Ketika si 'Speech Delayed' Bisa Bicara

Ketika si 'Speech Delayed' Bisa Bicara

Ini adalah cerita tentang Kanda, anak pertama ku, lahir di usia kandungan 33 minggu, BB 2,9 kg, PB 48 cm. Awalnya aku keukeuh anakku harus di treatment khusus karena menurut lahir kurang bulan. Namun Bidan yang menangani bilang anakku sehat, BB cukup dan ketika keluar dari rahim ku, suara tangis nya pecah dan jelas. Bahkan Dokter kandungan juga meyakinkan aku salah hitung, no way ! Karena aku ingat betul, saat selesai resepsi pernikahan ku, aku tak jadi melaksanakan sholat dzuhur karena mendapati diriku menstruasi, bahkan suamiku jadi bete memikirkan nasibnya hehe.

Aku adalah perempuan yang cerewet, banyak bercerita, selama aku cuti maka dipastikan tetangga bising mendengar suaraku bernyanyi, berceloteh bersama anakku yang masih hitungan hari. Tak terasa Kanda berusia 18 bulan, dan aku tersadar Kanda belum bisa merangkai kata, mencoba berkonsultasi dengan Dokter anak, menurutnya ini adalah efek Kanda lahir kurang bulan, dan menurut belia umur anak yang lahir premature harus di koreksi, so ketika Kanda berumur 18 bulan maka usia koreksi nya adalah 17 bulan 1 minggu, perbedaan usia dalam hitungan minggu bagi bayi premature itu bisa berdampak keterlambatan bicara, atau bahkan keterlambatan tumbuh kembang. Termasuk beruntung katanya, karena Kanda secara fisik normal, semua tahapan tumbuh kembang sesuai, dan menurut beliau aku sabar saja, karena anak-anak premature akan mengejar ketinggalan nya pada usia 36 bulan.





Stimulasi, sering ajak bicara, kurangi tontonan, itu nasehat nya. Kalau stimulasi dan sering diajak bicara rasanya sudah dilakukan, aku cerewet dan seharian Kanda berada di daycare yang jumlah anaknya 30an anak, rasanya tak mungkin tak ada yang mengajak nya bercanda. Ketika Kanda usia 24 bulan akupun kembali risau, apa aku bawa saja ke tumbuh kembang ? Sabar mom, tunggu 36 bulan, itu nasehat dokter anak kami. Lalu batinku sendiri merasa tidak enak andai Kanda harus di teraphy, jangan-jangan anakku akan merasa 'spesial', ah sudahlah aku harus menerimanya, sekalipun nanti dia tak bisa bicara, aku Ibu nya yang siap ada untuk nya !



Nasehat orang tua seperti, setiap Jumat ayahnya harus nempelin daun sirih ke mulut Kanda sempat kami lakukan, lalu sebelum kaki ibu turun dari kasur tolong leher Kanda dipijat ringan ini pun ku lakukan, dan sering menyalahkan diri kalau bangun kaki langsung menginjak lantai 'duh'! Lalu membawa Kanda ke tukang urut, selalu bersyarat kudu 3x Jumat di jam 10 pagi berturut-turut ga boleh bolong ! Ini syarat berat banget, mana mungkin orang kantor mau mengerti, apalagi boss ku , akhirnya aku bawa kapan aku bisa, dan mbah tukang urut bilang "ini mah anaknya belum mau ngomong, ntar juga kayak betet, cerewet ! Lalu Kanda di urut di bagian leher dan menurut si mbah urat di leher Kanda merengkel, kudu pelan-pelan di lemas kan, Kanda menjerit kesakitan. Entah kenapa apa yang di ucapkan mbah tukang urut ini membuat aku tenang dan ini sejalan dengan Dokter anak lain yang menyatakan bahwa Kanda malas bicara coz her mommy talk too much ! Hahaha memang sejak itu aku akhirnya mulai merem mulutku, paksa si anak yang bicara, aku harus stop bicara ! Mulai terlihat hasil, akhirnya Kanda bisa bilang ami, papi, pintu, tipi, tab tapi belum bisa membuat kalimat. Si mbah masih mengurut Kanda setiap aku sempat ke sana.



Kehadiran adiknya belum mampu membuat Kanda merangkai kalimat, ketika anak keduaku Kayama berusia 12 bulan sudah bisa bicara satu dua kata, artinya Kanda berusia 31 bulan dan mulai tampak Kanda berinteraksi dengan Kayama, kosakata juga bertambah, aku sudah tak pernah mampir ke mbah urut. Usia Kayama 24 bulan sudah bisa 3 kalimat, Kanda berumur 43 bulan, dan akhirnya Kanda bisa juga tiga kalimat, alhamdulillah. Secara komunikasi dua arah adiknya lebih paham, Kanda masih susah untuk fokus bila diajak bicara, Dokter anak meyakinkan Kanda tidak autis, juga bukan seorang anak yang hyperaktif.


