Menikah di Gedung , Tinggal di Kontrakan, So What ??

Menikah di Gedung , Tinggal di Kontrakan, So What ??

Dokumentasi Pribadi

Sudah beberapa hari ini melihat meme seliweran di timeline, nggak marah sih, hanya saja merasa tersindir hahahha. Cerita tentang bagaimana seharusnya pasangan itu seyogyanya menikah ala kadarnya demi DP rumah beserta printilannya.


Isi tulisan itu memang tak jelek, mungkin iya untuk mengingatkan, tapi bukan berarti membuat kamu-kamu yang masih jomlo dan belum punya uang untuk DP rumah lantas menjadikan itu sebagai alasan tak menemukan jodoh atau tak punya keberanian mengajak pasanganmu untuk menikah..NO..NO salah besar guys!

Kebetulan nih, aku tuh merit sudah usia 33 tahun, berjodoh bukan dengan seorang pria mapan, pria yang punya uang untuk nyiapin DP rumah, wong buat sekat ruangan di rumah peninggalan emak bapaknya untuk jadi kamar kita juga patungan kok ! Apa iya itu membuat aku urung menikah? apa iya cuman segitunya kadar kebahagian loe? 

Awalnya aku pun berpikir seperti tulisan itu, ngapain sih buang-buang uang untuk resepsi ? Udahlah nikah di KUA (dulu bayarnya 30 ribu, sekarang gratis) sepertinya cukuplah, yang penting sakral, trus buat syukuran undang emak-emak pengajian, lagian aku juga sudah tua keknya gak pantes juga dipajang dipelaminan untuk disalamin satu per satu tamu undangan. Nah ini pemikiran diriku sendiri yang mana ketika didiskusikan dengan calon pasangan bahagianya bukan mainkan ? cocok nih sayang, toh aa kan gak punya banyak uang , deal #salam-salaman.





Nah persoalan mulai muncul, ketika aku mendiskusikan dengan keluarga, mak aku kawinnya sederhana ajalah, nggak usah macem-macem, nikah di KUA undang kawan ngaji mamak, beres ! Saat itu orang tuaku diam, iyalah bagaimana aja yang buat mu senang. Lalu semakin mendekati hari rencana pernikahan, adikku bercerita bagaimana mamak merasa iba, bahkan mamak menduga keinginan menikah ala kadarnya itu dikarenakan aku dan pasangan nggak punya uang. Well sampai disini memang benar, kendala nya memang aku dan pasangan tidak cukup punya uang untuk sebuah pesta, nah apalagi buat DP rumah (semurah-murahnya DP rumah 20 juta waktu itu) jadi 

artinya meski dengan pernikahan yang sederhana sekalipun tetap saja kami tak punya uang untuk DP rumah!


Ucapan adikku itu begitu membekas dihatiku, entah kenapa aku pun jadi merasa sedih. Ahh apa iya menikah ini hanya tentang aku ? Bagaimana perasaan mamak papa? Dulu pas aku kecil mungkin menghantarkan aku ke pelaminan pastilah menjadi salah satu impian mereka pula. Diantara ketidakmampuan aku dan pasangan akhirnya aku sampai pada satu kesimpulan:

"Menikah itu bukan hanya keinginan kita, ada doa orang tua disana yang tentunya punya impian pula atas kebahagiaan anaknya, bahkan saudara jauh pun kerap menyampaikan harap nya untuk bisa hadir kelak diacara pernikahan kita".


Akhirnya, aku merevisi inginku , aku ingin sebuah pesta pernikahan, aku ingin mamak papa bahagia di hari istimewaku, toh masalahnya tetap saja tak ada uang untuk di hemat, untuk modal pernikahan inipun kami masih sama-sama mengaisnya. Calon sempat terdiam mendengar rencanaku, dan akupun siap andai dia meminta mundur hanya karena sebuah acara pesta, artinya belum jodoh titik. Tapi guys percaya deh, kalau pasangan lu serius malah ini akan menjadi alasannya untuk memperjuangkan lu dihadapan keluarganya, yang penting tetap bisikkan "awas loe jangan sampai hutang ya"! eh ini bukan bisikkan tapi mengarah ke ancaman ding hahahha.


