The Power of Blogger

The Power of Blogger

Saat kepepet biasanya ada power yang bisa kita andalkan dan biasanya itu sudah cara terakhir dan efektif menyelesaikan masalah. Aku percaya kalian juga punya apa yang disebut the power of kepepet, nah kali ini ulihape.com mau berbagi kisah tentang the power of kepepet yang aku miliki. apapun masalahnya kalau aku udah gunain the power of kepepet maka urusan beres sampai ke akar.

Kekuatan seorang blogger adalah tulisannya
The Power of Blogger

The Power of Blogger, itu adalah senjata pamungkas dalam menyelesaikan banyak persoalan yang aku atau teman-temanku hadapi. Makanya aku suka berbagi banyak hal untuk bisa jadi pembelajaran bersama. Lalu apa saja sih masalah yang bisa beres dengan the power of blogger?

The Power of Blogger


Diskon SPP Sekolah

Ceritanya Pemilik Yayasan dan Kepala Sekolah mengetahui aku seorang blogger dan suka menulis. Beberapa kali aku menuliskan tentang keunikan yang ada di sekolah anakku dan beberapa kali pula aku mendapat respon dari pemilik yayasan. Mereka say thank you karena dianggap tulisanku bisa menaikkan nama baik sekolah. Lalu kehebohan Tahun Ajaran Baru dan tetap belajar secara online kembali membuat aku menuliskan isi hati. Sebenarnya isi tulisan itu lebih kenapa BDR tidak efektif, dan ada banyak guru yang berterima kasih atas artikel tersebut. Tiba-tiba Kepsek menghubungi aku dan isi WA nya "mama Kanda terkait diskon SPP sedang kita rapatkan" Duh jujur saya merasa gak enak, kenapa Kepsek mengambil poin tulisan saya hanya tentang diskon SPP haha, tapi alhamdulillah ternyata karena tulisan itu SPP jadi ada diskonnya dan semua mama-mama bilang "untung ada mama Kanda yang nulis". Kenapa ditulis? Nah aku memang selalu menulis sebagai langkah pamungkas, sebelumnya kami orang tua sudah mengajukan keberatan terkait tak ada pengurangan SPP, lalu aku berpikir bisa jadi guru-guru juga menginginkan hal yang sama namun yayasan yang tak menyetujuinya. Tulisan aku menjadi senjata guru untuk mengajukan ke yayasan dan alhamdulillah di dengar.

Gak Kena Tilang Padahal Gak Punya SIM

Aku pernah mengurus pembuatan SIM C, seharusnya bisa diperpanjang namun karena saat itu SIM nya terbit dari provinsi lain maka repot kalau harus cabut berkas. Akhirnya buat baru saja, sejak kaki melangkah sudah banyak calo yang menawarkan jasanya. Namun aku berpikir apa salahnya mencoba sendiri dan supaya tahu juga apakah worthied menggunakan jasa calo? Seperti dugaanku aku gak lulus dan semua yang pakai calo lulus, bahkan ada yang mengaku gak ngisi jawaban haha. Ongkos ke sana PP 100 ribu, belum makan siang dan harus cuti  kerja. Ternyata kalau gak pakai jasa calo maka kita gak akan lulus sampai 3x , artinya 3x PP sudah 300 ribu, tambah uang makan, maka untuk urus SIM tanpa calo bisa menghabiskan uang 500 ribu sementara menggunakan calo cuman kena 350 ribu. Artinya mendingan pakai calo karena biaya lebih murah haha.

Pengalaman ini aku tuliskan di kompasiana, tujuannya bukan menjelekkan kepolisian, di dalam artikel aku hanya menyarankan orang-orang untuk membuat SIM pakai calo saja, sudah murah dijamin beres dalam satu hari haha. Jadi suatu pagi nan cerah tiba-tiba aku distop pak polisi, dimintalah SIM dan aku gak punya karena gak lulus pas urus SIM diatas. Ketika polisi menyiapkan surat tilang aku menyampaikan pembelaan "Pak, saya bukan tak memperpanjang SIM hanya saja saya sudah mencoba mengurus tanpa calo tapi bapak tau? saya gak lulus. Ini bapak bisa lihat tulisan saya" Lalu Polisi melihat tulisan ku di kompasiana. Polisi pikir aku adalah wartawan haha dan akhirnya buku tilang dimasukkan sakunya dan dia cuman bilang "iya sih memang begitu" haha see the power of ngeblog bikin aku bebas tilang.

