Bolehkah Blogger Pasang Tarif ??

Bolehkah Blogger Pasang Tarif ??

Well,,tulisan ini adalah opini, murni pendapat pribadi dan tak ada maksud untuk menyinggung siapapun, semoga tetap membawa manfaat bagi pembaca.

Kemarin membaca status salah satu teman blogger Winda tsu, kegalauannya menyikapi sebuah tawaran menulis 8 artikel di portal online, 1 blogpost pribadi, 8x tweet dan 2x FGD, sepaket ini dibandrol 750 ribu. Sudah pasti banyak komentar ada yang setuju dan tidak. Aku termasuk tidak setuju dan berkomentar minimal 3 juta fee nya atau kalau berkelanjutan bisa diskon lah.

Ada yang menimpali menulis di portal online ga semahal itu melainkan kisaran 50 ribu sampai 100 ribu per artikel tanpa batasan kata, ada pula yang memberi komentar bahwa wartawan saja sehari bisa beberapa tulisan gak semahal itu juga, semua komentar ini tentu sesuai dengan pengalaman teman-teman, pun aku demikian punya dasar perhitungan karena memang pernah mengalaminya.



Tujuan Ngeblog ?

Untuk membahas sebuah topik dengan pandangan yang berbeda akan susah sih untuk menemukan kesimpulan, so buatku mari kita kembalikan ke pribadi masing-masing , tujuan lu ngeblog itu apa ? Kalau aku pribadi mulai suka menulis sejak ada multiply lanjut ke note FB, sampai suatu saat aku berani membuat akun kompasiana dengan tujuan untuk berani tampil di arena yang lebih luas, ini pun karena aku beranggapan kompasiana itu rumah menulis yang sehat, dimana harus mengikuti EYD, gak boleh berstyle alay dan disana banyak penulis politik senior. Sampai saat itu ngeblog adalah sebuah pelampiasan rasa, diari digital. Namanya diari pasti ga berharap apapun, kalau sudah dituliskan ya sudah selesai, ada rasa senang di hati, jadi boro-boro dulu memikirkan ada fee dari huruf-huruf yang aku rangkai kan wong bisa ada pembaca nya aja sudah sumringah seharian.

Aku tak berubah, namun dunia digital yang lebih personal itulah yang berubah, tiba-tiba orang mulai banyak mencari tahu sesuatu itu dari exprience user, nota bene banyak ditemukan dalam tulisan entah di blog, atau sosial media lainnya. Alhasil banyak perusahaan juga akhirnya membuat budget khusus marketing ala experience user dengan mengandalkan para penulis blog selain memasang iklan.



Ketika pasar berubah maka orang-orang didalamnya pun berubah, salah satunya aku, dari diari digital menuju tulisan berbayar. So saat ini aku ngeblog itu bermuara pada kesenangan hati dan bisnis.

Job apa saja sih ?

1. Blog Competition

Dari akun kompasiana aku belajar mengikuti lomba menulis, sebuah semangat untuk mendapatkan salah satu hadiah nya adalah motivasinya. Namun dari awal mengikuti lomba aku prinsipnya adalah ikuti lomba yang tema nya dikuasai, yang hadiah nya menarik dan kalau kalah its OK , nggak usah sampai baperan yang membuat malas menulis, enjoy aja !

2. Content Placement

Ternyata ada saja agency yang butuh blog-blog non TLD, buktinya akun kompasiana aku dan suami sejak tahun 2011 - 2016 selalu saja mendapat job ini dan fee nya pun lumayan 250 ribu per artikel, meski beberapa content placement memang lebih menarik klien bila TLD apalagi ranking nya bagus maka fee bisa mengikuti

3. Review Product

Kenapa aku sampai membuat blog pribadi salah satunya untuk bisa menerima job ini, fee untuk job ini beragam ada yang hanya kasih produk, kasih produk plus fee atau fee saja. Buatku pribadi yang mana aja akan aku ambil selama itu masih sesuai, apalagi kalo review nya hanya di IG dan twitter di bayar berapa aja aku mau-mau aja maklum belum seleb ini hehee

4. Campaign

Sekarang banyak brand yang melakukan campaign promo produknya juga melalui blog dan sosial media. Biasanya ini sih akan ada kontrak kerjasama nya, karena campaign itu biasanya dilakukan per triwulan atau selama 3 bulan. Nah kalau sudah judulnya Campaign maka sama seperti duta-duta itulah, selamam bercampaign kita tentu tidak boleh melakukan pekerjaan serupa, terikat lah ceritanya. 