Calonpun berunding dengan keluarganya, yang terjadi apa? Keluarganya malah mendukungnya, akhirnya jadi ada tanya "lu kurang uang berapa? ntar kakak iparlu mau nyumbang sekian, adiknyapun datang "sep gue bantu sekian". Aku sendiri ? Yah apalagi lah awakkan, anak perempuan pasti banyak printilannya, mamak langsung merayu papa untuk belikan ini itu (maklum papaku yang orang batak bete kali liat orang sunda hahaha), adik-adikku menyumbang sekian rupiah, ahh alhamdulillah sekarang justru tampak sejumlah dana dihadapan kami, terus lu tiba-tiba mau bilang "bisa nggak ini kami jadikan DP rumah?" Hahaha, mana ada yang ikhlas men !

Aku menikah di gedung, mengundang hanya 200 tamu, trus hidup di kontrakan eh bukan kontrakan tapi di rumah peninggalan emak bapak suami dimana di dalamnya di isi 3 kepala keluarga, tapi alhamdulillah aku bahagia kok. Menikah mah nikah saja, urusan DP rumah akan kita cari berikutnya, hidup itu bukan sebatas DP rumah kok !

Ya jangan bayangin juga gedungnya gedung elite sekelas seleb, catering elite sekelas catering anak pak Jokowi, ada hiburan musik artis ibu kota, atau mobil pengantin seri keluaran terbaru, No..NO tak seheboh itu ! 

Nah yang penting itu bagaiman lu bisa punya hajatan tapi dengan budget sesuai kantong keluarga, ini yang aku lakukan :

  1. Gedung or Rumah, perlu gak sih di gedung ? Untuk aku iya perlu, karena lokasi rumah kami di dalam gang dan tak ada tempat parkir. Kemudian kalau dihitung membuat tenda dan panggung biayanya waktu itu mencapai hampir 9 juta termasuk dekorasi, sewa tenda dan kursi untuk tamu undangan, belum lagi harus sewa lahan untuk parkir dan bayar petugas parkir. So gedung merupakan pilihan terbaik.
  2. Gedung itu Mahal ? NO, lu bisa cari gedung-gedung or aula dari instansi pemerintahan, dijamin biayanya jauh lebih murah. Aku mengadakan resepsi di aulua sebuah Museum di Palembang hanya dibandrol 7 juta sudah lengkap AC, parkir, dekorasi dan kursi untuk tamu undangan.
  3. Catering or Masak Sendiri ? Otomatis kalau ngadain pesta di rumah, mau tak mau harus ada acara masak-masak di rumah entah untuk tetangga yang datang bantu-bantu atau untuk saudara yang sudah hadir jauh-jauh hari. Jadi masak sendiri itu sebenarnya tampak lebih murah padahal kalau dihitung secara total tidak akan signifikan dengan catering dan tentunya dengan menu yang sama ya. Alhasil pilihanku jatuh pada catering , asal rajin searching pasti ada aja orang yang jualan murah dan enak, jadi lu jangan terpaku pada brosur yang lu dapat pas di gedung elite, ya dijamin gak sanggup hehe.
  4. Undangan, perlu dibatasin memang, aku pribadi hanya mengundang teman dekat, kerabat dekat, 1 kelompok pengajian mamak dari sekian banyak pengajiannya. Namanya rezeki gak dikalikan jumlah banyak undangan guys! Lagian buat pesta itu jangan ngarepin impas dengan amplop undangan ya..