Time flies, dan di usia 46 bulan mulai tampak kemajuan yang pesat, lewat fiom kartun yang di tonton nya aku suka bertanya "loh masha kok nangis", lalu Kanda jawabnya "masha sedih mami, beluang nakal", atau iseng aku tanya ini nama nya siapa, lalu Kanda menjelaskan tokoh-tokoh kartun yang di tontonnya, dan semua benar. Kalao masalah angka 1-10, abjad A-Z itu Kanda sudah tahu loh sejak usia 20 bulan, bukan sekdar menghapal, dia tahu huruf apa yang tak ada di papan board mainan nya, hal ini juga yang membuat aku yakin bahwa Kanda baik-baik saja.



14 Maret nanti Kanda akan berusia 4 tahun, dan akhir-akhir ini kemampuan bicara nya semakin menjadi, bahkan sering dikala kantuk sudah melanda si anak tetap mengajak bicara, sampai-sampai aku memohon 'please Kanda kita tidur aja nak, mami ngantuk" tiba-tiba terngiang ucapan si mbah 'ntar anak mu kek betet' hehehe. Mungkin hal biasa bagi Ibu-ibu yang anaknya tidak mengalami keterlambatan bicara, namun buatku perkembangan Kanda dalam 3 bulan ini cukup membahagiakan, berikut beberapa celoteh Kanda yang penuh dengan gaya ngeles nya hehe

👦 mami, bajuku basah, tapi aku bukan ngompol loh, ini cuman kena air aja
👦 mami tadi Nizar mau ambil mobil remot ku, aku bilang 'gak boleh izat itu dosa'
👦 papi, kamu (entah kenapa ini bisa kamu-kamuan) harus nemanin anak nonton tauk, nanti Allah malah
👦 mami tadi aku eek wc, mana hadiah mobilnya (cara mami mengajak Kanda untuk pup di wc adalah beri reward mainan kesukaannya), aku plung plung 2x jadi hadiah mobilnya dua ya mami (mendadak mami tekor hahaha)

👦 mami, pelut mami besal ya, ada adek bayinya ngak ?(mami lemes dengarnya) hahahha
👦 papi kamu beli obat kaki mami, kasihan mami kakinya kasal (mami langsung gosok tumit yang pecah hahaha)
👦 mami aku boleh donlod ga ? Belum dijawab kanda lanjut lagi "oh aku lupa ya mami, mami ga ada wifi ya" hihi

👦mami ini loading mulu sik, intenetnya habis ya mami
👦 papi, aku cuka sama Nanda, lalu mami cari tanu siapa Nanda, ladala itu anak kelas satu SD naaakkk
👦mami aku ga mau cekolah, nanti gulu na nangis kalna aku ga belajal
👦 mami boleh ngak aku main game aja, nga usah cekolah

👦 mami aku mau makan mi sama nuget
👦 mami aku pintel donk, udah bisa pipis di wc (finally Kanda bebas diapers)
👦 mami telpon uci yuk 


Alhamdulillah, terima kasih ya rab atas semua kebaikan yang engkau berikan, ijinkan hamba mendampingi anak-anak hamba , jadikanlah keduanya anak yang sholeh dan penuh manfaat bagi alam semesta, aamiin allahumaa aamiin

Kanda goes to 4 !
03.03.17
08.01 Wib


11 Komentar

  1. seneng ya mbak akhirnya si kecil bisa ngomong dengan lancar...tp perkembangan anak2 memang beda2 mbak. biasanya dia ngomongnya lambat tetapi jalannya lebih duluan atau sebaliknya...salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ttp mmaknya dagdigdug ya, salam kenal kembali mbak

      Hapus
  2. Pasti senang ya dengar celotehan Kanda, kurasa tiap kali pulang kerja langsung hilang rasa lelah mendengar suara dan celotehan nya ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyo ria alhamdulillah balek bgwae capek2 lgs cak ke cas itu hahah ber energi lagi

      Hapus
  3. Ah Kanda gemesin deh, jadi rindu dengerin ocehan Marwah kecil nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. bahasa anak-anak itu kadnag buat emak melotot hehe

      Hapus
  4. Kanda suka film Masha yaaa, sama dong kek dek Fira. Dek Fira juga demen banget nonton sampai tiruin tuh nyanyian Masha nya. Semangat ya Kanda.

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah mbak...kadang tumbuh kembang anak beda tetanggaku jmur 2,5 sudah pintar bercerita

    BalasHapus
  6. Saat mereka mulai berceloteh, kita harus tau apa artinya dan yang mereka maksud, suka gemes sendiri

    BalasHapus
  7. alamak aku jadi lama baca paragraf-paragraf berikutnya ketika membaca paragraf pertama bagian akhir...suamiku bete memikirkannya, untung dia nggak pegangan tiang pelaminan wkwkwk

    BalasHapus
  8. Anakku ini 19 bulan, Mbak. Dan baru bisa bilang, maem, kodok, tii (uti), nenen, enak, belum banyak, Mbak. Semoga gak ada yang aneh2 lah ya, ibuku malah nyuruh ke tukang pijet mau ditarik lidahnya. Haduh, jangan sampai lah.

    BalasHapus

Komen ya biar aku tahu kamu mampir