5. Masuk Tivi

Kalau untuk bagian ini sih walau jd penonton udah hepi banget hehehe, pernah kok pas hamil anak pertama diajak nonton acara bakat aja hepinya pas orang-orang mention aku di sosmed "uliii lu lagi nonton ini ya, keliatan tadi", ceeeiiilee masuk tipi hehehe


Aku blogger yang masih cetek bangetlah, nge review produk pun gak pernah kok fee nya sampai dua digit, bisa hadir ke eventpun kudu daftar dan ngantri seleksi dari komunitas-komunitas, bahkan banyak event yang aku datangi juga tanpa fee hanya ngarapin hadiah saat event berlangsung, atau hanya menghadiri sebuah diskusi tanpa apapun, atau sekedar kabur dari kebosanan di kantor yang membuat aku bahagia bangeet jadi gak usah dibayar pun gak papa, tapi ketika ajakan itu adalah sebuah kerja sama maka ini akan berbeda bahasannya, kerja sama itu harus saling menguntungkan kedua pihak, paling nggak suka sama suka wajib sebagai prinsip dasarnya.

Nah terkait fee blogger, memang belum ada standard nya, namun aku pribadi sangat ingin adanya standard supaya lebih profesional aja. Beberapa hari lalu aku dan seorang teman blogger (sengaja aku sebut supaya pembaca memahami bahwa aku gak ngarang hehe)  baru saja menolak sebuah kontrak campaign , kenapa ? Fee nya ga cocok ? No..bukan itu, buat aku fee nya sudah cukup pakai banget, namun sebagai pelaksana campaign aku diharuskan mengajak teman, spontan donk ya aku berharap teman yang aku ajak pun harus mendapatkan fee yang sesuai , tapi kenyataan tak sesuai harapku, meski tetap ada yang mau tapi menurutku itu tak adil dan aku gak bisa menutup mata hatiku untuk tak berlaku adil bagi sesama blogger dan atas nama keadilan itu aku menolak kontrak yang sudah aku pandangi selama 24 jam, ah lega rasanya !

Lalu beberapa bulan lalu pun aku mendapat sebuah ajakan kerja sama, emailnya berisi detail cara kerja dan fee, begini isinya :

Klien kami menginginkan Anda untuk melakukan kegiatan ini dengan benefit sebagai berikut : 6x posting tulisan di web klien (300 kata) per artikel 350 ribu, tema sesuai keinginan klien, 6x promosi di IG sesuai poto klien fee 150 ribu per post. Ini adalah penawaran mereka, bisa jadi karena brand ini punya budget gede, penawaran yang seperti ini boleh donk aku jadikan patokan, apalagi mereka menawarkan itu sudah lengkap menyodorkan rating blog ku yang aku sendiri gak tau, anggap deh brand yang mengajak Winda gak punya budget gede, pangkas 50% aja , tetapkan apa yang di tawarkan masih jauh.

Tahun 2010 Babeh Helmi pernah kasih aku job menulis di portal online sebuah provider, 200 kata minimal 5 artikel dengan fee per artikel 50 ribu, saat itu hepi banget karena itulah tulisan berbayar pertama ku, sementara di kompasiana pernah dapat duit karena tulisan dimuat di media cetak nya, lumayan juga tulisan curhat diganjal 300 ribu tahun 2011.

Aku saat ini bekerja di sebuah perusahaan swasta, mungkin karena punya gaji jadilah ngeblog itu seperti hobi yang menghasilkan pada saat ini, jadi kalau ada brand yang mengajak bukan aku yang melamar so menurutku sewajarnya kita melakukan negoisasi komplit dengan semua konsekuensi nya. Akupun pernah kok mendaftar sebuah event yang dari awal sudah di infokan hanya ada goodie bag tetap aku ikut karena tema nya aku suka, meski harus mengeluarkan sejumlah dana transportasi tentu bukan maksud membangun jaringan, tahu sendiri deh aku tuh kalau hadir di event suka curi waktu kantor , so selalu terburu-buru yah gak mungkin kan bisa bangun koneksi ? Atau kalau event nya weekend pasti bawa rombongan anak dan suami, jangan mimpi aku bisa hahahihi sama teman-teman untuk ikutan ngetwit pun susah.

Terakhir, menurutku writer content, wartawan jangan disamain dengan blogger karena mereka adalah karyawan di sebuah perusahaan yang sudah tentu ada gaji dan fasilitas lainnya seperti asuransi kesehatan, transportasi untuk meliput dan lain sebagainya. Sebagai karyawan mereka mempunyai jobdesc sama seperti saya bekerja sesuai jobdesc atau over ya tetap dibayar dengan upah yang sama. Jadi baru paham deh kenapa sebuah bank nasional menganggap blogger itu adalah pebisnis, so mari kita jadikan ladang bisnis right ?

Kalau aku pribadi sih nggak paham tentang tarif, hanya saja dari pengalaman beberapa job di komunitas bisa lah aku jadikan standard, jadi ketika sebuah kesempatan menghampiri sudah punya hitungan sendiri juga. Sejauh ini beberapa komunitas tempat aku bergabung menurutku sudah mempunyai rate yang OK untuk mengajak rekan-rekan blogger, semoga ada saatnya kita tak perlu merasa dibayar terlalu kecil atau terlalu besar untuk sebuah tulisan aamiin. 

