Bertahan Meski Dibenci, Begini Cara Menyikapinya!

Bertahan Meski Dibenci, Begini Cara Menyikapinya!

Husnudzon vs Stoikisme

Husnudzon adalah bahasa Arab sebuah kata yang bermakna prasangka baik lalu kita modernkan menjadi positive thinking dan kalau merujuk teori maka husnudzon ini menyerupai sebuah teori atau filsafat bernama Stoikisme. Sebagai seorang muslim banyak ayat Al-Qur'an yang meminta kami untuk senantiasa berprasangka baik atas apa-apa yang diterima dalam hidup, mengapa? 

Apa itu stoikisme
Stoikisme dan Husnudzon

Hanya dengan prasangka baiklah kita mampu menghalau pikiran jelek, Husnudzon akan membuat kita bersyukur dan berdamai dengan keadaan. Stoikisme sendiri merupakan aliran sebuah filsafat mengajak kita untuk mampu mengontrol emosi negatif dan mensyukuri apa yang kita miliki saat ini. Stoikisme ajaran yang mengajak kepada keseimbangan hidup, stop mengeluh dan berdamai dengan keadaan supaya nggak stres.

Aku pribadi lebih senang menggunakan Husnudzon, prasangka baik kepada setiap hal yang ada dalam hidupku dan aku bisa mencapai tahapan ini tentu sudah melalui berbagai peristiwa sehingga membuat aku yakin bahwa nggak ada gunanya meratapi nasib, nggak ada artinya menyiksa diri dengan hal-hal yang nggak bisa kita ubah. Dengan berprasangka baik memang akan mampu membuat kita santuy menghadapi apapun dan bahkan mudah untuk menemukan solusi karena berpikiran jernih.

Well challenge ODOP kali ini adalah menceritakan contoh apa saja  yang sudah pernah aku lakukan untuk selaras dengan husnudzon dan menurutku kisah yang akan ku ceritakan merupakan contoh yang pas untuk makna stoikisme.

Sejak mampu menerapkan prasangka baik memang hidup terasa lebih mudah dan nyaman, jadi kalau ada yang bilang kunci kebahagiaan itu bukan pada materi ada benarnya. Janji Allah juga ketika ummatNYA mampu bersyukur maka akan ditambahkan nikmat, so se seimple itu menjalani hidup bersyukur langsung dapat bonus hehe.

Dibenci Wali Kelas

Aku kerap berpindah sekolah dikarenakan Papa yang pindah tugas, otomatis sekolah juga pindah-pindah. Suatu saat aku pindah ke sebuah kota K which is sebelumnya aku bersekolah di kota P. Kota P memang jauh dari Ibu Kota Provinsi namun di sana pendidikan termasuk terbaik, sedangkan Kota K dekat dengan Ibu Kota Provinsi tapi urusan pendidikan kalah dengan kota P.

Setelah berkenalan hari itu kami lanjut belajar dan betapa kagetnya aku mendapati apa yang dipelajari adalah hal yang sudah aku pelajari di kota P semester sebelumnya, hal ini membuat aku bersemangat karena jelas aku sudah tahu semua jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru. 

Kenyataannya aku malah dibenci karena dianggap sok tahu, Wali Kelas ku kebetulan mengajar mata pelajaran Kimia, sementara di kota P guru Kimia kami guru killer jadi tabel periodik unsur kimia yang banyak itu sudah di luar kepala kami, ketokan beliau tak boleh terhenti karena ada yang tak bisa menjawab yah alhasil semua siswa hapal semuanya. Sementara di kota K gurunya baik dan seperti tak ada keharusan mampu menghapalkan di luar kepala, alhasil belum selesai ucapan beliau aku sudah paham apa jawabannya.

Setiap beliau mengajar tatapannya jelas menunjukkan ketaksukaan, aku dibenci! Sejak itu aku berusaha diam, seolah aku tak tahu apa yang diajarkannya, seolah aku baru pertama kali mendapatkan bab pengetahuam tersebut. Lantas aku menyikapinya dengan positif "oh ini supaya aku istirahat semester ini, nggak usah memeras otak toh sebelumnya aku sudah dipaksa menghapalkan semuanya". Aku seperti merasakan keseimbangan hidup, dan Guruku seolah memahami juga caranya yang salah membenci muridnya, long short story hubunganku dengan Wali Kelas semakin akrab dan bahkan aku dianggap murid kesayangan.

Dibenci Atasan

Setelah bekerja kesekian kalinya punya atasan akhirnya aku merasakan juga punya atasan yang membenciku, namun aku sudah paham banget hidup itu harus seimbang so ketika mengetahui hal ini aku cuman bilang ke diriku "it's ok 9 atasan mu dulu mashaallah sayangnya samamu, kini dapat 1 atasan yang luar biasa maka ini juga dari Allah "yah masak hepi terus sih li".

Dengan berprasangka baik aku bisa memahami mengapa atasnku membenciku, dan ternyata sikap biasanya aku ini semakin membuat atasanku uring-uringan "kok dia santai aja padahal aku benci sama dia" begitu ucapnya kepada kolegaku. Aku hanya mendoa'kannya "ya rab sentuhlah hatinya, lembutkan hatinya" sampai tiba masanya atasanku mengagumi seorang ustadz dan pada akhir berefek kepada ku, dia sudah tak membenci seperti dahulu bahkan kala ucapan lebaran tiba dia adalah orang pertama yang mengirimkan permohonan maaf, seolah dia paham bahwa selama ini dia salah. Prasangka baik kerap menyelamatkan kita dari perbuatan yang ingin menyakiti orang lain.

Dibenci Teman Kerja

Nah ada lagi kejadian aku dibenci teman kerja hanya karena gaji ku paling tinggi. Karena terbiasa menyikapi hal negatif dengan positif, aku langsung bisa memakluminya "yah wajarlah mereka benci, mereka karyawan lama eh gajinya kecil". Aku sih cuek saja karena memang tak pernah bergantung apa-apa ke mereka, pada akhirnya mereka baik kepada ku karena gajiku yang tinggi ini jadi acuan untuk menaikkan gaji mereka.

Begitulah hidup, ada hal yang tak kau suka bisa jadi itu adalah baik untukmu. Sebaliknya juga demikian hal yang kita suka bisa jadi memang tak baik untuk kita maka Allah pendingkan supaya kita mendapatkan yang terbaik.

Bila sudah bisa berprasangka baik percayalah nggak ada hal buruk yang kita dapatkan, dengan husnudzon sering kali aku bisa memahami mengapa seseorang berbuat jahat, dengan positive thinking aku bisa santuy menghadapi kejadian di luar ekpektasi.

Contoh lain ketika rumahku banjir, aku hanya bisa melihat bahwa musibah ini baik untukku  mengapa? karena ada cuti khusus banjir selama 2 hari artinya aku punya waktu lebih bersama anak-anak. Namun demikian tetap aku cari solusi biar bisa terhindar dari banjir, gak enaknya nih karena menjalani aliran Stoikisme aku merasa hidup nggak ada tantangannya karena aku merasa semua baik-baik saja dan semua hal adalah hal baik hehe.

 


0 Komentar

Komen ya biar aku tahu kamu mampir