Urusan Paspor Suami

Mengurus paspor online saat itu memang mudah, namun aku gak tahu kalau suami ternyata mencentang bikin baru bukan perpanjangan. Karena salah centang itu uang dianggap hangus, jelas aku gak terima. Sebagai langkah awal aku sudah komplain langsung di kantor imigrasi namun gak mendapat respon, lalu aku coba ngetwit ke akun resmi imigrasi dan dijawab standar banget. Akhirnya terpaksa aku harus menulis pengalaman ini dengan harapan mendapat respon. Enggak tahunya banyak orang mengalami hal yang sama, sampai akhirnya ada yang menelepon which is beliau adalah Kepala Kantor Imigrasi Tangerang. Karena tulisan itu akhirnya persoalan beres, suami diminta datang untuk poto dan kami tak perlu membayar ulang biaya membuat paspor. Again the power of blogger membuat masalah menjadi mudah.

Penipuan Berkedok Kartu Kredit

Permasalahan ini dialami temanku, lalu aku mendatangi kantor penipu ini dan meminta baik-baik supaya mereka mengembalikan dana yang sudah di transfer temanku. Biasanya aku menulis dulu baru masalah beres, nah untuk kasus ini justru aku belum menulis namun mereka sudah bersedia mengembalikan dana temanku. Caranya gimana li? Jadi aku mendatangi kantor itu dengan menggunakan atribut ID Card Kompasiana, aku tunjukkan ke mereka kalau tidak ada itikad baik maka akan aku tulis dan semua akan tahu kedok kalian. Ternyata mereka ngehnya itu KOMPAS haha sementara jelas-jelas tulisannya KOMPASIANA. Setelah uang diterima aku tetap menuliskan pengalaman tersebut dan ternyata banyak banget yang mengalami kejadian serupa dan tak seberuntung temanku yang bisa mendapat kembali dana nya.

Keringanan Kartu Kredit Almarhum Adik Ipar

Kasus berikutnya adalah ketidakjelasan tagiahn kartu kredit almarhum adik iparku. Bola balik email dan nelpon ke customer care tapi gak di respon, alhasil solusi pamungkas aku tulis lagi persoalan ini. Ajaib langsung direspon pusat dan aku diminta datang untuk menyelesaikannya, alhamdulillah berkat tulisan itu urusan tagihan kartu kredit almarhum adik ipar bisa selesai. Jadi paham deh kenapa bangsa kita juga menggunakan kekuatan kata-kata dalam memperjuangkan kemerdekaan kita.

Kasus Hotel

Ini juga lucu, aku dan teman kantor menginap di hotel dan satu kamar bermasalah karena ada tungaunya. Komplain langsung sudah diajukan namun mereka gak bersedia mengembalikan pembayaran dengan alasan yang menguntungkan pihak hotel. Alhasil the power of blogger juga yang main, aku tulis pengalaman itu dan sehari kemudian General Manager Hotel langsung meneleponku dan mentransfer pengembalian uang yang telah kami bayarkan.

Ada banyak masalah lain yang bisa aku bereskan dengan menggunakan the power of blogger, kadang malah gak enak sendiri ketika 'mengancam' pihak-pihak terkait dengan kekuatan ini. Namun entah mengapa di Indonesia ini banyak kasus bisa diselesaikan kalau diributin haha, padahal akunya pengen baik-baik saja namun selalu hasilnya tak memuaskan.

Beberapa pihak ada yang meminta tulisan ku dihapus namun aku menolak karena aku yakin apa yang aku tuliskan bukan pencemaran nama baik tetapi sebuah usaha untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan solusi. Karenanya hampir disetiap tulisan tadi aku akan mengupdate hasil akhir supaya orang yang membaca juga tahu akhir dari persoalan tersebut.

