Jujurly Aku Bahagia, Tak Butuh Tombol Reset

Jujurly Aku Bahagia, Tak Butuh Tombol Reset

Jika Ada Tombol Reset

Maukah kalian menekannya? Jujurly aku tak akan menekannya, karena menurutku hidup ini hanya satu putaran saja jadi let it flow, gak ada juga jaminan dengan mengulang waktu akan memberikan hasil yang sesuai keinginan. Andaipun hasilnya bisa berubah mungkin keadaan sekitar juga tak seperti semula. Ada banyak kisah traveling time dalam sebuah drama, dan meski bisa mengulang waktu dan mengubah sesuatu namun apa yang sudah menjadi ketentuan Tuhan tetap tak bisa dielakkan. Dalam sebuah drakor pernah ada adegan dia hanya mengulang-ngulang kejadian karena setiap ulangan hasilnya berbeda, puas disisi A ternyata B berubah, ubahlagi menyesuaikan B eh si C berulah tak puas apapun hasilnya.

Tombol reset kehidupan


Kehidupan adalah sejarah jadi wajar bila terasa seperti kejadian berulang, sementara tombol reset adalah kembali ke awal dan biasanya ada saja bug yang terjadi  sehingga kita tak bisa kembali seperti semula. Hidup juga tentang proses, bila gagal jangan lantas menyesali. Butuh kesalahan untuk bisa belajar dan kemudian pengetahuan ini untuk melangkah bab kehidupan selanjutnya.

Ada banyak hal yang patut aku syukuri dan tak ingin kehilangan momen yang sudah membuat aku mampu bertahan sejauh ini, aku merasa baik-baik, tak melmabta dan berjalan seperti apa adanya. Kalopun ada hal belum terwujud bukan berarti aku perlu tombol uninstal atau undo, aku percaya yang belum terwujud karena memang belum waktu terbaik, dan aku setuju dengan ungkapan akan indah pada waktunya so kalau belum indah memang belum saatnya sesimple itu aku menjalani hidup ini.

Andaikan tombol-tombol install uninstall tersedia maka mau berapa kali menekannya? Layaknya sebuah aplikasi kadang yang sudah di uninstall pada akhirnya terpaksa aku install kembali karena baru memahami pentingnya. Begitu juga dengan hidup menurutku tak sepenuhnya harus diperbaiki, biarkan menjadi pembelajaran yang membuat tetap kuat menjalani hari sampai detik ini.

Mungkin yang kita butuhkan bukan tombol-tombol itu melainkan bagaimana kita mampu memaknai setiap hal yang kita terima, bila merasa bosan cukup rehat, bila lelah ambil waktu untuk berhenti dan menjalankan kehidupan sesuai norma menurutku adalah cara terbaik untuk sampai pada syukur. Bahkan mampu bertahan meski sulit itu jauh lebih baik daripada memikirkan mengulang waktu dengan ketakpastian juga.

Kalaopun ada yang ingin aku bersihkan dari kehidupan ini mungkin hanya kelemahanku dalam menahan emosi, aku masih suka keceplosan 'mengutuk' orang meski seketika aku mengucap istighfar tapi aku merasa akan lebih baik bila mampu menahan dan tak melontarkannya.

Well pada akhirnya kehidupan adalah proses perjalanan waktu dan bersyukurlah bisa menelusuri perjalanan panjang dengan semua pengalaman yang ada, tetap semangat bestie karena hidup ini adalah perjuangan.



0 Komentar

Komen ya biar aku tahu kamu mampir