Semua memang kembali kepada teman-teman, atleast ini suara hatiku, mana suara hatimu ? 😍😙


32 Komentar

  1. Kalau feenya kecil tapi S&K ribet mending ga usah deh aku mak. Jadi untuk casenya windah masih bisa di nego ya mak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya sama masih lirik s&k juga hehehe

      Hapus
  2. aku belum pasang tarif, masih bingung... hikssss

    intinya sih belum pedeee

    BalasHapus
    Balasan
    1. boleh mak mulai belajar kasih tarif dengan pengalaman hehe

      Hapus
  3. Aku mulai pasang tarif tapi msh masuk akal sih, kusesuaikan dgn kemampuan dan ranking blogku. Trus satu lagi skrng minta syarat apa boleh link dofollownya diganti nofollow dalam jangka waktu tertentu, alhamdulillah ada yg mau, meski gak sedikit akhirnya lari. Tp gpp anggap aja blm rejeki :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ohh iya ya bisa juga ajuin nego link itu ya, makasih ya pril

      Hapus
  4. Duh, saya masih harus banyak belajar sebelum nentuin rate, mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku malah gak pernah belajar hehehe belajar dari pengalaman aja , sama aja ya judulnya belajar hehhe

      Hapus
  5. 750 ribu dengan segambreng permintaan gitu mah kalau saya malas. Masalah event, kalau saya sih lebih untuk ber-senang2 aja. Jadi lebih ke melihat tema acara, waktu, dan lokasinya. Masalah dapetnya apa, nggak saya pusingin sih.

    BalasHapus
  6. Wah aku masih pemula denger fee dan tarif seneng banget ini, Pastinya mau mba pasang tarif yang masuk akal kalau sudah terkenal 🤗🤗

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo sdh beken masang ga masuk akaljuga berani aku hihihi

      Hapus
  7. makasih sharingnya mba buatku yang masih newbie kadang pasang rate juga bikin mabur klien ahhahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo ditawari mah pede aja hehehe, semoga blogger ga usah pusing rate2an lagi ya

      Hapus
  8. Mba Uli...aku blm pernah nego. Cuma klo ditanya brp per artikel, dan aku beranikan diri menjawabnya �� Klo eventnya dgn tema yg aku suka, biasanya daftar walau nggak dibayar. Apalagi yg eventnya kita sukai dan dibayar, kan nikmat ya mba ❤️

    BalasHapus
  9. Aku kalau diyanyain rate, malah balik nanya...penawarannya berapa? Habis bolak balik ngeimel, begitu disodorin ratecard malah ngacir. Hihi jadi mending balik nanya.

    Selama ini gak pasang tarif yg gimana2, tapi kalau paket yg kaya Windah, S&K nya gak masuk akal, ya aku pikir2 jga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, tp kdg agency klwtan juga, prnah sih lgs nanya klien malah kaget dgr kok jd murah banget ke kitanya, aku pikir ya krn g ada standard jd suka2 mereka ksh harga

      Hapus
  10. klo saya pemula juga takut mau pasang rate, mending jangan dulu..hehe takon pemirsanya pda kabur

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gpp mbak, seiiring waktu akan nemu pengalaman untuk dijadikan patokan

      Hapus
  11. Saya belum pede pasang rate card karena ngerasa belum sekeren emak lainnya. Tetapi, saya terima selama penawaran masih bisa beli paket data, hahaha. Selain itu buat nambah portfolio dan networking sama agency, mak.

    BalasHapus
  12. Saya sendiri juga gak pernah kasih tarif, berapa pun saya terima yang penting saya enjoy dan memahami temanya. Kalau berat za gak diterima.
    Menulis sebagai hobi saja

    BalasHapus
  13. Saya termasuk newbee dan pengen dapet job review, jadi masih belajar banyak kayak mbak uli. Eh tarif? Belum pede juga nentuinnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. waktu yang buat pede hehhe, akan tiba masanya hehe

      Hapus
  14. Ikut menyimak, Mbak. Kalau ada yang ngomongin tarif saya suka nyimak. Jadi kalau ada tawaran, saya bisa mengira-ngira pas enggak tawaran itu buat saya :-)

    BalasHapus
  15. Blogku sih masih emnyeh2 Mbak, DA PA juga masih di bawah standar. Tapi paling tidak aku menjanjikan artikel yg bagus makanya aku berani nawar. Kalau tidak sesuai dengan harapanku ya aku tolak. Rezeki mah gak akan salahmasuk dompet. Hihi.

    Makasih sharingny, Mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya setuju rezeki g salah alamat blog hehehe

      Hapus
  16. Wah sekarang saya jadi tau. Sengaja saya baca artikel ini karena barusan dapat tawaran job tapi berapa ratenya saya gak paham. Blog saya DA PA masih 14 25. Bingungnya jika ditanyai berapa ratenya, jika saya jawab kecil takut kekecilan, jika jawab gede atau sedang takut kegedean

    BalasHapus
  17. Paling enak itu hobi yang dibayar ya mba. Punya Hobi nulis, tulisannya dapat bayaran pula hehehe.

    Anyway salam kenal Mba Uli :)

    BalasHapus

Komen ya biar aku tahu kamu mampir