Bagaimana dengan baju pengantin, perias, tukang poto ? Asal lu rajin searching pasti nemu yang katanya murah meriah dengan kualitas bagus itu ada. Disaat semua tukang poto membandrol harga 7 jutaan, aku bisa dapatkan yang 3 juta, tukang rias melabel dirinya dengan makeup artis, aku bisa dapat yang bilang "ahh kau kan teman si A, bayar ajalah berapa kau mau", urusan sewa bajupun menjadi ajaib kok dikala kita punya keterbatasan dana, bayangin aja disaat kami mendatangi tempat penyewaan ada pasangan yang membatalkan pernikahannya dan akupun mendapatkan baju baru yang dibuat khusus untuk mempelai yang batal tadi, ajaibnya ukurannya pas banget buat bodi imut calon suamiku hahahaha.

Sahabatpun Ikut hepi

So, masih mikir-mikir ? yang penting itu ajak aja pasangan lu nikah, urusan resepsi dan segalanya akan menyusul lancar seiring niat baikmu. Rezeki itu dari tuhan bukan dari tabunganmu ! Lagian siapa yang berani garansi sih sudah irit-irit di pesta pernikahan trus lu bisa punya rumah ? bisa bahagia ? Kita bicara kasus untuk orang-orang yang uangnya pas-pasan ya, dan alhamdulillah tuh setelah menikah 8 bulan aku hidup ayem tentram bersama teteh dan aa ipar. Tidur di kamar yang disekat dari sisa ruangan yang ada, pas bulan ke delapan mamak berkunjung, eh beliau iba, trus didoain eh trus papa yang pelit tetiba baek hati kasih DP rumah hahahha... tuh kaann coba aja kemarin gak bahagiain mereka bisa jadi sekarang masih empet-empetan deh .


#YukMenikah










30 Komentar

  1. Waaah terkenal bgt ya Mak meme iniiii. Gemes juga sih aku.. Tapi, aku mah nikahan dirumah, tinggal di rumah orangtua. Huahaahahahaaaa. Yang penting resmi, halal dan bahagia ya Maaaak. Wehehee

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya gitu deh, kek hidup selesai aja dengan DP rumah hahaha

      Hapus
  2. bener banget, nikah ga hanya soal kita, tapi juga keluarga. Saya juga mau nya nikah biasa-biasa aja, tapi kayaknya ga akan diizinin sama ortu karena saya anak perempuan satu-satunya *jadicurhat.
    tfs mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah iya mbak, kebayang gak tuh betapa sedihnya ortu sudahlah anak perempuan atu2nya eh mosok mau dilepas gitu saja, penyesalan buat mrk, apa iya kita hepi ?

      Hapus
  3. ini yg bikin meme gengges banget yaaak..aku juga gemesh sama meme ini..ngontrak itu kan kadang sebagai wujud hidup mandiri pisah dr ortu atau numpang tinggal di rumah ortu sambil ngumpulin recehan buat DP rumah.. harga rumah sekarang gileee shaaay >.<

    BalasHapus
    Balasan
    1. nahh kaan sama kita hihihi..keknya dunia kelar kalo ngontrak hihihi

      Hapus
  4. Suka sama tulisannya. Mengajarkan kita kalau sudah punya niat, dijalankan aja. Nanti ada juga jalannya ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. inshaallah begitu entah itu rasa iba dari keluarga yg penting dapat solusinya hahaha daripada garuk tembok sendirian hihihi

      Hapus
  5. Klo ortuku memang pgn nikah sederhana jd gak masalah. Ngirit aja tetep keluar bnyk duit krn suami beda provinsi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. semua punya keputusan masing2 ya mbak..yg penting setelahnya sama2 bisa bahagia to hehehe

      Hapus
  6. Saya sih nikah sederhana banget eh hidupnya masih numpang mertua 3 tahun. Sungguh terlalu aku ini (haha)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihi tuhkan gak ada garansilah kan ya mbak...pokoknya sama2 bahagia semua pihak hehehe