So kalau kalian adakah yang sama denganku? Menggunakan power of kepepet buat nyelesaian masalah hidup hehe.

13 Komentar

  1. Mbaaak aku jadi pengen niru haha. Kalo aku kebalikan mbak, ga berani speak up huhu. Mungkin aku harus belajar berani kayak Mbak Uli ya :)

    BalasHapus
  2. Masyaa Allah, menjadi pengalaman yang tak terlupakan pastinya ya mbak Uli. Emang terkadang ada masalah yg harusnya mudah malah jadi rumit ya. Padahal kita maunya selesai baik2

    BalasHapus
  3. ALhamdulillah banyak masalah yang selesai ya Kak Uli.


    Saya pernah, secara tak langsung menuntut hadiah lomba blog berupa laptop. harusnya dapat laptop tapi gak dikasih karena katanya susah dihubungi padahal semua akun medsos terbuka.

    Sekali saya bilang, "Terima kasih, saya tidak akan memaksa tapi saya bukan blogger jika tak menuliskan tentang ini."

    Kejadiannya sudah lama. Tahun 2014 atau 2015, dan hanya hitungan hari, laptop saya dapatkan wkwkwk.

    BalasHapus
  4. kalau wanita paling jago di the power of kepepet, cthnya aku yg selalu lolos ditilang polisi pas nyetir mobil atau suami yg nyetir. Krg lebih sudah 5x lolos tilang di jalanan ibukota wwkwkw

    BalasHapus
  5. Mba uliiii hebat ikh berani nulisinnya. Aku pernah merasakam ketidakadilan banget ama developer kpr rumah aku. Tapi aku nggak berani nulis karena takut dituntut. Bukannya ga berani tpi males takut makin panjang. Takut kayak masalah blogger yang pernah viral itu lho mba dijeblosin penjara hanya karena dia protes tentang apartemennya ke developernya. Padahal dia nulis berserta bukti juga. Tapi nyebelin yang punya uang suka slalu menang.

    BalasHapus
  6. Seru banget pengalamannya, semua masalah bisa diselesaikan dengan nulis. Namun pasti ada faktor keberuntungan juga ya, karena yang lain mencoba eh, nggak semudah itu bisa lolos.

    BalasHapus
  7. Akj juga pernah baca tulisan kak uli tentang pembayaran kartu kredit almarhum yg terus dilakukan oleh pihak bank,semangat terus kak uli untuk misinya the power of blogger

    BalasHapus
  8. Nah, iya, tulisan itu memang luar biasa mengubah dunia. Haha ... banyak hal tak terduga yang didapat ketika menjadi seorang penulis

    BalasHapus
  9. Seru mbak ceritanya, hebatnya the power of blogger

    BalasHapus
  10. Luar biasa ya, kalau aku pernah tuh adik jadi korban fraud di salah satu bank. Dana raib hampir 19 juta. Aku telfon dan adik datangi ke bank mereka lempeng aja, pas aku ancam angkat kasus ini di blog dan portal media online kayak kompasiana, kumparan dll dia langsung gercep dong ngurusin 😅

    BalasHapus
  11. Ngakak bagian nggak jadi ditilang..emang ya emak-emak pasti menang...meski itu lawan polisi..mantap!!

    BalasHapus
  12. waaah mbak mah blogger pemberani. saya kalo kasusnya nyebeljn, gak bs nulisnya. takut keinget2 terus. wkwkw. harusnya ditulis yaa biar keinget masa yg seru2 tp menegangkan

    BalasHapus
  13. Emang ya the power of blogger tuh sakti banget hahaha. Lumayan nih dapat diskon SPP sekolah. Hari gini lumayan banget kan ya.

    Aku belum pernah memanfaatkan ke-blogger-anku nih Mbak. Kayaknya suatu saat harus dimanfaatkan nih. Lumayan nih hehe.

    BalasHapus

Komen ya biar aku tahu kamu mampir