Pentingkah Mandiri Sejak Dini ?

Pentingkah Mandiri Sejak Dini ?

Bukan untuk berdebat, bukan untuk pembenaran. Tulisan ini hanya pandangan ku pribadi dari apa yang ku terima selama ini, so kalau cerita nya berbeda dengan milik kalian silahkan di ulas juga jadi kita bisa saling melengkapi. Karena setiap Ibu punya keputusan terbaik untuk setiap keadaan yang dimilikinya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Mandiri ? Seorang teman mengeluh karena anak remaja nya begitu manja, tak bisa melakukan apapun bahkan sekedar mengisi kembali teko minum yang kosong. Atau seorang teman terperangah melihat anak lain yang seusia anaknya masih dibantu menggunakan kaos kaki dan sepatu. Keduanya bercerita kepada ku lantas aku balik mengernyitkan dahi "so what ?" Apa yang salah ?

Aku di besarkan seorang Ibu yang enggak bekerja, semua waktunya di dedikasi kan beliau untuk mengurus suami dan enam anak nya. Di rumah ada 3 asisten yang membantu mamak untuk menyelesaikan kerjaan rumah tangga. Namun meski memiliki 3 asisten tak sekalipun aku melihat mamak leyeh-leyeh menonton televisi, pokoknya mamak bilang "ART itu tugasnya hanya membantu dan semua finishing adalah tanggung jawab si pemilik". Saking banyaknya asisten maka secara otomatis kami sejak kecil enggak pernah melakukan kegiatan pekerjaan rumah tangga. Pagi dibangunkan, dimandikan, di pakein baju sampai kami sendiri yang meminta untuk berpakaian sendiri. Pun begitu dengan pakaian seragam, bermain semuanya tinggal pakai.

Pixabay.com


Keadaan sedikit berbeda dengan adik bungsu ku, mamak sudah berusia 41 tahun kala itu sehingga ada kesan lebih memanjakan adikku,padahal mungkin karena memang energi nya sudah tidak seperti dulu. Si bungsu ini berbadan bongsor sehingga untuk memakai kaos kaki pun selalu dipasangkan sampai dia SMA. Sewaktu sekolah TK sampai selesai TK ya ditemanin sama asisten di dalam kelas. Pandangan saudara, tetangga terhadap kami ? Jelas dicap anak manja, enggak mandiri. Tapi kami merasa kami tidak menjadi anak manja, semuanya memang sudah berjalan begitu. Bangun tidur pakaian sudah disediakan, sepatu, kaos kaki sudah ada, makanan dan minuman sudah tinggal santap di meja. Pun begitu ketika berangkat dan pulang sekolah papa sudah standby untuk kami. Intinya kami begitu karena mamak sudah menghandle semuanya.


Mamak tipe Ibu yang membebaskan kami mau ngapain aja, pinta nya hanya "kalian harus rangking" dengan cara masing-masing. Mau nonton TV silahkan, mau baca buku komik silahkan, mau les silahkan, mau minta beli mainan apa aja asal mamak ada uang dibeliin. Urusan ganti tas, baju sekolah dan sepatu setiap kenaikan kelas pasti diberi meski tas lama masih bagus. Urusan baju baru hanya setahun sekali ya pas lebaran. So enggak ada batasan yang yang harus kami langgar karena mamak tidak pernah membuat batasan itu.

Kini aku sudah menjadi Ibu dari dua orang anak balita, tentu aku menjelma seperti Ibu ku "kalau aku dulu begitu dilayani dan disayangi maka anak-anakku pun demikian". Dan aku lebih percaya kepada pola asuh kuno ala mamak karena sudah melihat hasilnya pada diri kami sendiri, sementara pola asuh modern aku belum bisa melihat hasilnya disekitar lingkungan ku.

Tentang Makan


Metode kuno saja, anak-anak aku suapin, aku gendong kalau lagi pengen makan sambil di gendong, aku kejar kalau lagi pengen makan sambil bermain, aku rayu kalau makannya lagi malas. Saat ini keduanya sudah tak mau disupain, mereka keukeuh bilang "aku aja, aku aja". Kegiatan menyuapi mereka adalah bonding yang aku harapkan bisa melekat pada mereka. Sebagai Ibu bekerja yang menitipkan anak-anak di daycare maka menyuapi mereka adalah hal yang membahagiakan bagiku, enggak bakalan lama toh sekarang aja Kanda 4 tahun sudah minta makan sendiri.

Tentang Mandi dan Berpakaian


Aku mandikan mereka, menggosok badan mereka tanpa ada instruksi apapun, sampai hari ini ? Keduanya sudah request "aku mandi sendili aja", aku udah gede. Urusan berpakaian pun demikian aku pilihkan, aku kenakan dan usia Kanda 4 tahun ternyata dia mulai ingin melakukannya sendiri, adiknya kadang meniru tapi balik lagi mami nya kerja jadi selalu rayu anak-anak untuk dibantu saja biar mami enggak telat ya nak hehe

Tentang Gadget


Sama seperti mamak, tak ada batasan keduanya bermain gadget 20 menit sebelum aku berangkat kerja dan 15 menit setelah aku tiba di rumah. Ketika aku harus berangkat keduanya dengan suka rela menyerahkan gadget nya ketika jam tidur tiba keduanya juga mematikan gadget nya, tak ada batasan yang perlu mereka lewati.

Indonesia negara yang cukup ramah, dan mandiri sejak dini bagiku belum sepenting negara lain. Di barat iya memang bayi-bayi itu umur sehari juga sudah bobok sendiri, jadi wajar juga diajari makan sendiri karena memang seiring sejalan, di negara kita? let's say di sekitar aku, anak bayi nya diajari makan sendiri lalu tidur masih bareng in my opinion ini membuat acakadut pola asuh.