      Hapus
  7. Entah kenapa jd plong aja gitu baca tulisan ini😊 soalnya kmrn2 meme itu bener2 pas banget sama saya. Ya saya nikah di gedung. Dan setelah itu tinggal di kontrakan 3 petak. Tp alhamdulilah rejeki mah gak kemana ya.... sekarang tinggal di rmh punya ortu yg selama ini dikontrakin sama orang lain. Kata ortu, dah ini rmh buat kamu. Alhamdulilah lg deh gsk perlu mikirin dp rmh plus cicilannya😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. sepakat mbak,,hidup itu proses kok, yg jalani kita, yg penting itu bersyukur inshaallah jalanNYA hadir disaat yang tepat ya kan ?hehehe

      Hapus
  8. Nikah di mesjid, resepsi di aula mesjid. Tinggal? Di rumah nenek donk, siapa tahu tuh rumah dihibahin buat aku hahahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahah sepakaaattt...kesayangn pulak kan ya mak

      Hapus
  9. Ini kenapa ceritanya mirip banget sama saya tapi kami nikahnya di rumah karena tinggal di kampung.

    Juli nanti pernikahan kami 8 tahun, dan sudah 3 hari ini calon rumah kami sedang dibangun :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe alhamdulillah...kemarin sih kalo saja rumah ada halamannya ya dirumah mbak, tapi krn kudu nyewa, hitung2 murahan digedung deh hehehe

      Hapus
  10. Saya mah yang penting ggngerugiin orang lain, bodo amat mau bilang apa
    Aku nikah di rumah, kebetulan tempat mencukupi
    Tinggal masih numpanh ortu tp itupun ada alasannya
    Karena bagi aku setiap org punya kondisinya sendiri dan gghrus orang lain tahu sih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. siipp setuju mbak, mau stay dirumah siapa kek, kita yg jalani, yang gak enak itu kesannya DP rumah itu kudu diselesain didepan...

      Hapus
  11. banyak pertimbangan bila menikah di gedung. selain alasan yang ditulis mbak di atas, bisa jadi karena keterbatasan tempat kalau mau adain pesta di rumah sendiri. Bisa jadi juga alsan kepraktisan. kalau soal dp, wah.., kenapa harus fokus ke situ? rejeki mah akan ada, enggak harus dp, malah bayar kontan kalau Allah sudah berkenan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak,memenya ituloh nyindir ku bingit haaha

      Hapus
  12. So whatt... hehehe..aku nikah jg dirumah, byk juga teman nikah di ged tinggal dikontrakan mereka hepi2 aja lantaran gedung juga bisa sederhana dan ged sama dp rmh beda lah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kan mbak, gak tamatlah kisah kalo mesti ngontrak

      Hapus
  13. baca postingan ini malem2 jadi senyum2 sendiri. Nice sharing Mbaak Uli, tulisan ini mewakili kegelisahan saya sebagai calon manten :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga dimudahkan segala niatan, doa dan usahanya ya aamiin

      Hapus
  14. Nikah sih pilihan, ya. Yang penting happy :) Pasanganku rumah ada (masih nyicil tapi, hihihi), untuk bikin resepsi kecil-kecilan bisa diusahakan. Tapi aku kepengennya malah gak pakai resepsi, gak pakai makeup, gak pakai baju khusus, ---makan-makan aja sambil denger musik dan gak mau duduk di pelaminan. Deg-degan banget waktu mau bilang soal keinginanku sama ortu dan pasangan. Eh, rupanya diizinkan. Katanya yang penting aku happy dan berkesan. Uang resepsi bisa dipakai traktir-traktir aja, hahaha :D
    Btw, 33 tahun mah gak tua atuh, masih muda banget. Keluargaku aja rata-rata married usia 35 :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah ada yg bilang muda hehehe..siiip yang penting sepakat ya mbak

      Hapus
  15. Plong pas baca sampe akhir.. dikasih dp rumah sm papa. Hahaa.. eh, aku nikah di rmh mbak, tp hbs itu kontrak jugaa hahaaa.. yg penting hepii...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe iya mbak...yg penting sepakat hehehe

      Hapus

Komen ya biar aku tahu kamu mampir