan killer yang dibilang banyak seniorku tak bisa ku tangkap. Dimataku beliau sangat baik, sangat keibu-an dan bahkan ketika aku menyampaikan judul skripsiku beliau hanya bertanya dari mana ide judul tersebut dan aku jawab apa adanya bahwa judul itu aku peroleh dari mimpi. Beliau kaget terbahak dan langsung menyetujui judulku. Pun ketika aku kolokium menyampaikan presentasi rencana penelitianku, ketika ada mahasiswa yang berusaha menjebak dengan pertanyaan yang tak bisa ku jawab beliau juga menutup kolokium dengan kesan membuat aku tak perlu menjelaskan pertanyaan jebakan tadi.

Penelitian berakhir dan setelah data di analisa kesimpulannya penelitianku gagal, duh! Terbayang aku tak bisa selesai tepat waktu, belum lagi pengulangan penelitian tak menjamin juga akan berhasil. Alhasil aku membaca mantra meminta bertemu dengan beliau untuk menyampaikan analisa dataku. Beliau dengan seksama mendengar dan membaca laporanku, lalu beliau mengucapkan "yah ulangi sampai berhasil". Aku diam dan menatap beliau lalu aku sampaikan usulanku yang menurut kakak kelasku bakalan di tolak dan gak ada mahasiswa yang berani nego dengan beliau. Namun bagiku beliau adalah orang yang bisa menerima pendapat "Bu saya paham ini gagal, namun apakah semua penelitian harus berhasil? Mengapa saya tidak boleh menyampaikan faktor-faktor yang membuat gagal penelitian ini? Kelak jangan lagi ada orang yang melakukan hal yang sama".

Dosenku menatapku dan matanya berbinar pertanda sambutan baik "wah benar ya Uli mengapa harus berhasil?" Oke coba susun skripsinya dan jelaskan apa saja yang membuat gagal dari analisa data tadi. Alhasil akupun menyusun skripsiku dan karena hanya berisi faktor kegagalan maka saat itu hanya ada 33 lembar, beliau setuju namun ternyata saat itu lembar minimal sebuah skripsi adalah 35 halaman alhasil aku membuat puisi 2 halaman untuk memenuhi syarat tersebut haha.

Seniorku kaget aku tak perlu mengulang penelitian, mereka juga tak pernah mencoba untuk mengajak dosen pembimbing berdiskusi dan sejak itu cap dosen killer minggat dari beliau. Akupun bisa selesai 4 tahun kurang dan ketika adikku masuk kuliah aku sudah wisuda. Kalau bukan karena dosen pembimbing yang bijaksana tentu aku masih harus menambah waktu untuk segera lulus.

Bahkan setelah skripsiku masuk perpustakaan kampus, aku dihubungi dosen dari jurusan lain yang tertarik dengan skripsiku. Beliau menngajak aku hadir di forum internasional dan memintaku untuk memaparkan penyebab kegagalan penelitianku. Jelas saja aku bangga!


0 Komentar

Komen ya biar aku tahu kamu mampir