M A N D I R I


Aku pribadi sampai lulus kuliah enggak bisa masak namun sekarang ? Bisa masak, kuliah adalah kali pertama aku mencuci dan menyetrika baju, namun sekarang ? Mencuci nyetrika sudah lihai. Mengerjakan pekerjaan lainnya pun begitu, menyapu, cuci piring pada akhirnya bisa aku lakukan sendiri, mungkin itulah sebabnya air mata mengalir di pipi mamak ku, doi enggak nyangka anak nya bisa menghandle semuanya.

Adikku si bungsu yang ngedot sampai SD, yang pakai sepatu sampai SMA aja masih dibantu mamak, sekarang? Udah jadi Manager IT , cuci baju sendiri, cari kos sendiri. Empat saudaraku yang lainnya pun begitu, hidup merantau. Kini setiap pulang kampung tetangga bilang begini 'ini anak-anak manjamu semuanya sudah mandiri ya". Dalam hati mamak ku 'lah anak mu mandiri sejak dulu kenapa jadi manja sekarang ?" Diusia senja tetangga malah menjaga cucu, mencuci gosok baju anaknya yang sibuk kerja karena sudah jadi Manager juga.

So mandiri itu batasan artinya memang tergantung masing-masing kita dan buatku saat ini meski aku masih memandikan mereka, meski aku terkadang masih menyuapi mereka tapi dimataku keduanya sangat mandiri dikala aku harus meninggalkan mereka, keduanya mengantarkan ku ke depan dengan senyuman 'ati-ati ami, angan pulang telambat ya'

Jadi ketika temanku curhat, aku cuman bisa bilang 'lihat diriku kurang mandiri apa?' Jadi jangan ukur masa depan anak mu hanya karena dia tak bisa menyapu.

#salamemakmasalalu




10 Komentar

  1. anak2ku masih disuapin juga, mbak. sambil sekali2 disuruh jalanin tugas juga, kayak bantu ngocok telur, siram tanaman. jadinya alhamdulillah secara mental mereka tau kalo ada saatnya manja dan ada saatnya harus ikut bantu2 :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya selalu sisipkan tanpanada instruksi, senyaman nya anak-anak

      Hapus
  2. Saya share cerita saya juga nih:

    Sama kaya adiknya mba, saya dipakein sepatu, disuapin, dimandiin sama si mbak sampe lulus SD :p Baru bisa masak, bersih2 pas kuliah krn jauh dr ortu. Anak pembantu banget pokoknya, bondingnya juga sama si embak hhehe. Setiap anak di rumah ibu saya punya pembantunya sendiri2 :D, jadi saya sama adik2 saya 11-12 lah.

    Tapi karena didikan orangtua saya tadi, akhirnya malah mempersulit saya di kemudian hari. Makanya saya ajarkan anak2 mandiri dari kecil, soalnya saya merasakan gimana gak enaknya keluar dari zona nyaman. Bayangkan, dari yg biasanya dilayani pembantu dan orangtua, lalu harus betul2 mandiri (kuliah di LN dimana semua teman2n saya anak2 super mandiri semua), hmmmm stress banget ini, sampe minta pulang terus walupun harus bayar penalti dari beasiswa yg saya dapat.

    Jadi kalau dari pengalaman saya, mengajarkan anak kemandirian sejak dini gak masalah selama sesuai usianya. Soalnya masih disuapin pas SD/remaja atau masih dipakein sepatu pas gede kayaknya agak gimana gitu :D (saya malu sendiri ingat masa kecil kaya gitu).

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo kami 5 bersaudara SD udah gak disuapin, tp si bungsu sampe SMA, namun mungkin krn melihat kakak2nya jadi udah paham gede bakalan spt kami (mungkin). Iya betul sesuai dengan kemampuan anak, jangan karena mandiri ini anak2 merasa terluka

      Hapus
  3. anakku yang 5 thn juga sudah minta mandi sendiri, tapi tetap masih aku mandikan karena takut mandi nya ga bersih hehehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi iya kita mmg emak2 yg super hihih

      Hapus
  4. anak saya juga sudah bisa makan sendiri diumur 4 tahun, tapi kalau masalah mandi, rasanya diumur segitu kita sebagai orang tua tetep harus mengawasi nya

    BalasHapus
  5. Kalau anak-anak saya mandiri itu udah nalurinya, jadi bukan paksaan. Baru juga bisa jalan mau bantuin masukin baju ke mesin cuci, mau ikut nyapu-nyapu. Saya tinggal iyakan apa yang dimaunya, sambil tetap diawasi apakah berbahaya untuk mereka atau tidak.

    BalasHapus
  6. Dulu saya juga anak manja. Masih disisirin sampai kelas 5 SD dan masih diminumin obat sampai SMP. Ternyata sekarang bisa juga jadi seorang ibu meski nggak setangguh ibu-ibu lain alias masih manja juga. Nggak bisa kalau nggak pakai mbak. Padahal di rumah aja.

    BalasHapus
  7. Iya memang beda-beda Kak hasilnya pada tiap anak. Ada adiknya temanku yang terbiasa dimanja sejak kecil sampai dia punya anak ya yang jagain neneknya. Ada pula yang terbiasa mandiri sejak kecil, sampai sekarang pun masih mandiri. Dan ada juga yang seperti Kak Uli dan adik-adiknya Kak Uli. ^_^

    BalasHapus

Komen ya biar aku tahu kamu mampir